Topik kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan kita, terutama saat ini. Seseorang yang memiliki comorbid akan semakin beresiko untuk meninggal akibat virus Covid-19. Dan tubuh kita adalah satu kesatuan yang memberikan dampak kesehatan, termasuk bagian gigi dan mulut.
Jika dalam edisi sebelumnya telah dibahas kesehatan rokok terhadap tubuh secara umum, kali ini saya akan membahas dampak rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut: dari sekedar perubahan warna pada gigi hingga kanker mulut.
Dampak Rokok Terhadap Kesehatan Gigi & Mulut
1. Gigi jadi berubah warna (stain)
Pada perokok akan muncul stain, yaitu garis yang berwarna hitam yang muncul dipinggir-pinggir gusi karena bahan tar dari rokok menempel ke gigi. Stain akan menyebabkan gigi berubah warna menjadi lebih gelap. Selain itu, stain menyebabkan sisa-sisa makanan dan bakteri jahat mudah menempel ke gigi sehingga dapat menyebabkan karang gigi (penjelasan mengenai karang gigi dapat dilihat disini). Selain karena rokok, gigi kuning juga bisa disebabkan oleh minuman seperti kopi dan teh (penyebab gigi kuning bisa dilihat disini).
2. Gigi Menjadi Terkikis
Pada perokok gigi akan terkikis pada bagian gigi yang digunakan untuk menggigit pipa rokok. Jika gigi terkikis, akibatnya gigi perokok akan menjadi lebih sensitif dan mungkin gigi terkikis hingga mencapai syaraf gigi. Gigi yang terkikis juga nanti akan mengganggu saat makan karena gigi tidak dapat mengunyah dengan baik.
3. Produksi Air Liur Berkurang
Produksi air liur pada perokok lebih sedikit dibandingkan non perokok. Padahal air liur memiliki manfaat untuk kesehatan rongga mulu. Air liur dapat mengurangi resiko gigi berlubang. Selain itu, air liur mengandung antimikroba sehingga dapat melindungi rongga mulut dari kuman-kuman jahat. Jika produksi air liur turun, maka jumlah kuman-kuman jahat di rongga mulut akan bertambah sehingga rongga mulut jadi rentan terkena berbagai penyakit. Mulut juga jadi terasa kering sehingga menelan dan berbicara tidak akan terasa nyaman.
4. Bau mulut
Setelah diteliti, bau mulut perokok ternyata lebih buruk dibandingkan non perokok. Baik rokok tembakau yang ada asap maupun yang tanpa asap sama-sama menyebabkan bau mulut (halitosis).
5. Gusi bengkak dan Turun
Karang gigi menjadi mudah menempel ke gusi dan gigi, menyebabkan gusi mengalami inflamasi dan bengkak (gingivitis). Karang gigi juga membuat makanan lebih mudah menempel ke gusi dan gigi. Jika karang gigi tidak dibersihkan, maka inflamasi akan menyebar ke daerah sekitar gusi dan menyebabkan tulang penyangga gigi dan gusi turun (periodontitis). Dibawah ini adalah gambaran keadaan mulut seseorang dengan penumpukan karang gigi (gambar 3) dan setelah dilakukan pembersihan karang gigi (gambar 4). Pada gambar 4 barulah terlihat kondisi gusi seseorang sesungguhnya, yaitu telah gusinya telah turun.
6. Gusi, Langit-langit Mulut, dan Lidah Menjadi Hitam
Hampir seperempat dari total perokok tembakau akan memiliki gusi dan langit-langit mulut yang lebih hitam. Gusi menjadi hitam karena produksi melanin, yaitu zat yang memerikan warna gelap ke tubuh, bertambah pada perokok. Sedangkan pada lidah, warna hitam disebabkan oleh jaringan lidah yang memanjang yang membentuk seperti rambut.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan bahwa keadaan-keadaan diatas bukan penyakit ganas. Tapi warna gusi dan langit-langit mulut biasanya akan kembali normal bila berhenti merokok. Warna hitam di lidah juga dapat diatasi dengan rajin menyikat lidah.
7. Muncul Bintik Merah pada Langit-langit Mulut
Rasa nikmat saat menghisap rokok rupa-rupanya membuat isi mulutmu "kepanasan". Bahan kimia dan hawa panas dari rokok menyebabkan kelenjar air liut mengalami inflamasi, sehingga muncul bitnik-bintik merah di daerah mulut yang terkena rokok. Langit-langit mulut bisa kembali normal bila berhenti merokok.
8. Muncul Tanda-Tanda Penyakit Ganas di Mulut
Kanker mulut paling sering terjadi adalah karsinoma sel sekuamosa (KSS). Bentuk KSS seperti sariawan yang berwarna merah atau putih (gambar 6), dan “sariawan” ini ga kunjung hilang hingga 2 minggu atau lebih. Bahkan “sariawan” ini umumnya tidak bergejala. KSS paling sering disebabkan oleh konsumsi rokok dan alkohol. Jika KSS tidak segera ditangani, maka sel kanker KSS bisa menyebar kebagian tubuh lainnya.
Maka dianjurkan untuk melakukan general check-up ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutmu.
Jadi, masih mau lanjut merokok?
Daftar Pustaka
American Dental Association. Tobacco Use and Cessation. Retrieved 11 March 2021.
Mirbod, S. M. & Ahing, S.I. (2000). Tobacco-Associated Lesions of the Oral Cavity: Part I. Nonmalignant Lesions. J Can Dent Assoc 2000; 66:252-6.
Mirbod, S. M. & Ahing, S.I. (2000). Tobacco-Associated Lesions of the Oral Cavity: Part II. Malignant Lesions. J Can Dent Assoc 2000; 66:308-11.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H