Mohon tunggu...
Ivan Jayadi
Ivan Jayadi Mohon Tunggu... Swasta -

Penulis Yang Aktif Berpartai Di PSI sebagai Sekretaris DPC Sukun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Reborn II (Meletakkan Dasar Indonesia Baru Dua Ratus Tahun Ke Depan)

4 Maret 2017   12:48 Diperbarui: 12 Maret 2017   18:00 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Kitab Suci meskipun terjemahan, tetap harus benar-benar murni dan asli. Tidak boleh sedikitpun ada pengurangan atau penambahan. Jika sampai ada penambahan-penambahan seperti yang ada di terjemah dan tafsir Al Quran saat ini benar-benar sangat berbahaya. Apalagi jika dalam membaca, karena malas dan merasa berat itu, orang jadi hanya membaca petunjuk buatan para penerjemah dan penafsir itu, kemudian merasa sudah tahu segala kesimpulan yang ada di dalamnya. Yang seperti itu, akibatnya pasti sangat fatal, karena dia hanya akan menemukan Al Quran sebatas berisi ayat-ayat yang cenderung mengobarkan permusuhan, perang, menjelek-jelekkan, dan mencari kesalahan dan kelemahan agama lain. Al hasil, dia pasti akan menjadi bom waktu untuk menebarkan kebencian, caci maki, dan benih-benih permusuhan kepada umat agama lain. Padahal, yang seperti itu bukanlah ajaran yang Diajarkan Allah dan dicontohkan RasulNya. Yang seperti itu jauh sekali dari isi dan pemahaman Al Quran yang sebenarnya.

Saat ini, ada aliran yang disebut sarkasme (aliran keagamaan yang cenderung menyerang baik dengan kekerasan ucapan atau dengan kekerasan fisik) dan ada aliran terorisme (aliran agama yang menggunakan kesadisan, kebengisan, dan kekejaman). Keduanya adalah produk pemahaman agama yang salah. Bila ditelusuri lebih mendalam, salah terjemahan dan tafsir yang ada saat ini adalah yang menjadi sebab pokoknya, selain karena adanya motif atau modus dari seseorang atau sekelompok orang yang haus kekuasaan dan ketenaran. Keduanya, sebenarnya bukanlah termasuk ajaran Muslim yang mengikuti Al Quran dan suri teladan Rasulullah yang benar. Dengan kata lain, mereka bukanlah Umat Muslim. Umat Muslim yang benar, luas ilmunya, arif dan bijaksana, serta berahlak mulia.

Bersambung,,,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun