Teman saya itu bilang: Coba anda bayangkan, tahun-tahun kemarin sebelum pandemi corona, biasanya berawal pada bulan Maret hingga November, kita disibukkan dengan pegelaran berbagai hajatan atau syukuran. Ada begitu banyak undangan yang datang untuk perkumpulan keluarga dan untuk menghadiri pesta apa saja.Â
Tapi di tahun ini, tahun 2020 sampai dengan saat ini belum ada satu pun undangan yang datang. Otomatis pengeluaran biaya untuk itu tidak ada. Begitu pula upacara adat kematian yang biasanya berlangsung 2 hari 2 malam berubah menjadi 1 x 24 jam sehingga semakin mengurangi atau menekan pengeluaran biaya.Â
Saya menjawab: Ya, memang benar seperti itu. Semoga situasi ini merubah tradisi atau kebiasaan kita yang menghabiskan biaya dan materi dalam jumlah yang sangat besar hanya untuk urusan konsumif semata, lanjutku.
Dalam hal ini, kita tidak mengharapkan corona hadir berkepanjangan di Indonesia meskipun kita pun tidak bisa memprediksi kapan pandemi corona akan berakhir.Â
Namun hikmah dari pandemi corona yang perlu kita petik dan terapkan dalam kehidupan selanjutnya yakni tetap dalam protokol kesehatan meskipun di tengah hajatan atau syukuran dan upacara adat kematian. Karena dengan demikian kesehatan kita akan tetap terjaga, pengeluaran biaya dan materi yang berlebihan untuk urusan konsumtif menjadi berkurang dan waktu atau kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bersifat produktif semakin tersedia. Â Â
SALAM...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H