Maluku mendorong kerja sama pembangunan di Belanda
Sekelompok delegasi dari Maluku mengadakan forum bisnis di KBRI Den Haag  Belanda  mempromosikan peluang kerjasama dalam pembangunan infrastruktur di kota provinsi Ambon dan di provinsi tersebut
Selain mendorong pembangunan infrastruktur para delegasi juga mendorong kerja sama dengan investor Belanda di sektor pengelolaan air dan energi terbarukan
Hadir dalam pertemuan yang disebut Forum Infrastruktur Maluku beberapa investor Belanda di bidang pengelolaan air dan energi terbarukan perwakilan dari Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Hidup  Kemitraan Air Belanda  dan berbagai lembaga terkait lainnya di tanah air
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Ambon Richard Louhannapessy menandatangani dua Letter of Intent (LoI) kerjasama penghematan dan penyimpanan energi serta pengembangan energi terbarukan antara kota Ambon, Nextra Technologies, dan Engeldot International BV
Duta Besar RI untuk Belanda  I Gusti Agung Wesaka Puja  menyatakan kedua LoI tersebut merupakan kerjasama untuk mendukung rencana pembangunan ekonomi Maluku
Menurutnya  pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah Indonesia, khususnya di wilayah timur  termasuk Provinsi Maluku
Proyek infrastruktur lain yang digalakkan dalam Forum Infrastruktur Maluku adalah infrastruktur air bersih  penanggulangan banjir  infrastruktur pelabuhan laut perikanan terpadu  dan pengembangan Ambon Waterfront City  Ambon layak dikembangkan menjadi kota tepi laut karena merupakan kota pesisir yang tidak hanya dikelilingi oleh pantai yang indah tetapi juga pegunungan yang indah dan teluk yang fantastis.
Selain melakukan forum bisnis delegasi dari Maluku juga akan menyelenggarakan malam budaya pada 2 September 2017 di kota Barneveld, Belanda, untuk mempromosikan seni budaya dan pariwisata lokal
Malam budaya di Barneveld ini juga sejalan dengan upaya pemerintah kota Ambon untuk memperkenalkan kota Ambon tidak hanya sebagai waterfront city tetapi juga sebagai kota musik
Oleh karena itu, konferensi musik yang dijadwalkan berlangsung pada 9 hingga 12 Oktober 2017 di Ambon dianggap sebagai peristiwa penting untuk mengantarkan pusat pemerintahan provinsi Maluku menjadi kota musik internasional
 Konferensi ini diharapkan dapat merumuskan musik di Indonesia, sekaligus upaya mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia
Louhenapessy mengatakan bahwa konferensi tersebut akan dihadiri oleh musisi terkemuka yang akan membahas topik musik di Indonesia Acara ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan Ambon sebagai kota musik internasional
Dalam upaya menjadikan Ambon sebagai kota musik internasional Louhenapessy menyatakan pihaknya dan tim konsultan Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) Indonesia telah menyiapkan rencana aksi setelah melalui beberapa tahapan konsultasi dan diskusi dengan pemangku kepentingan  komunitas musisi dan seniman di kota Ambon  serta pelaku bisnis seni
Walikota Ambon menjelaskan  rencana aksi tersebut terbagi dalam lima pilar, yakni musisi dan komunitas  infrastruktur proses pembelajaran pengembangan industri  dan nilai sosial budaya
Kami berharap konferensi musik dan rencana aksi tersebut dapat didukung oleh berbagai pihak  sehingga upaya mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia dapat berjalan dengan baik tegas Louhenapessy di Ambon baru-baru ini
Konferensi musik ini akan mendahului Festival Acapella internasional  atau "Acapella di Kota", dari 26 hingga 28 Oktober di kota Ambon
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Henry Sopacua mencatat  festival bertaraf internasional yang digelar sebagai bagian dari upaya mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia merupakan agenda wisata tahunan di tahun 2017 berupa pagelaran seni musik bertajuk International Acapella Festival kata Sopacua
Menurut Sopacua, keunikan perhelatan musik tahun ini adalah digelar di tepi pantai untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke Ambon
Kota Ambon di provinsi Maluku terkenal sebagai pusat penyanyi paling populer di Indonesia  dan karenanya disebut kota musik
Sopacua mencatat sejauh ini dua negara, termasuk Jerman dan Filipina, telah memastikan keikutsertaannya dalam International Acapella Festival di Ambon
Diharapkan beberapa negara lain bisa mengikuti festival ini karena pendaftaran gratis masih dibuka hingga pertengahan Oktober  kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ambon
 Dia menilai  festival tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan Ambon sebagai kota musik internasional di Indonesia
Sejak Ambon dideklarasikan sebagai kota musik berbagai upaya dilakukan untuk mendorong para musisi lokal menciptakan karya yang lebih baik lagi. Musik adalah media pemersatu, yang mampu menembus sekat-sekat perbedaan
Oleh karena itu  sangat penting dalam membangun persaudaraan sejati dan perdamaian di Ambon dan Maluku pada umumnya  Karenanya BeKraf juga optimis Ambon menjadi kota musik dunia  sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh United Nations Educational  Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
BeKraf bersama kementerian dan lembaga terkait siap membantu Ambon menjadi kota musik internasional kata Deputi Hak Kekayaan Intelektual BeKraf Ari Juliano Gema di Ambon beberapa waktu lalu
UNESCO telah menetapkan tujuh syarat yang harus dipenuhi Ambon untuk menjadi kota musik dunia, antara lain kemampuan melatih sumber daya manusia, gedung pertunjukan seni, studio rekaman, dan sekolah musik
Namun Gema mencatat bahwa BeKraf bersama kementerian dan lembaga terkait siap membantu Ambon untuk menjadikannya kota musik internasional dan berupaya memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh UNESCO
Dia mengatakan, BeKraf sedang menyusun peta jalan bersama dengan pemerintah kota Ambon dan lembaga lainnya untuk memenuhi semua persyaratan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H