Hari Raya Paskah pada dasarnya merupakan peristiwa iman yang diperingati dan dirayakan setiap tahun oleh umat Katolik dan umat Kristen guna mengenang peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus.Â
Bagi umat Katolik, rangkaian peristiwa keagamaan ini dimulai sejak Minggu Palma (satu pekan sebelum Hari Raya Paskah) yang mana ketika memasuki Minggu Palma pertanda bahwa umat Katolik telah memasuki Pekan Suci.
Dalam Pekan Suci sendiri terdapat 4 (empat) peristiwa besar yang dikenang dan dirayakan oleh umat Katolik selama 4 (empat) hari berturut – turut yakni :
Hari Kamis yang biasanya dikenal dengan sebutan Hari Kamis Putih, di mana pada Hari Kamis Putih ini umat Katolik mengenang dan memperingati peristiwa malam perjamuan terakhir Tuhan Yesus bersama para murid sebelum akhirnya Ia dikhianati dan diserahkan oleh Yudas Iskariot.Â
Makna terpenting dalam perayaan Kamis Putih adalah Kasih dan Pelayanan yang ditandai dengan peristiwa Yesus mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid-Nya dan peristiwa pembasuhan kaki para murid oleh Tuhan Yesus sendiri.
Hari Jumat yang biasanya dikenal dengan sebutan Hari Jumat Agung. Pada Hari Jumat Agung ini umat Katolik memperingati Kisah Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus di Kayu Salib.Â
Gereja Katolik memperingatinya dengan ibadah Jalan Salib dan Ibadah Sabda pada sore harinya bertepatan dengan saat di mana Yesus wafat di kayu salib pada pukul 15.00.
Hari Sabtu yang biasanya dikenal dengan sebutan Hari Sabtu Alleluya atau Hari Sabtu Suci atau Malam Paskah. Pada Hari Sabtu Alleluya atau Hari Sabtu Suci atau Malam Paskah, umat Katolik mengenang dan memperingati peristiwa Tuhan Yesus bangkit dari alam maut, Yesus mengalahkan kuasa kegelapan dan dosa. Hal ini ditandai dengan upacara cahaya dan lilin bernyala simbol kemuliaan dan harapan baru.
Hari Minggu yang biasanya disebut Hari Minggu Paskah. Pada Hari Minggu Paskah ini umat Katolik merayakan peristiwa kebangkitan Yesus dari alam maut seperti yang tertulis dalam Injil dan Kitab Suci Perjanjian Baru. Hari Minggu Paskah juga dikenal dengan sebutan Minggu Kebangkitan dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus, seperti yang tercatat di dalam keempat Injil Kitab Suci Perjanjian Baru.
Seperti perayaan hari – hari besar keagamaan pada umumnya, Hari Raya Paskah pun setiap tahunnya dirayakan dengan sangat meriah dan dihadiri oleh umat Kristiani di seluruh dunia di gereja masing – masing.Â
Setiap tahun biasanya menjelang perayaan Paskah, umat yang jauh dari kampung halaman akan pulang ke kampung untuk merayakan Paskah bersama keluarganya. Â
Namun perayaan Paskah tahun ini benar – benar berbeda dari tahun – tahun sebelumnya. Umat yang berada jauh dari kampung entah karena studi atau pun bekerja di luar daerah dihimbau untuk tidak pulang kampung.Â
Bahkan perayaan Paskah pun dilangsungkan tanpa kehadiran umat di gereja – gereja. Perayaan Paskah online pun ditempuh untuk mengobati kerinduan umat Kristiani. Bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia.Â
Umat Kristiani hanya bisa mengikuti misa atau ibadah melalui media online atau live streaming atau siaran televisi. Itulah suasana perayaan Paskah di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19. Social distancing, physical distancing, stay home harus dilaksanakan demi mencegah penyebaran COVID-19 makin meluas.
Kenyataan ini sudah mulai dirasakan sejak masa tobat atau masa APP (Aksi Puasa Pembangunan) tahun 2020 yakni masa persiapan batin sebelum merayakan Pesta Paskah yang biasanya diisi dengan puasa, doa dan amal.Â
Akibatnya ada sebagian umat Katolik tidak dapat melakukan pengakuan dosa dan menerima sakramen tobat agar memperoleh pengampunan sehingga layak untuk merayakan Paskah Kristus.Â
Menyadari hal ini, para uskup dan imam memberikan absolusi umum agar umat Kristiani menerima pengampunan dosa dan layak merayakan Paskah Kristus. Semua ini akibat ulah musuh misterius bernama COVID-19.
Perayaan Paskah di tengah badai CORONA, antara sukacita dan dukacita, antara sedih dan gembira. Kita (umat Kristiani) merasakan sukacita dan gembira secara iman karena Kristus telah menang atas maut, Kristus telah menyelamatkan kita dari kuasa kegelapan dan dosa, Kristus telah bangkit Halleluya, kebangkitan Kristus membawa harapan baru bagi kita.
Sukacita dan kegembiraan kita pun dibarengi oleh dukacita dan kesedihan yang mendalam karena tidak dapat mengikuti perayaan Paskah di gereja dan tidak dapat menyambut Tubuh Tuhan atau menerima Komuni Kudus.
Tentu kita rindu untuk merayakan ekaristi bersama di Gereja dan menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Namun kita pun harus mentaati himbauan pemerintah dan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh lembaga – lembaga kesehatan demi mencegah penyebaran COVID-19.Â
Dengan mentaati himbauan dan protokol kesehatan dari pemerintah, kita turut menyelamatkan kehidupan diri sendiri, keluarga dan sesama di sekitar kita dan manusia di muka bumi umumnya.Â
Perayaan Paskah di tengah kecemasan dan ketakutan akan ganasnya COVID-19 yang menerjang, meluluhlantahkan dan menelan korban jiwa jutaan umat manusia di muka bumi. Bumi seakan kosong dan tak berpenghuni.
Perayaan Paskah tahun ini benar – benar beda dari tahun – tahun sebelumnya. Walaupun demikian, semoga iman kita tidak surut. Sebaliknya peristiwa ini semakin mendekatkan kita kepada Tuhan yang kita imani dan semakin menguatkan kita agar mampu memikul salib kehidupan kita yang jauh lebih ringan dari Salib Tuhan Yesus sehingga pada saatnya kita pun dibangkitkan bersama Kristus.Â
Meskipun sedemikian ganasnya, semoga COVID-19 tidak sampai meluluhlantahkan iman kita juga. Sehingga ketika saatnya tiba, Tuhan mendapati kita dalam keadaan terjaga iman kita.
SELAMAT PESTA PASKAH TAHUN 2020...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H