Mohon tunggu...
iva umu maghfiroh
iva umu maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

Saya adalah seorang perempuan yang gemar menulis dan ingin selalu berbagi kebahagiaan dengan siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepemimpinan di Indonesia

16 Agustus 2024   19:35 Diperbarui: 16 Agustus 2024   19:38 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/pemimpin-kepemimpinan-manajer-tim-2206099/

 Menurut Kamus Sosiologi Modern mereka yang disebut pemimpin adalah orang-orang yang menempati peran sentral, dominan dan berpengaruh dalam kelompok atau organisasi sosialnya. Yang mana untuk mencapai titik menjadi seorang pemimpin mereka haruslah memiliki kemampuan mumpuni baik secara fisik, psikologis dan kemampuan-kemampuan penunjang lainnya guna mempengaruhi masyarakat. Dan kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi dan mengarahkan pengikut untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan sukses sebuah organisasi inilah yang kemudian oleh House dan kawan-kawan sebut sebagai kepemimpinan.

Bicara kepemimpinan tidak akan lepas dari kekuasaan sebab dalam mempengaruhi pengikutnya inilah seorang pemimpin menggunakan kekuasaan yang mereka miliki. Termasuk hak untuk mengontrol sumber daya dan otoritas lainnya.

Sebagai sebuah organisasi Indonesia tentu tidak lepas dari yang namanya konsep kepemimpinan. Sebab, dalam perjalanannya sendiri Indonesia telah pernah mengalami berbagai macam gejolak yang mempengaruhi perjalanan kepemimpinannya baik yang secara perlahan maupun radikal.  Dengan memanfaaatkan sumber-sumber kekuasaan yang ada para pemimpin berusaha membawa Indonesia kea rah yang diharapkan, atau setidaknya begitulah yang harus mereka lakukan saat terpilih menjadi pemimpin.

Meskipun demikian sebenarnya agak sulit menggambarkan kepemimpinan di Indonesia dengan satu kalimat mengingat besarnya bangsa Indonesia itu sendiri, dengan keragaman dan keunikannya. Ada banyak tingkatan kekuasaan dan kepemimpinan di Indonesia yang secara berjenjang mengemban amanahnya masing-masing. Bahkan pada tingkat tertinggi yang harusnya bisa menggambarkan Indonesia secara umum yaitu presiden saja, tidak sesederhana itu. Sebab, sejak lahir hingga hari ini di masa revormasi, Indonesia telah mengalami berkali-kali pergantian corak kepemimpan dari terpemimpin, presidensial hingga demokrasi.

Di masa revormasi ini Indonesia sebagai sebuah negara memilih corak kepemimpinan demokrasi sebagai pilihan sebab dengan ini diharapkan warga negara tetap terlibat dalam pengambilan keputusan penting ada, melalui wakil-wakil yang dipercaya baik dalam bidang eksekutif, legislative maupun yudikatif.

Hal ini sangat menarik karena pada proses kampanye sebelum pemilu tersebut seringkali politisi melemparkan janji-janji kepada para pemilih yang akan mereka laksanakan ketika menduduki jabatan yang dicalonkannya. Yang mana merupakan salah satu ciri gaya kepemimpinan tranformasional menurut James Burns dalam buku LEADERSHIP yang dipublikasikan tahun 1978. Hal ini sejalan dengan gaya kepemimpinan masyarakat Indonesia yang sangat mengedepankan nilai-nilai gotong royong dan nasionalisme ala Indonesia yang menuntut kerja sama alih-alih bekerja sendiri-sendiri. Dan di sinilah kebutuhan akan pemimpin yang memiliki moral tinggi sangat diperlukan.

Hal ini sangat ideal untuk masyarakat Indonesia yang sangat besar dan beragam, sebab ketersediaan pemimpin yang mampu membawa visi dan misi bersama akan membuat Indonesia setidaknya mampu untuk berkembang. Namun, menurut saya ada fenomena unik di Indonesia di mana seringkali dalam kampanye masyarakat justru memilih karena factor karismatik dari individu, atau setidaknya itulah yang saya perhatikan. 

Namun, barangkali ini juga efek di mana belum siapnya kita menjadi negara demokrasi sepenuhnya. Sebab, dalam negara demokrasi rakyat cenderung memilih yang sesuai dengan mereka. Sehingga apabila salah memilih orang, maka akan cenderung gagal membawa organisasi untuk maju, atau paling-paling hanya ‘bertahan’.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun