Pernah ke Tanggedu? Apa itu? Air Terjun di Sumba Timur yang merupakan salah satu spot syuting film Susah Sinyal. Baguuuussss minta ampun!
Akhir April lalu kami berlibur ke Sumba, salah satu spot yang memang sudah diincar adalah Air Terjun Tanggedu. Terus terang saya pribadi terinspirasi dari Film Susah Sinyal (2017) karya Ernest Prakasa yang sebelum tayang di bioskop sempat mempromosikannya ketika menjadi pembicara tamu di salah satu acara di kantor kami OCBC NISP Tower.
Sehari sebelumnya beberapa peserta sempat ragu, bisa ngak ya? Apalagi ada video clip yang menunjukkan sulitnya medan perjalanan ke Tanggedu. Ada bagian yang harus pakai tali untuk menuju ke sana! Tapi, karena penasaran mau melihat keindahannya, kami maju terus!
Perjalanan dari Waingapu ke tempat pemberhentian mobil di salah satu rumah penduduk sekitar 2 jam. Pemandangan di perjalanan sungguh indah. Perbukitan hijau, sungai, langit biru, dan awan putih, ditambah jalan aspal yang mulus sungguh membuat nyaman perjalanan.
Tiba di check point semua langsung foto-foto dulu karena memang pemandangannya indah. Setelah semua siap, mulailah perjalanan yang menantang... langsung berhadapan dengan jalan menurun yang terjal berbatu dan licin karena habis hujan sehari sebelumnya. Kami harus berhati-hati sekali agar tidak terpeleset. Baru sekitar 15 menit 3 orang memutuskan kembali, hatinya ciut melihat jalan berbatu yang memang cukup sulit dilalui dan perlu konsentrasi.
Cukup mengejutkan karena yang menyerah adalah 2 peserta termuda (11 tahun dan 30an tahun) dan 1 tante(umur 60an) dari Waingapu. Sementara peserta tertua suami-istri (umur 60an dan hampir 70 tahun) tetap bersemangat dengan tongkat mereka. Ayo, pelan-pelan saja, selangkah demi selangkah.
Untung ada Eddy, supir kami yang merangkap local guide dan fotografer amatir mendampingi. Juga ada tour leader kami Rizal dan asistennya Areji yang siap membantu. Mereka dengan sabar membantu setiap orang menuruni jalan terjal, sempit, dan berbatu. Ketika akan melewati sungai, Eddy memastikan dulu jalannya aman dan kembali untuk menuntun kami satu per satu.
Selang 15 menit kami bertemu dengan para petani yang sedang panen padi. Halo selamat siang.... Wah senangnya panen padi. Langsung kami minta foto bersama sambil pegang padi/gabah dan ani-ani.... Dasar anak kota norak ya.... Kami lanjut berjalan selama kurang lebih 1 jam dan ketemu papan bertuliskan "Air Terjun Tanggedu" Horee... sudah sampai!
Eits, tunggu dulu! Ada jalan menurun lagi yang sangat terjal dan berbatu-batu! Konsentrasi lagi, fokus lagi, hati-hati lagi. Setengah jalan turun, ada tali di sisi kiri yang memang sudah disediakan untuk pegangan para pengunjung. Duh, kami mulai gemetar, tapi hati berdebar-debar! Kalau tidak berhati-hati bisa fatal! Suara air mengalir semakin keras....semangaatttt! Dan....akhirnya....Wow!
Rasanya kalau tidak ingat licinnya batu, sudah mau melompat-lompat! Air terjun Tanggedu cukup besar, ada beberapa bagian. Kami ke bagian bawah dulu untuk berfoto-foto dan menikmati keindahannya. Setelah itu naik ke bagian atas untuk berenang di kolam air terjun. Byuuurrrr!!!! Segaaaarrrr!!! Duh, hati sungguh berbunga-bunga! Hilang sudah lelah perjalanan yang susah dan menantang! Nikmati air yang segar dan alam yang indah, sungguh! Pantas saja Kiara, remaja dalam film Susah Sinyal betah di Sumba. Aku pun suka!
Setelah cukup puas berendam dan bermain air, kami harus kembali. Uh, malas banget ya, masih betah di sini. Ok, keringkan badan sebentar, pakai sepatu, jalan lagi, nanjak lagi, susah lagi. Untuk batu yang cukup tinggi kakiku tidak kuat menanjak jika tidak dibantu tongkat. Hop! Lanjut!
Perut sudah mulai lapar...ayo jalan terus semangat! Kami kembali melalui rute yang sama. Lihat pemandangan indah lagi... ketemu sapi lagi, ketemu petani dan sawah lagi, ketemu bukit-bukit indah lagi. Cek sinyal hape... tetap susah. Jadi film Susah Sinyal itu rupanya memang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Tiba di check-point, bilas dulu dan ganti baju dulu baru makan siang. Lunch box berisi ayam goring, sayur, tahu, tempe dan nasi rasanya lezaaaat sekali! Kalau ingat jalan yang sulit, rasanya tidak mau kembali, tapi kalau ingat indahnya Tanggedu, TAYTB! I'll be back!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H