Ludruk berbeda dari ketoprak, seni teater tradisional lain di Jawa, terutama dari segi bahasa, dialek, serta cerita yang lebih menekankan kehidupan rakyat. Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan masuknya hiburan modern, ludruk semakin jarang ditemui dan dianggap sebagai seni yang perlu dilestarikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, seni ludruk mengalami tantangan yang signifikan dalam menjaga keberlanjutannya, sebagai generasi muda sudah sepantasnya kita untuk menjaga dan melestarikan kesenian nenek moyang kita supaya kesenian tersebut juga bisa diwariskan pada generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H