Mohon tunggu...
Ivone Dwiratna
Ivone Dwiratna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang hamba TUHAN

Believe, Belajar, Bertindak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Lain Debt Collector (2) : Cinta Ibu Membawaku Kembali

25 April 2016   00:24 Diperbarui: 1 Mei 2016   14:23 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat saya yang satu ini, sebut saja Andre. Lelaki keras dari Sumatera dan dengan typical tidak mudah menyerahnya ini membuat kisah hidupnya menarik untuk menjadi inspirasi. Di usia 40 an ini, ia sudah mendapatkan karier yang baik, keluarga yang bahagia. Istri yang baik dan anak-anak yang cantik dan cerdas. Tapi bagaimana ia meraih ini semua, tentunya tidak mudah. Saya salut dan ini semua membuat saya tergelitik untuk mengetahui perjuangannya melalui kehidupannya hingga memperoleh posisi seperti saat ini. Beruntunglah, Andre bersedia memaparkan kisah hidupnya pada saya.

Setamat SMA, seperti anak-anak seusianya, Andre pun melanjutkan kuliah, hingga lulus sarjana. Lalu saat ada tes lamaran pekerjaan di Jakarta, Andre pun berangkat. Sayang, ia gagal dalam tes tersebut. Tapi kekerasan hatinya, mencegahnya untuk pulang. Ia ingin berhasil dan ia memutuskan untuk mengadu nasib di Jakarta. Kota metropolitan yang keras. Banyak hal ia alami dan banyak hal telah membentuknya. Disinilah kisahnya dimulai..

Hidup tanpa pekerjaan, dengan uang saku yang sudah menipis membuatnya tertarik untuk ikut kawannya bekerja sebagai penagih hutang judi. Pekerjaannya sangat keras. Dari waktu ke waktu profesi ini ia jalani, hingga akhirnya suatu saat kawannya berkelahi dengan bodyguard orang yang ditagih hingga terluka. Dari situ akhirnya Andre memutuskan untuk berhenti dan pulang kampung. Selama ia merantau, tak sekalipun ia bercerita pada ibunya mengenai apa sebenarnya pekerjaannya selama di Jakarta.

Dalam kesehariannya Andre memang supel, banyak kawan dan suka bergaul. Tapi sayangnya, karena solidaritas dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk padanya, maka Andre harus merasakan titik terendah dalam kehidupannya. Ia dan kawan-kawannya terlibat keributan dengan kampung sebelah. Dan karena ada yang terluka, maka ia kena pidana 6 bulan penjara. Mengenai ini, keluarga tidak ada yang tahu. Mereka tahunya Andre merantau. Itu saja..

Memang tidak mudah untuk mendapatkan kisahnya mengenai hal ini. Bagaimana kesedihan dan kebandelannya. Tapi beruntunglah saya, sahabat saya ini percaya dan berkenan membagi kisah hidupnya.

Pidana penjara yang ia alami, tidak terlalu menyedihkan karena saat itu Andre dipenjara bersama teman-temannya. Hingga akhirnya ia kembali mengulangi pergaulan yang buruk dan solidaritas yang salah. Kembali Andre berantem dan masuk penjara lagi. Ah..

Kali ini ia mulai sedih dan nelangsa. Kehidupan terasa begitu getirnya. Di dalam penjara, Andre bertemu dengan seorang napi yang bijak. Ia banyak mensupport dan menasehatinya. Andre disadarkannya. Betapa sahabatnya, sang napi yang harus menghabiskan masa 8 tahun dalam penjara, begitu menyesali kesalahan yang ia perbuat. Si napi ini menasehatinya “Mumpung ortu kamu masih lengkap, jadi jangan pernah kecewakan mereka. Kalau masih bisa cium tangan Ibumu, ciumlah...” Kawan Andre ini sangat menyesal, karena ibunya meninggal saat ia dalam penjara. Betapa inginnya ia memeluk dan mencium sang Ibu, tapi impiannya tak akan pernah bisa ia wujudkan lagi. Hal itulah yang memicunya untuk menyadarkan Andre. Ia tidak ingin Andre mengulangi kesalahan yang sama sepertinya.

Mendengar nasihat kawannya, bergetarlah hati Andre. Betapa ia ingin berubah dan membahagiakan ibunya selagi bisa. Dari situlah Andre mulai berubah. Rasa cinta dan penyesalan kepada ibunya, telah membawanya menjadi Andre yang baik. Inilah titik balik kehidupannya. Cintanya pada sang Ibu telah mengubahnya. Andre bertekad untuk bekerja yang benar setelah keluar penjara.

Setelah ia keluar penjara, Andre memilih untuk berjualan kelapa butiran. Ia ingin bisa lebih dekat dengan Ibunya, memeluknya dan berbakti selagi bisa. Andre ingin jadi anak yang baik, berubah dan membahagiakan hati sang Ibu....meski Ibunya tak pernah tahu seberapa besar goncangan dan pahitnya jalan cerita dalam kehidupan Andre selama ini.

