“Uang bulanan saya Rp. 600.000 dek”. “Akhh saya tidak percaya bang. Saya sangka uang bulanan bang Iwan sekitar 1-1,5 juta”. “Ia dek benar, malah orangtua abang sudah mengirimkan uang bulan sekecil itu semenjak saya kuliah D-3 (2010) di Salatiga sampai kuliah S-1 Sastra Inggris (2013) di Yogyakarta. Biasanya sebelum uang kiriman datang dek.
Saya sudah merinci jenis pengeluaran dalam satu bulan. Sehingga saat uang sudah di kiriman, saya bisa belanjakan sesuai dengan rincian tersebut. Seandainya saya tidak merinci pengeluaran dalam sebulan. Bisa-bisa saya menggunakan uang bulanan kiriman orangtua untuk membeli pakaian, makanan. Jika itu terjadi dek. Selama satu bulan kedepan saya tidak bisa makan”. Itulah awal pembicaraan saya dengan seorang mahasiswa baru tahun lalu.
Dari ekpresi wajahnya kelihatannya ia tidak percaya dengan nominal uang bulanan saya yang sekecil itu. Lalu, saya menunjukkan kepadanya rincian pengeluaran saya setiap bulannya. “Ini dek rincian pengeluaran saya”(sambil menunjukkan sebuah tabel pengeluaran, yang saya tempel di dinding kamar kos).
“Setiap bulan pengeluaran saya dek, jika ditotalkan sekitar Rp. 542.000. Saya masih bisa menabung sebesar Rp. 68.000 setiap bulannya dari hasil kiriman orangtua. Dalam 5 tahun, saya sudah menabung sekitar 3, 5 juta. Sayang sebagian uang tabungan saya sudah dipergunakan untuk membiayai uang masuk S-1 saya”. “Wah luar biasa Bang, tapi gimana caranya abang mengatur pengeluaran setiap bulan?. Saya saja baru 2 bulan di sini. Baru tanggal 24 sudah hubungi orangtua, untuk kirim uang”. Saya menjelasin kepadanya. “Begini dek, saya ada beberapa tips yang sudah saya lakukan semenjak 5 tahun lalu yaitu :
Konsiten
Untuk bisa meminimalisir pengeluaran setiap bulannya harus bisa konsisten. Saya jadi ingat setiap tahun ajaran baru pada saat saya kuliah di Salatiga. Pasti ada saja mahasiswa baru yang satu kos dengan saya. Dari curhatan mereka. Saya selalu mendegar “Bang saya akan irit menggunakan uang kiriman orangtua. Kasihan orangtua di kampung sana yang banting tulang demi kuliah saya”.
Saya sih manut-manut saja mendengarkan curahan hati mereka hehehe. 3-4 bulan setelah mulai kuliah, komitmen untuk bisa irit mulai terkikis. Yang sebelum mulai kuliah mengatakan “Bang supanya irit saya akan masak nasi di kost”. Tetapi kenyataannya malah setiap hari beli makan diluar. Akibatnya baru tanggal 22 sudah meminjam uang ke teman kost.
Untuk bisa kosisten dengan pengeluaran yang sudah direncanakan sejak awal bulan terkadang susah-susah gampang dek. Tetapi meskipun demikian harus bisa. Daripada harus meminjam ke teman. Kemudian bulan depan harus bayar lagi. Beberapa hari kemudian harus minjam uang lagi. Begitu secara terus menerus.
Contoh nyatanya yang sering saya lakukan untuk konsisten dalam pengeluaran. Pada saat teman mengajak untuk nongkrong di café atau warung makan. Saya tetap ikut dengan mereka. Tetapi saat memesan makanan. Saya katakan saja dengan jujur “maaf saya sudah makan di kost tadi”. Kemudian saya timpalin dengan kata-kata “Santai saja ngak usah sungkan-sungkan untuk makan”. Setelah itu. Mereka tidak menanyakan lagi. Karena sudah mengerti keadaan saya.
Tanpa harus makan juga. Tidak akan merusak persahabatan selama ini yang sudah kami bangun. Begitu juga saat saya ada perasaan ingin makan enak. Seandainya saya tetap ikut dengan teman-teman untuk makan dan minum di café atau rumah makan. Bisa-bisa setelah 10 hari dapat kiriman orangtua. Saya harus meminjam uang, dan bulan depan saya harus memotong uang bulanan saya untuk mengembalikan uang pinjaman.
Bijak Dalam Membelanjakan Kiriman Orangtua
Untuk meminimalisir pengeluaran harus bijak. Saat mendapatkan kiriman dari orangtua. Saya kembali membuka rencana pengeluaran bulan saya. Kemudian kebutuhan saya yang bisa bertahan dalam sebulan seperti sabun, beras, sikat gigi, dan deterjen. Semua kebutuhan tersebut, saya membelanjakannya pada awal bulan. Sementara untuk pengeluaran setiap hari seperti uang lauk dan pengeluaran mingguan, fotokopi buku. Saya membagikannya sesuai dengan bagian pengeluaran masing-masing.
Contoh lainnya yang biasa saya lakukan adalah pada saat fotokopi materi kuliah. Saya lebih memilih kertas buram di bandingkan kertas hvs. Karena kertas buram Rp. 90 per lembar, sementara kertas hvs Rp. 125-150 per lembarnya. Jika materi kuliah selama 1 semester sebanyak 200 lembar. Setidaknya saya sudah irit Rp. 7.000-10.000 ribu. Itu sama saya dengan harga 1 kg beras (kebutuhan beras saya selaman 3 hari).
Bijak Dalam Memilih Teman
Saat kuliah D-3 dulu. Saya memilih untuk gabung dengan komunitas yang aktivitasnya berdiskusi tentang buku atau film. Terkadang saat akhir pekan. Kami menyewa sepeda selama 2 jam. Biasanya tempat penyewaan sepeda menyewakan sepeda kepada kami dengan harga Rp. 5.000/2 jam. Coba seandainya saat itu. Saya memilih komunitas yang anggotanya hidup glamor. Setiap hari jalan ke Café, jalan-jalan ke Semarang atau Yogyakarta. Bisa-bisa uang kiriman bulan saya Rp. 600.000 habis dalam 2 hari. Sementara untuk 28 hari kedepan saya tidakk bisa makan.
Belajar saat saya kuliah D-3 dulu. Saat kuliah S-1 di Yogyakarta. Saya memilih bergabung dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) kerohanian. Biasanya kegiatan UKM hanya ibadah setiap hari Jum’at, dan terkadang usaha dana.
Bermimpi
Untuk konsiten dalam pengeluaran setiap bulannya. Harus berani bermimpi. Saya dulu bermimpi setelah lulus D-3. Saya harus melanjut ke S-1 Sastra Inggris. Saya tahu saat itu orangtua tidak sanggup membiayai kuliah S-1. Buru-buru membiayai S-1. Seandainya tidak mendapatkan beasiswa biaya kuliah dari Yayasan, saya tidak bisa melanjut kuliah di Pulau Jawa. Mungkin saya hanya bisa kuliah Universitas Terbuka di kampung. Tetapi dengan pengeluaran yang konsisten dan mimpi untuk ingin melanjut. Saya bisa melanjutkan kuliah S-1 di sebuah PTS (Perguruan Tinggi Swasta) di Yogyakarta.
Kerja Sambilan
Saat saya semester 4. Saya beranikan mengajar bahasa Inggris dan beberapa mata pelajaran yang diajarkan di SD. Tarif saya mengajar untuk mata pelajaran bahasa Inggris tingkat SMA adalah Rp. 125.000/ 8x pertemuan, dan untuk tingkat SMP Rp. 90.000/ 8 pertemuan/ Dalam 1 bulan saya bisa menabung Rp. 200.00 dari hasil mengajar.
Jadi selama 3 tahun setidaknya saya bisa menabung Rp. 2.400.000 plus hasil tabungan saya dari uang kiriman orangtua saya kurang lebih 2 juta. Setidaknya pada saat saya lulus D-3. Saya mempunyai tabungan sebesar 4,4 juta. Uang itulah yang saya pergunakan untuk melanjut ke S1. Kemudian saat saya kuliah S-1. Saya memberanikan diri untuk menerjemahkan beberapa teks bahasa Inggris dan terkadang saya juga jadi tour guide. Setidaknya dengan pekerjaan freelance tersebut. Saya bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp. 200.000- Rp. 400.000 per bulan.
Begitulah kisah liku-liku kehidupanku selama ini dek. Malah dengan menerapkan tips diatas. Saya mendapatkan manfaat positif yaitu:
- Bisa membiayai uang masuk kuliah S-1 Sastra Inggris.
- Bisa menabung setiap bulannya, sampai saat sekarang ini.
- Ada rasa kebanggaan tersendiri bisa menabung.
- Saya optimis menghadapi permasalahan financial untuk hari esok.
Rencana Jangka Panjang
Belajar dari pengalaman pada saat kuliah dulu. Sangatlah perlu mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan untuk hari esok, mulai saat ini. Selain daripada pengalaman saya sendiri. Permasalahan yang sering dihadapi oleh beberapa teman di kantor yang sudah berkeluarga. Yang terkadang suka sharing tentang biaya sekolah anak-anak yang semakin mahal, biaya pemeriksaan kesehatan dan harga obat, dan harga kebutuhan pokok setiap harinya. Membuat saya untuk terus menabung. Selain itu juga beberapa pertimbangan saya untuk terus menabung adalah:
Kesehatan
Bagi saya yang masih umur 24 tahun. Saya mempunyai impian yang sangat tinggi ingin menjadi seorang manager di perusahaan multinasional. Sehingga terkadang untuk meraih mimpi itu. Sekarang ini saya berusaha memberikan kinerja terbaik saya untuk perusahaan. Akibatnya terkadang karena tidur larut malam untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor.
Saya tidak bisa sarapan pagi, karena harus masuk kantor. Terkadang mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Walaupun demikian sampai sekarang ini saya belum mengalami sakit yang cukup serius. Meskipun demikian, saya harus mengikuti perkataan sebuah peribahasa sediakan payung sebelum hujan. Itu sama artinya sediakan investasi tabungan, sebelum jatuh sakit.
Seandainya saya tidak mempersiapkan tabungan kesehatan mulai saat ini. Saat saya sakit kedepan. Saya tidak mempunyai biaya. Akhirnya solusi terakhir saya harus meminjam ke rentenir dengan bunga yang sangat tinggi.
Pendidikan
Sekarang ini usia saya 24 tahun dan saya mempunyai rencana untuk menikah usia 29 tahun. Setidaknya saya mempunyai waktu 5 tahun lagi untuk menginvestasikan gaji saya untuk pendidikan anak-anak kedepan. Setelah saya menikah usia 29 tahun. Saya tentunya mempunyai anak. Setelah anak saya berusia 18 tahun atau 19 tahun.
Ia akan melanjut ke Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta. Jika saya tidak mempersiapkan tabungan pendidikan mulai saat ini. Bisa-bisa anak saya tidak bisa kuliah, karena setiap harinya setelah bekerluarga tentunya akan banyak pengeluaran. Harus membeli beras, cabe, kontrak rumah, beli rumah, dll. Mungkin menabung untuk pendidikan anak adalah opsi terakhir.
Selain faktor pengeluaran yang banyak setelah berkeluarga. Faktor lain yang perlu di pertimbangkan adalah biaya kuliah anak. Biaya kuliah setiap tahunnya. Bukan bertambah turun malah semakin naik. Sebagai bahan pertimbangan. Dibawah ini adalah Uang gedung dan SPP di sebuah PTS berakreditas A di Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.
Oleh karena alasan-alasan tersebut. Saya mencari beberapa asuransi yang menurut saya treck recordnya sudah di akui oleh Organisasi Jasa Keuagan (OJK) Indonesia dan dunia. Setelah mencari beberapa hari. Saya akhirnya menemukan sebuah asuransi yang menurut saya dana investasi saya cukup terjamini yaitu Asuransi Commonlife sebuah asuransi jiwa terbaik di Indonesia. Alasan saya memilih asuransi ini adalah :
Apa Itu Asuransi Commonwealth Life
Commonwealth Life adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa terbaik yang ada di Indonesia. Yang sudah melayani masyarakat Indonesia sejak 2007. Sejak pertama kali asuransi yang saham terbesarnya dimiliki oleh Commonwealth dimiliki oleh Commonwealth Bank of Australia (CBA) Group sebesar 80%, mempunyai visi dan komitmen:
Visi: Menjadi yang terbaik dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan finasial Anda, Bisnis, dan Masyarakat.
Komitmen: Senantiasa memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Nasabah, dengan menyediakan berbagai program perlindungan jiwa yang sekaligus memberikan investasi menguntungkan serta didukung dengan tenaga pemasaran.
Asuransi Commonwealth Life adalah perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keungan. Commonwealth life menawarkan produl asuransi seperti Proteksi, Simpanan dan Investasi dalam program unit link (Investra Link), asuransi jiwa tradisional (Danatra Cendekia, Danatra Sejahtera), perlindungan terhadap tabungan dan kredit). Untuk lebih banyak mengetahui jenis produk yang ditawarkan oleh Commonwealth Life dapat mengunjungi link http://www.commlife.co.id/
Mengapa Harus Memilih Asuransi Commonwealth Life
Dalam memilih pasangan harus diperhatikan profil sang suami/istri, kualitas sang suami/istri. Begitu juga dalam memilih asuransi harus diperhatikan profil asuransinya, pengakuan dari lembaga Internasional dan Nasional. Beberapa alasan saya jatuh hati ke Asuransi Commonwealth Life adalah:
Pengakuan dari lembaga Internasional
Asuransi Commonwealth Life sudah terbukti sebagai tempat investasi aman. Ini dibuktikan dengan beberapa ranting yang dikeluarkan oleh lembaga ranting kepada asuransi Commonwealth Life. Beberapa ranting yang diterima oleh asuransi Commonwealth Life adalah:
• Cologne Re (rating AA+ oleh Standard & Poor's)
• Gen Re (rating AA+ oleh Standard & Poor's)
• Marein (rating A oleh Pefindo)
• MetLife (rating A+ oleh Standard & Poor's)
• Munich (rating AA- oleh Standard & Poor's)
• ReIndo - Reasuransi Indonesia (rating A+ oleh Pefindo
Penghargaan yang diterima oleh Commonwealth Life
Kualitas dari asuransi Commonwealth Life tidak diragukan lagi keberadaannya di Indonesia. Buktinya selain Commonwealth Life mendapatkan ranting yang bagus di tingkat Internasional. Di tingkat Nasional asuransi Commonwealth Life, selama beberapa tahun belakang ini mendapatkan beberapa penghargaan atas kualiatas asuransinya yang bagus. Beberapa penghargaan yang didapat oleh asuransi Commonwealth Life adalah:
Infobank Unit Link Award 2016 atas keberhasilan Perusahaan dalam meraih predikat “Sangat Bagus” dalam rating Unit Link 2015 berdasarkan kinerja Investasi yang gemilang untuk produk Unit Link Commonwealth Life yaitu:
- Investra Balanced Syariah kategori campuran unit link 5 tahun
- CommLink Aggressive Plus Fund kategori saham unit link 3 tahun
- Investra Balanced Syariah kategori campuran unit link 3 tahun
Meraih Penghargaan “Excellent Service Experience Award (ESEAward)” 2016 untuk kategori “Insurance Life and Health”. Dan beberapa penghargaan lainnya.
Salah satu yang saya suka dari Asuransi Commonwealth Life adalah Financial Calculator yang ada di website ini. Setiap yang berkunjung ke website Commowealth Life dapat mencoba Financial Calculator. Cara menggunakan Financial Calculator sangatlah muda. Cukup melengkapi data nama, umur, no telepon dan email.
Setelah semua data dilengkapi. Financial Calculator menawarkan berapa dana investasi yang kita tabung setiap bulannya. Lalu jangkan waktu penarikkan yang kita inginkan. Saya memilih berivestasi 1 juta/bulan, dan berinvestasi selama 5 tahun. Berdarkan hasil hitung financial calculator, saya mendapatkan investasi sampai anak saya usia 18 tahun sebesar 284 juta.
Salah satu produk yang ditawarkan oleh Asuransi Commonwealth Life kepada calon investor adalah Inversira Titatinium. Produk ini mempunyai tujuan untuk masa depan berupa persiapan dana pendidikan bagi putra-putri, persiapan dana di hari tua, atau sebagai akumulasi pertumbuhan dan sekaligus melindungi kekayaan.
Beberapa keunggulan Investra Titanium :
• INVESTRA Titanium menyediakan manfaat lebih dengan memberikan alokasi investasi yang lebih besar sejak polis mulai berlaku
• Manfaat Khusus apabila Tertanggung menderita penyakit yang tidak tersembuhkan (Terminal Ilness) maka 50% dari Uang Pertanggungan akan dibayarkan lebih awal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI