Mohon tunggu...
Ivansyah Jonathan
Ivansyah Jonathan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Universitas Nasional - Prodi Ilmu Komunikasi

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Gaya Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo Menjelang Pemilihan Presiden 2024: Suatu Kajian Filsafat Komunikasi Melalui Studi Kasus

1 Februari 2024   15:09 Diperbarui: 1 Februari 2024   17:20 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

D. Kesimpulan 

Perubahan yang signifikan dalam gaya komunikasi politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pemilihan Presiden 2024 mencerminkan evolusi kompleks yang dapat diinterpretasikan dari berbagai perspektif filosofis. Penggunaan aksiologi memberikan wawasan mendalam tentang nilai-nilai yang mendasari perubahan tersebut. Jokowi, yang secara konsisten menekankan pemberdayaan ekonomi, nasionalisme, hukum, pendidikan, kesehatan, inklusi sosial, dan keberagaman, menggambarkan pendekatan komunikatif yang menekankan prioritas terhadap isu-isu krusial dalam masyarakat.

Dari sisi epistemologi, terdapat pergeseran dari penggunaan pengetahuan umum pada awal kepemimpinannya menjadi penekanan pada keyakinan pribadi, terutama dalam mendukung putranya, Gibran, menjelang Pemilihan Presiden 2024. Perubahan ini tidak hanya mencerminkan dinamika personal, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang objektivitas dan netralitas seorang pemimpin.

Dalam perspektif ontologi, gaya komunikasi Jokowi menjadi representasi dari bagaimana komunikasi politik berfungsi dalam skala kecil hingga skala besar. Transformasi ini mencakup evolusi dari pendekatan yang merakyat, informatif, dan persuasif, menjadi intervensi dengan keberpihakan yang terlihat, khususnya terhadap Gibran. Perubahan ontologis ini mencerminkan dinamika dalam menjalankan politik dan dampaknya terhadap persepsi masyarakat. Pentingnya dialog aktif dan partisipasi masyarakat, seperti yang ditekankan dalam filosofi kepemimpinan Jokowi, terlihat sebagai upaya untuk membentuk Indonesia yang demokratis, inklusif, dan responsif terhadap perubahan zaman. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan, termasuk peningkatan risiko disinformasi dan manipulasi publik, yang perlu diatasi untuk menjaga integritas proses demokrasi.

Dampak perubahan gaya komunikasi Jokowi pada persepsi masyarakat terlihat dalam peningkatan ketertarikan terhadap politik, meskipun dengan potensi penurunan kepercayaan masyarakat terhadap politik dan politisi. Di tingkat iklim demokrasi, perubahan ini meningkatkan partisipasi masyarakat, namun juga membuka celah bagi tantangan terkait disinformasi dan manipulasi. Secara keseluruhan, transformasi dalam gaya komunikasi politik Jokowi tidak hanya mencerminkan dinamika personal dan politik, tetapi juga menciptakan konsekuensi filosofis yang mendalam. Kesadaran akan nilai-nilai yang mendasari perubahan ini menjadi penting dalam memahami evolusi politik dan demokrasi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun