Sejak saat itulah saya mempunyai tekad dan mimpi. Saya tidak ingin anak-anak Pulau Nias sekarang ini. Merasakan apa yang pernah saya alami. Oleh karenanya mulai tahun 2013, saya mulai membulatkan tekat untuk membagikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan kepada anak-anak Nias.Â
Berhubung pada saat itu saya tidak mempunyai penghasilan sendiri. Saya membagikan ilmu pengetahuan yang menurut saya bermanfaat ke anak-anak Nias melalui fanpage ini.
Secara perlan-lahan misi saya untuk membagikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak Nias mulai terbuka jalan. Secara tidak sengaja saya bertemu dengan Mas Prim. Seorang penulis dan pemilik perpustakaan anak di Yogyakarta. Kemudian seiring kami berkomunikasi.Â
Saya menceritakan impian yang saya sedang usahakan untuk membuat anak-anak Nias bisa mendapatkan ilmu pengetahuan melalui buku ke Mas Prim. Dengan tidak banyak berkomentar dan menanyakan tentang panjang lebar tentang impian saya ini. Mas Prim langsung setuju membantu saya. Ia membantu saya  mengirim 100 judul buku anak ke SD Tetehosi Foa, Pulau Nias.
Kemudian pada saat saya liburan ke Nias pada tahun 13 Juli 2014. Saya merelakan uang hampir 1 juta rupiah untuk membawa 200 judul buku untuk anak ke Nias. Setelah saya sampai di Nias. Berhubung kuliah saya belum selesai saat itu. Saya memberikan sebagian buku-buku yang saya bawakan ke Komunitas Kandangbokoe Nias. Sebuah komunitas yang sudah 5 tahun ini konsisten meminjamkan buku-buku ke PAUD yang ada di seluruh Pulau Nias secara gratis.Â
Selain itu juga, saya menyumbang buku-buku tersebut ke Kursus Bahasa Inggris GEA. Sebuah kursus yang terdiri dari siswa/siswi dari berbagai latar belaka
  Â
Impian Saya Kedepan untuk Kampung Halaman Saya.
Setelah saya menetap di Gunungsitoli, Pulau Nias pada akhir tahun ini. Saya mempunyai rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang untuk membuat anak-anak Nias tidak buta akan ilmu pengetahuan, dan empat dari 5 kabupaten di Pulau Nias bisa terlepas dari kategori daerah tertinggal.