D. KesimpulanÂ
Perubahan yang signifikan dalam gaya komunikasi politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pemilihan Presiden 2024 mencerminkan evolusi kompleks yang dapat diinterpretasikan dari berbagai perspektif filosofis. Penggunaan aksiologi memberikan wawasan mendalam tentang nilai-nilai yang mendasari perubahan tersebut. Jokowi, yang secara konsisten menekankan pemberdayaan ekonomi, nasionalisme, hukum, pendidikan, kesehatan, inklusi sosial, dan keberagaman, menggambarkan pendekatan komunikatif yang menekankan prioritas terhadap isu-isu krusial dalam masyarakat.
Dari sisi epistemologi, terdapat pergeseran dari penggunaan pengetahuan umum pada awal kepemimpinannya menjadi penekanan pada keyakinan pribadi, terutama dalam mendukung putranya, Gibran, menjelang Pemilihan Presiden 2024. Perubahan ini tidak hanya mencerminkan dinamika personal, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang objektivitas dan netralitas seorang pemimpin.
Dalam perspektif ontologi, gaya komunikasi Jokowi menjadi representasi dari bagaimana komunikasi politik berfungsi dalam skala kecil hingga skala besar. Transformasi ini mencakup evolusi dari pendekatan yang merakyat, informatif, dan persuasif, menjadi intervensi dengan keberpihakan yang terlihat, khususnya terhadap Gibran. Perubahan ontologis ini mencerminkan dinamika dalam menjalankan politik dan dampaknya terhadap persepsi masyarakat. Pentingnya dialog aktif dan partisipasi masyarakat, seperti yang ditekankan dalam filosofi kepemimpinan Jokowi, terlihat sebagai upaya untuk membentuk Indonesia yang demokratis, inklusif, dan responsif terhadap perubahan zaman. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan, termasuk peningkatan risiko disinformasi dan manipulasi publik, yang perlu diatasi untuk menjaga integritas proses demokrasi.
Dampak perubahan gaya komunikasi Jokowi pada persepsi masyarakat terlihat dalam peningkatan ketertarikan terhadap politik, meskipun dengan potensi penurunan kepercayaan masyarakat terhadap politik dan politisi. Di tingkat iklim demokrasi, perubahan ini meningkatkan partisipasi masyarakat, namun juga membuka celah bagi tantangan terkait disinformasi dan manipulasi. Secara keseluruhan, transformasi dalam gaya komunikasi politik Jokowi tidak hanya mencerminkan dinamika personal dan politik, tetapi juga menciptakan konsekuensi filosofis yang mendalam. Kesadaran akan nilai-nilai yang mendasari perubahan ini menjadi penting dalam memahami evolusi politik dan demokrasi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H