Dalam Kitab Suci meskipun terjemahan, tetap harus benar-benar murni dan asli. Tidak boleh sedikitpun ada pengurangan atau penambahan. Jika sampai ada penambahan-penambahan seperti yang ada di terjemah dan tafsir Al Quran saat ini benar-benar sangat berbahaya. Apalagi jika dalam membaca, karena malas dan merasa berat itu, orang jadi hanya membaca petunjuk buatan para penerjemah dan penafsir itu, kemudian merasa sudah tahu segala kesimpulan yang ada di dalamnya. Yang seperti itu, akibatnya pasti sangat fatal, karena dia hanya akan menemukan Al Quran sebatas berisi ayat-ayat yang cenderung mengobarkan permusuhan, perang, menjelek-jelekkan, dan mencari kesalahan dan kelemahan agama lain. Al hasil, dia pasti akan menjadi bom waktu untuk menebarkan kebencian, caci maki, dan benih-benih permusuhan kepada umat agama lain. Padahal, yang seperti itu bukanlah ajaran yang Diajarkan Allah dan dicontohkan RasulNya. Yang seperti itu jauh sekali dari isi dan pemahaman Al Quran yang sebenarnya.
Saat ini, ada aliran yang disebut sarkasme (aliran keagamaan yang cenderung menyerang baik dengan kekerasan ucapan atau dengan kekerasan fisik) dan ada aliran terorisme (aliran agama yang menggunakan kesadisan, kebengisan, dan kekejaman). Keduanya adalah produk pemahaman agama yang salah. Bila ditelusuri lebih mendalam, salah terjemahan dan tafsir yang ada saat ini adalah yang menjadi sebab pokoknya, selain karena adanya motif atau modus dari seseorang atau sekelompok orang yang haus kekuasaan dan ketenaran. Keduanya, sebenarnya bukanlah termasuk ajaran Muslim yang mengikuti Al Quran dan suri teladan Rasulullah yang benar. Dengan kata lain, mereka bukanlah Umat Muslim. Umat Muslim yang benar, luas ilmunya, arif dan bijaksana, serta berahlak mulia.
Bersambung,,,,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H