Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... -

Mengamati Politikus

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setelah PPP Diobok-obok, Golkar Jadi Target Prabowo?

24 April 2014   16:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:15 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="(yahoo.com)"][/caption]

Beberapa peristiwa besar di dunia politik hadir begitu pesatnya, terutama pada masa pinang meminang "koalisi" partai untuk mencari pasangan capres-cawapres.Gerilya-gerilya politik dilakukan secara terbuka maupun sembunyi2. Sorry, wong namanya gerilya pasti sembunyi-sembunyi.

Makna gerilya pun mempunyai beberapa cara, ada yang dilakukan gerilya dengan pendekatan tanpa terliput media, ada yang melakukan pendekatan melalui orang per orang di kedua belah pihak partai secara formal, ada melalui cara menggerogoti partai yang disasar dengan menanam "agen rahasia" di partai yang disasar.PPP merupakan contoh yang paling aktual di mana penggerogotan begitu nyata. Jika Suryadharma Ali yang merupakan pucuk pimpinan PPP saja bisa dibius, mungkin partai lainpun bisa menjadi sasaran berikut.

Pendeklarasian Capres PPP Sebelum Pileg (Tidak ada Nama Prabowo) di Mukernas

Mari kita flashback, mukernas yang dilakukan PPP pada awal Februari 2014 melahirkan beberapa calon presiden, beberapa nama yang paling terkenal adalah Jusuf Kalla, Joko Widodo, Din Syamsuddin, Khofifah Indar Parawansa, Isran Noor dan Jimly Asshiddiqie.
Tidak ada sama sekali disinggung mengenai nama Prabowo Subianto. Bahkan jauh panggang dari api nama Prabowo disebut-sebut oleh elit PPP.

Nama Prabowo tiba-tiba muncul menjadi capres hanya ketika SDA tiba-tiba hadir di Gelora Bung Karno pada saat kampanye pileg. Bagi media mungkin tiba-tiba, tapi apakah tidak ada yang menjadi penyulut itu?Tentu saja tidak ada hal yang tiba-tiba toh. Orang kerasukan aja pasti ada yang melatarbelakanginya koq. Kalau dilihat dari latar belakang Prabowo, orang ini sangat berpengaruh di dunia militer dan politik.
Apalagi mantu seorang diktator yang berkuasa 32 tahun. Apalagi banyak sekali jendral loyalis-loyalis yang disebut "jendral hijau" (sebutan utk Jendral yang dekat dgn golongan radikal).
Kebetulan beberapa nama jendral tersebut kini bercokol dan pernah bercokol di PPP. Diantara yang bercokol di PPP adalah Kivlen Zein, Yunus Yosfiah dan Muchdi PR (udah hengkang), mereka dulunya adalah bawahan Prabowo yang setia.

Dari sanalah teori konspirasi penggerogotan PPP dimulai. Wibawa mantan Jendral2 hijau tersebut ternyata mampu untuk mempengaruhi SDA dan beberapa elit PPP. Apalagi kalau sudah ditambah fulus 5$ juta dollar di bayar di muka dan beberapa "fasilitas" yang akan didapat PPP jika Prabowo menjadi presiden, kokohlah dukungan geng SDA kepada Prabowo Subianto.

Tetapi ternyata mayoritas elit dan DPW PPP yg mencium aroma dagang sapi busuk, demi menjadi marwah PPP, Sekjen dan Waketum mengambil tindakan darurat. SDA pun dicopot dengan "sah" tanpa banyak keributan. Perseteruan elit PPP ini menjadi warning bagi partai-partai lain yang mempunyai loyalis Prabowo.Jika anda sebagai elit partai, segera waspada akan bahaya penggerogotan antek-antek Gerindra.

Warning bagi Golkar

Golkar terkenal sebagai partai yang sangat solid sampai beberapa minggu ini dikabarkan terjadi keretakan, bahkan keretakan itu sudah terekspos ke media.
Hanya karena kekuatan finansial ARB saja yang membuat berita Golkar teredam. Alasan pencapresan ARB yang menjadi persoalan sentral perpecahan di internal Golkar.
Elektabilitas ARB yang tidak kunjung baik walaupun sudah diekspolitasi habis-habisan membuat kader2 dan elit Golkar frustasi. Beberapa tokoh bahkan sudah jelas2 memberi sinyal kudeta kepada ARB.

Akbar Tanjung, Yoris, Priyo Budi, Agung Laksono dan beberapa pengurus DPW Golkar sudah meneriakkan evaluasi ARB.Titik lemah ini tentunya akan menjadi awal serangan yang empuk dan mematikan. Apalagi persentase raihan suara Golkar cukup seksi, yakni 15% di pileg, semakin membuat Golkar menjadi target "serangan" Gerindra yang hanya meraih 12%.

Beberapa kemungkinan yang mampu dilakukan Prabowo untuk menghijack Golkar jika dilihat dari kondisi Golkar seperti sekarang ini adalah:

1. HUBUNGAN ERAT PRABOWO SUBIANTO & GOLKAR

Prabowo pernah mengikuti konvensi capres di tahun 2004, itu menandakan bahwa Prabowo memang sudah mempunyai tempat di hati kader-kader Golkar. Dengan dana yang hampir tidak terbatas, Prabowo bisa mengucurkan berapapun permintaan dari elit-elit Golkar yang memang mata duitan.
Perlu diperhatikan bahwa ARB bisa begitu berkuasa di Golkar juga karena materi yang dia punyai. ARB pernah masuk menjadi orang terkaya di Indonesia. Kini bisnis-bisnis ARB semakin suram, sangat mungkin Prabowo menghijack elit-elit Golkar yang memang tidak loyal dari awalnya.
ARB tidak seperti Akbar Tanjung yang berani pasang badan untuk Golkar. Bahkan ARB disebut-sebut sebagai orang yang memperalat Golkar demi nafsu jadi presiden.

2. MELALUI MANTAN ISTRI PRABOWO SUBIANTO

Mantan istri Prabowo Subianto (Titiek Prabowo) , kini mendapatkan popularitas di kalangan petinggi Golkar, apalagi merupakan anak Soeharto.Beberapa misteri seputar "perceraian" Prabowo dan Titiek yang masih tersimpan rapat. Ada yang bilang Prabowo tidak lagi bisa memuaskan kebutuhan biologis Titiek, ada juga yang bilang Titiek kesal karena Prabowo tidak bisa menjaga kursi kepresiden Soeharto saat ditumbangkan mahasiswa tahun 1998, dsb.

Semua versi perceraian antara Prabowo dan Titiek begitu terang benderang diberitakan. Rakyat mungkin telah dibohongi oleh cerita-cerita tersebut. Cerita-cerita tersebut dibangun oleh keluarga cendana supaya harta keluarga Soeharto yang segunung tersebut aman di tangan Prabowo.
Warisan mantan Presiden Soeharto kini dikelola oleh Prabowo Subianto setelah "pembagian harta gono gini". Ini yang membuat pemerintahan Habibie dan Gus Dur melalui jaksa Agung nya tidak berhasil menemukan harta diktator yang berkuasa 32 tahun tersebut.

Titiek Prabowo yang kini meraih suara yang membuat dirinya bisa menjadi anggota DPR, juga menjadi popular di kalangan internal Golkar.Ucapan selamat sudah dilayangkan oleh petinggi-petinggi partai. Bahkan popularitas inilah yang bisa dijadikan senjata tajam yang akan menghujam ARB.

Wibawa ARB sudah mulai pudar, bom waktu yang bisa kapan saja meledak di tubuh Golkar akan menghasilkan sempalan-sempalan yang siap dipakai oleh partai lain untuk menghijack partai beringin ini, dan Titiek Prabowolah yang paling berpotensi untuk menjadi pemecah di tubuh Golkar.

Lalu mengapa Titiek ?
Dia punya uang yang tdk kalah banyak dengan ARB, dia punya nama yang diwariskan oleh almarhum ayahandanya, dia juga punya media SCTV.

Hubungan Prabowo Subianto dan Titiek sekarang "kembali mesra" bisa diliat dari event-event setelah pileg 2014. Terakhir bahkan Prabowo datang di acara ulang tahun Titiek yang ke-55 (baca: link).
Kini tinggal menghitung hari jatuhnya dominasi ARB di Golkar, dan masuknya Prabowo melalui Titiek Prabowo untuk mengkooptasi suara-suara Golkar di Pilpres 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun