Awal menulis saya lebih condong ke cerita keseharian atau yang biasa saya sebut dengan diary. Namun semenjak di bangku sekolah diwajibkan belajar menulis banyak kategori, saya pun mengenal istilah cerita pendek atau cerpen. Biasanya itu tugas saat ujian catur wulan di zamannya.Â
Selain itu saya juga diajari menulis puisi, berawal dari puisi-puisi yang ada di buku pelajaran Bahasa Indonesia.Â
Kali ini saya mencoba menulis kembali di sini, tapi izinkan saya mengawalinya dengan sebuah puisi yang saya tulis 10 tahun lalu yang sempat tak terselesaikan namun seseorang yang akhirnya menyelesaikan.Â
BenarÂ
Aku pernah merajut cerita bersamamu
Di ujung purnama yang sendu kau datang dan mencuri kesanku
Di sela-sela hatiÂ
Selaksa perih mengendap-endap
Pada dinding berwarna putih bersih
Namun akhirnya kusam oleh permainan dunia yang kejam
-----------------****-------------
Aku masih di sini
Di bawah langit yang sama tempat kita bernaung
Merajut mimpi yang tertunda
Menunggu ketentuan Rabbi
Tentang kita
Seperti apa akan berakhir
Akankah seperti cerita Cinderella
Ataukah Kapal Titanic yang berakhir sedih di samudra
Tak ada yang tahu
Hanya waktu yang mampu menjawabnya.....
Mlg-Bjm Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H