Mohon tunggu...
Ivone Dwiratna
Ivone Dwiratna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang hamba TUHAN

Believe, Belajar, Bertindak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MENGAPA KITA HARUS BICARA?

7 Agustus 2015   05:16 Diperbarui: 7 Agustus 2015   05:16 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TANGGAP, BICARA, MELAPOR ATAU DIAM?

Terkadang orang tua menganggap itu sebagai hal aib. Padahal tidak. Anda sedang menolongnya. Dan anda harus melakukannya. Jika anda tidak melindunginya, lalu siapa lagi? Bisa jadi saat ini norma-normanya yang ia pahami sudah bergeser, ia mengira bahwa hal tersebut diperbolehkan dan sudah umum. Apakah anda akan membiarkannya hidup dalam paradigma yang keliru?

  1. Jika anda tidak mengambil tindakan padahal tahu anak anda dilecehkan, tidak ada punishment pada pelaku, maka anak akan menyadari satu hal bahwa meskipun ia sedang dalam kesulitan dan bahaya, orangtua tidak melindunginya.
  2. Jika anda tidak melaporkan, maka anak tidak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah. Bahwa apa yang dilakukan pelaku karena sekitarnya membiarkan, termasuk anda dengan tidak mengambil tindakan, maka bisa jadi di kemudian hari anak akan meniru apa yang dilakukan pelaku.
  3. Jika anda tahu anak anda diganggu tapi tidak bertindak, maka di kemudian hari ia memiliki kecenderungan tidak akan memberontak/melawan jika dilecehkan lagi oleh orang lain

 

Mungkin sebagai perbandingan, dapat saya share kan sebuah kisah nyata sahabat saya, seorang Ibu yang mengisahkan kenyataan pahitnya saat masih kecil sekitar SD kelas 1 juga. Ketika itu mereka menampung uwaknya di rumah mereka. Tidak disangka-sangka ternyata saat malam sang uwak ini masuk ke kamarnya dan memegang-megangnya. Tindakan asusila ini sudah dilaporkannya kepada sang Ibu. Karena keterbatasan tenaganya, sang Ibu hanya bisa mengawasinya untuk beberapa saat. Karena tidak didapatinya Uwak ini mengganggu anak-anaknya, maka Ibu pun lengah dan tidak lagi mengawasinya dengan ketat setiap malam. Alhasil si Uwak ini kembali mengganggunya. Demikian kejadian ini terus berulang. Dan dia tidak berani menceritakannya kepada siapapun lagi. Ia merasa tidak ada yang melindunginya dan tidak ada pilihan kecuali diam.

Sahabat saya bertutur, karena tidak ada punishment untuk sang uwak, malah sang uwak terus melakukan aksinya setelah dilaporkan, maka jadilah ia yang tidak berdaya harus memendamnya sendiri. Ia bertumbuh menjadi anak yang tidak berani. Dan ketika dewasa ia trauma dengan beberapa hal yang mengingatkannya akan sang uwak yang mengganggunya. Bahkan ketika ia telah memiliki dua anak perempuan, dia menjadi sangat protektif terhadap anak-anaknya karena masih menyimpan ketakutan anak-anaknya akan diganggu orang.

Sahabat saya mengatakan tidak mudah untuk keluar dari trauma itu, bahkan hingga dewasa. Itu semua karena pembiaran yang dilakukan orang tuanya karena menganggap dia sudah aman dan baik-baik saja. Anak-anak butuh lebih dari sekedar kita mendengarkan kejujurannya bercerita akan masalah yang ia hadapi. Anak-anak harus dilindungi, mereka harus dibela. Mereka perlu contoh yang tegas dan nyata. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Kewajiban kita orang tuanya untuk melindungi mereka. Anak-anak membutuhkan bantuan kita untuk menghindarkannya dari trauma akibat gangguan yang ia terima. Masihkah anda sebagai orangtua mendiamkan penderitaannya dan membiarkannya hidup dalam paradigma yang salah?

Anak-anak adalah bukan milik kita. Mereka dilahirkan dari takdir Allah. Allah sudah percayakan anak-anak kepada anda. Di hari akhir, Allah akan meminta pertanggungjawaban kita atas anak-anak yang telah dipercayakanNya. Berjuanglah sebagai orang tua. Lindungi anak-anak anda, bertindaklah... agar mereka tidak tumbuh dalam norma-norma yang salah. Kebenaran harus ditegakkan. Kewajiban kita untuk bertindak.

DIAM ADALAH BENTUK PENGKHIANATAN. LAPORKAN!

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun