Bahasa kias atau majas adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dengan makna tidak harfiah untuk menyampaikan pesan atau makna yang lebih rumit. Kiasan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, karya sastra, dan puisi.
Kata kiasan menggunakan analogi atau perbandingan untuk menyampaikan makna atau gambaran mengenai suatu hal.
Bahasa kias juga sering digunakan untuk memperkaya makna dan estetika dalam karya sastra, pidato, dan tulisan lainnya.
Bahasa kias memiliki berbagai macam jenis dan fungsinya, diantaranya adalah:
1. Metafora
Pernyataan yang membandingkan dua hal secara langsung tanpa menggunakan kata pembanding seperti "seperti" atau "bagai".
Contoh: "Hidup ini panggung sandiwara."
2. Simile (Perumpamaan)
Membandingkan dua hal dengan menggunakan kata pembanding seperti "seperti", "bagai", "laksana", atau "umpama".
Contoh: "Kehidupannya seperti roda yang berputar."
3. Personifikasi
Memberikan sifat atau karakter manusia kepada benda mati atau konsep abstrak.
Contoh: "Angin malam berbisik lembut di telingaku."
4. Hiperbola
Pernyataan yang melebih-lebihkan sesuatu untuk menekankan atau menggambarkan suatu hal.
Contoh: "Tangisannya membanjiri seluruh ruangan."
5. Alegori
Cerita atau karya yang memiliki makna simbolis untuk menyampaikan pesan tertentu.
Contoh: Dalam cerita "Kancil dan Buaya," kancil melambangkan kecerdikan.
6. Litotes
Gaya bahasa yang merendahkan diri dengan tujuan untuk menunjukkan kerendahan hati.
Contoh: "Kami hanya rakyat kecil yang tak berarti."
7. Ironi
Pernyataan yang bertentangan dengan makna sebenarnya, biasanya untuk menyindir.
Contoh: "Wah, rapih sekali kamarmu!" (ketika kamar berantakan).
8. Metonimia
Penggunaan nama benda atau ciri khas untuk mewakili sesuatu yang berkaitan.
Contoh: "Ia membeli Avanza baru" (Avanza sebagai merek mobil).
9. Eufemisme
Penggunaan kata yang lebih halus atau sopan untuk menggantikan kata yang dianggap kasar atau tidak enak didengar.
Contoh: "Ia telah berpulang ke rahmatullah" (untuk menggantikan kata meninggal).
10. Synecdoche (Sinekdoke)
Menggunakan sebagian untuk menyebut keseluruhan (pars pro toto) atau sebaliknya (totum pro parte).
Contoh: "Indonesia meraih emas di olimpiade" (mewakili atlet Indonesia).