Mohon tunggu...
Ivone Heda Mailindra
Ivone Heda Mailindra Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ibu 2 anak, bekerja, mengamati perkembangan dunia lewat jendela informasi koran, majalah dan internet . Berkomitmen untuk menolak tayangan televisi yang tidak layak ditonton dan mengisi hari hari dengan pengetahuan yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang KDRT

7 September 2017   18:08 Diperbarui: 7 September 2017   18:37 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di akhir hayatnya , ayah teman saya sempat meminta maaf pada kedua putrinya dan istrinya atas KDRT yang dilakukannya, dan bagaiman ia berusaha melawan  emosi yang meledak ledak, dan meyakinkan mereka bahwa sedikitpun ia tak bermaksud menyakiti  mereka . Menyakiti diri sendiri pun tidak membuat  emosinya mereda . 

Hikmah yang saya petik dari cerita teman saya ini, KDRT  harus dilihat dari akar masalahnya ,dan harus ada yang peduli terhadap korban dan pelaku.

Seperti tetangga yang memberi perlindungan ini. Mereka berani memberi jaminan karena  memahami kondisi pelaku. Pelaku  KDRT harus mendapatkan pendampingan  untuk mencari bantuan medis, psikologis maupun spiritual.  Korban KDRT  juga harus dipulihkan dari trauma serta mendapatkan pendampingan dari orang terdekat.

Semoga  tulisan ini bermanfaat . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun