Maka tak kenal, maka tak sayang. Begitu juga dalam menyelesaikan masalah mengenai kesehatan reproduksi dan mental remaja Indonesia harus terlebih dahulu tahu kenal akar permasalahannya. Baru kemudian akan tahu cara penyelesainnya.
Sekitar 3 tahun yang lalu, saya sudah mulai mengenal lebih dalam tentang permasalahan remaja dengan menjadi kakak pendamping bagi remaja di sebuah komunitas di Yogyakarta. Setiap kakak pendamping setidaknya mendampingi 3-5 remaja. Setiap tahun biasanya kakak pendamping mempunyai anak-anak dampingan yang berbeda-beda.
1. Masalah Pacaran
Para remaja yang saya dampingi (13-14 tahun) baik itu laki-laki maupun perempuan sudah mulai naksir dengan lawan jenisnya. Para remaja perempuan lebih banyak membicarakan tentang cowok yang mereka taksir. Terkadang juga mulai membicarakan tentang first kissing dengan lawan jenis. Salah satu pertanyaan yang saya sering dengar dari mereka adalah “kamu sudah first kissingbelum dengan si A atau si B?”, “Kamu pernah nonton dengan si A di bioskop XXI atau belum?”. Pertanyaan-pertanyaan semacam itulah yang sering saya sering dengar dari remaja dampingan saya.
2. Pornografi
Sampai kapanpun masalah pornografi tidak bisa lepas dari kehidupan remaja. Itulah yang dialami oleh beberapa para remaja yang saya damping selama ini. Ketika mereka ngobrol dengan temannya. Mereka terkadang membicarakan masalah pornografi. Tentang film blue ini sangat bagus atau pemain smack down cewek ini sangat seksi atau payu daranya sangat besar.
Terkadang mereka juga membicarakan tentang masalah alamat situs tentang alamat website yang bebas bisa diakses oleh siapapun. Dan Kebiasaan yang sama juga sering saya dengar dari obrolan dengan anak-anak didik saya. Selain itu juga mereka tahu satu sama lain beberapa layanan TV kabel yang acaranya agak sedikit berbau pornografi.
Sekitar tahun 2005 yang lalu, beberapa stasiun TV yang menjadi menjadi rujukan remaja untuk melihat film pornografi adalah TV5 (Prancis) atau ingin menonton cewek-cewek seksi dapat dengan menonton Fashion TV.
3. Bullying
Masalah yang satu ini juga hampir sama dengan pornografi tidak bisa terlepas dari kenakalan remaja Indonesia semenjak dulu. Biasanya bullying yang sering terjadi ditengah anak-anak pada saat ini adalah menyangkut fisik. Baik itu ukuran tubuhnya yang pendek, kulitnya yang hitam, rambutnya yang keriting atau ikal, maupun wajah yang tidak tampan.