Ternyata, rasa cintanya pada sang Ibu telah mengubahnya. Andre kembali menata hidup dan masa depannya. Setelah setahun menjalani kehidupan sebagai pedagang kelapa butiran hingga sempat memasok rumah makan-rumah makan, lalu ia berhenti. Kemudian diajak kawannya yang lain selama dipenjara, untuk bekerja di suatu lembaga pembiayaan. Ketika itu, Andre berpikir hanya itu keterampilan yang ia kuasai. Menjalani pekerjaan di bagian penagihan. Awal mulanya, ia juga ragu. Karena hati kecilnya tidak tega. 

Saat ia di Jakarta, ia menagih orang-orang kaya yang berutang judi pada bossnya, sedang di pekerjaannya saat ini, ia berhadapan dengan kalangan masyarakat menengah ke bawah yang perekonomiannya pas-pasan.

Pernah suatu kali Andre harus menagih konsumen yang menunggak cukup banyak dan terus menerus tidak menepati janjinya, padahal sudah diberi kelonggaran waktu. Akhirnya, setelah negosiasi alot motor kreditan tersebut diserahkan pada Andre untuk dibawa ke kantor. Hanya saja pas ia akan pulang, istri konsumen ini keluar sambil menggendong anak nya yang kecil. Si istri ini bicara “Motor Bapakmu sudah ga ada nak, besok kamu ga usah minum susu dulu.. Bapakmu ga ada motor lagi untuk cari uang..”

Meleleh hati Andre. Segala kebingungan dan ketidaktegaan menyeruak dalam hatinya. Kebetulan memang si konsumen ini adalah tukang ojek yang penghasilan satu-satunya hanya dari mengandalkan motor itu. Semua ini dilema, tapi Andre tetap membawa motor itu. Motor itu ia kendarai. Sepanjang jalan Andre terus berfikir. Ia kepikiran dengan omongan istri si tukang ojek itu. Bagaimanapun, mereka butuh makan dan penghidupan. Akhirnya Andre memutuskan untuk kembali kerumah si tukang ojek tadi. Andre berikan penawaran yang mudah-mudahan bisa jadi solusi untuk mereka. Motor itu Andre kembalikan padanya. Tapi Andre berikan deadline 3 hari untuk menyelesaikan pembayaran. Memang spekulasi, tapi Andre percaya. Syukurlah, akhirnya si tukang ojek itu penuhi janji.

Andre, dengan profesinya saat itu, tidak menghalanginya untuk menjalankan dengan perhitungan yang baik tapi tetap mengedepankan solusi dalam mengatasi permasalahan konsumennya. Kesemua hal inilah yang kini setelah bertahun-tahun, segala jerih payah dan keuletannya mengantarkannya ke level yang terus meningkat. Satu persatu prestasinya mulai ia torehkan, hingga di pencapaiannya saat ini. Kekerasan dan menutup mata terhadap airmata orang lain adalah bukan langkah yang ia pilih. Ia melakukan tugasnya dengan hati, ia memberikan solusi dan tidak lagi seperti dulu saat ia menjadi penagih hutang judi.

Andre tidak pernah berhenti belajar, pengalaman hidupnya telah menghantarkannya menjadi sosoknya saat ini.
Saat saya tanyakan apa Andre sudah puas dengan pencapaiannya selama ini, sahabat saya yang satu ini masih saja tetap ingin pencapaian yang lebih baik lagi dalam kehidupannya. Ia ingin memiliki usaha sendiri dan kuliah lagi yang dapat menunjang pekerjaannya. Andre ingin mendalami hukum.. Sahabat saya yang satu ini memang saya kenal dengan ide-idenya yang cemerlang. Cara berfikirnya yang terbuka dan gaya kepemimpinannya yang tegas adalah ciri khasnya. Tidak salah jika perusahaan tempatnya bekerja memberikan apresiasi untuknya.

Satu hal yang saya ingin beri garis bawah dari semua pengalaman hidupnya, ini suatu pembelajaran bagi kita. Bahwa setiap orang bisa saja terpuruk dan salah. Bahwa lingkungan dapat membawa kita pada hal-hal yang kurang baik. Tapi hal terpenting disini adalah bagaimana untuk putar haluan dan berubah menjadi baik. From scars into a star. Dan apa yang bisa mengubahnya? Harus ada niat dan tekad yang kuat dari diri sendiri. Dan ini perlu trigger : CINTA seorang IBU! Cinta seorang Ibu tulus dan tak pernah lekang oleh apapun.

Sekeras apapun lingkungan membentukmu, tapi takkan bisa mengubah hati yang baik...

Terima kasih ijinnya untuk memuat kisah ini, jika ada salah dalam penulisan, maafin saya ya.. Semoga Allah berikan berkat dan kemudahan dalam kehidupan sahabat saya Andre... Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun