Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-jalan ke Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 2016

24 Oktober 2016   14:50 Diperbarui: 24 Oktober 2016   19:59 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tiga kali berturut-turut saya selalu menonton FKY (Festival Kesenian Yogyakarta). Tapi, menurutku FKY tahun ini sangat kren karena semua kesenian dan kewirausahaan kecil dan menengah sudah terwakili. Ditambah lagi dengan dekorasi, workshop, teater, dan nonton bareng film pendek hasil produksi para sineas muda Yogyakarta menambah kesempurnaan FKY tahun ini.

Sebenarnya saya tidak ada niat ke FKY tahun, karena saya sudah tebak, pasti konsep setiap tahun ini akan sama seperti konsep tahun lalu. Tapi, ketika saya sedang melewati di depan gerbang taman kuliner, Sleman, dimana FKY diadakan tahun ini. Saya melihat desain photo booth di pintu gerbang yang colourful, dan sebuah kerangka bambu yang sangat besar yang berbentuk seperti siput. Saya menjadi tertarik untuk berkunjung ke FKY.

dok pribadi
dok pribadi
Ketika melangkahkan kaki di pintu masuk tempat pameran FKY, saya cuma bisa berkata  “woah..konsep pintu gerbangnya luar biasa, para senimannya luar biasa, menggunakan bambu, dan menambahkannya dengan berbagai lampu yang setiap saat akan berubah.

dok pribadi
dok pribadi
Setelah melalui pintu gerbang, hawa kesenian FKY sudah mulai terasa. Di bagian samping kiri jalan berjejer beraneka ragam poster tumbuhan yang digambar dengan sangat menarik, dan di bawah gambar tumbuhan tertulis berbagai informasi dari kegunaan dari tumbuhan tersebut.

1-2 menit melewati jejeran berbagai poster. Saya belok kiri, kearah stand-stand kerajinan tangan yang berjejeran di sebelah kanan-kiri jalan. Para pengerajin gelang, pakaian, flanel, boneka menawarkan berbagai hasil hasil kerajinan tangannya kepada para pengujung FKY. Harga hasil kerajinan tangan tidak mahal.

Hampir sama dengan harga yang ada diluar Festival. Saya sempat membeli gelang. Harganya hanya 2 sepuluh ribu. Yang saya salutkan para pengerajin di FKY sangat kreatif mendaur ulang berbagai bahan-bahan. Meskipun hasil tangan sendiri. Barang-barang yang dijual sangatlah berkualitas.

dok pribadi
dok pribadi
dok pribadi
dok pribadi
Di ujung stand. Sebuah panggung kecil disediakan untuk para seniman yang ingin menampilkan talentanya. Untuk mengapresiasikan penampilan para seniman yang tampil, para penonton dapat memberikan uang seiklasnya ke sebuah kotak yang sudah ada di depan panggung.

dok pribadi
dok pribadi
Setelah menikmati penampilan seniman di atas panggung kecil. Saya kemudian meneruskan langkah kaki saya ke stand berikutnya. Tapi, pikiran dan perut saya sudah berbeda misi hehehe. Perut saya meminta untuk diisi. Karena tidak bisa kompromi antara perut dan pikiran. Akhirnya, saya memutuskan untuk makan dulu.

Tempat penjualan makan terletak 20 meter dari stand-stand kerajinan tangan. Menaiki 4 anak tangga dan kemudian belok kiri sekitar 15 langkah. Saya menemukan tempat penjual makan. Wah jenis-jenis makanan yang dijual di FKY sangat bervariasi, mulai dari makan kentang, ayam, makan tradisional, jajanan pasar, berbagai minuman dingin, dll. Para penjual makan sangat kreatif dalam menawarkan jualannya. Ada penjual jamur goreng menggunakan konsep, skripsi sambil teriak “makan jamur goreng…skripsi akan cepat selesai”. Saya menjatuhkan pilihan saya ke jajanan pasar, ditambah dengan es dawet.

Semua sumber foto : dok pribadi
Semua sumber foto : dok pribadi
dok pribadi
dok pribadi
dok pribadi
dok pribadi
Setelah berkeliling dan menikmati jajanan pasar selama kurang lebih 20 menit. Saya berencana kembali  ke stand-stand kerajinan tangan. Setelah melewati tangga yang berjumlah 4 anak tangga. Rencana saya berubah. Di sebelah kanan jalan. Saya melihat beberapa orang sedang berkumpul membentuk sebuah lingkaran besar. Karena penasaran dengan yang mereka lakukan, saya memutuskan untuk tidak kembali ke stand-stand kerajinan tangan kembali. Dan pergi ke arah kumpulan orang tersebut.

Secara sekilas saya melihat seorang mahasiswa berambut gondrong dari ISI (Institut Seni Indonesia) menjelaskan kepada para peserta workshop tentang mengatur degradasi warna, memblok, dll. Tidak lama kemudian. Para peserta worksop mengambar di atas sebuah kain. Sebelum mewarnai. Mereka mengskate gambar yang ingin diwarnai dengan pinsil. Kemudian, baru menggambarnya dengan arkrilik. Diantara para peserta workshop ada juga 2 orang bule dan satu orang India atau Bangladesh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun