Gila ya, engga kerasa udah 3 tahun aku tinggal diluar kampung halaman, beradaptasi dengan sekitar kota Tangerang Selatan yang sering dianak tirikan (Disebut Jakarta Coret, hehe), keluar dari zona nyaman, keluar dari rumah sendiri, keluar dari kampung halaman.
3 Natal sudah dirasakan dengan berbagai cara yang berbeda - beda, mulai dari Natal bersama keluarga, Ibadah natal offline di Gereja, dan juga Ibadah natal online dari zoom. Now I wonder.. Apa ya yang sama dari ketiga natal yang sudah aku lalui, ini? Just this morning, I found the answer to this question. Might not be a good answer, might look frustrating, might look sad, well justru malah kebalikan dari hingar bingar Natal yang dirayakan dengan bahagia, seruan syukur yang keras seperti yang terdengar di Gereja.
1. I feel like I'm not ready to face the future
Masa depan itu adalah sesuatu yang misterius, kita ngga akan pernah tahu apa kejadian yang akan datang, everything is so fuzzy and cloudy. Tidakkah mengerikan dimana kita memijak ke tempat antah berantah yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan kita hadapi, apa yang akan kita lihat dan rasakan?
2. I feel like the sorrow of the past still lingers
Masa lalu bukanlah hal yang mudah untuk di legowo-kan. Tentu ada banyak kenangan baik, maupun kenangan buruk yang kita miliki dalam kehidupan kita ya kan? Well, I do have some too.. The passing of my families, my dad, my mom, my grandma, my grandpa, all of them sure has an impact in my mind. Loh apakah belum ikhlas menerima kepergian mereka? Cognitively saying, tentu sudah, but maybe, just maybe, deep down inside my heart, I'm still a weak little boy, crying about losing his families one by one, feeling the grief, the pain, and the betrayal of being left in this world while they went to Heaven.
Loh.. Ini momen - momen bahagia, merayakan Natal yang bahagia, kok malah sedih - sedih begini ya? But hey, I'm validating my own emotion here, I'm not lying to myself bahwa memang ada ketakutan yang muncul tiap kali masuk masa - masa Natal dan Tahun baru. Apa yang aku rasakan ini sebenernya ngingetin aku sama sepercik lirik lagu Coldplay
"Christmas night, another fightTears, we cried a flood. Got all kinds of poison, of poison in my blood. I took my feet, to Oxford Street, tryna right a wrong. Just walk away those windows say, but I can't believe she's gone."
Ya, memang every Christmas I feel the chills of gloom (at least up until this time I wrote this article) tapi lambat laun aku mencoba untuk bisa mengartikan semuanya satu persatu. Aku percaya Tuhan berikan yang terbaik untuk hidup semua umatNya tanpa terkecuali, maka dari itu apa yang aku alami sekarang pun tentu adalah salah rencanaNya yang sempurna untukku. Selama ini, pelan - pelan tapi pasti, aku mencoba untuk mengurai semuanya dengan baik, dengan penuh syukur dan penuh rasa berserah kepadaNya, dan aku pun mulai berfikir: "Kalo aku nunggu kapan bisa bahagia, ya mau sampe kapan aku mendambakan kebahagiaan?"
"When you're still waiting for the snow to fall. Doesn't really feel like Christmas at all"
This Christmas, walaupun aku memulainya dengan sendu, aku harap bisa menjalani semuanya dengan baik, at least, berdamai dengan diri sendiri dulu, berdamai dengan masa lalu dulu, berdamai dengan emosi sendiri dulu, sehingga aku bisa bener - bener ngerasain nih KasihNya yang sungguh luar biasa dalam kehidupanku. Mau butuh bukti apalagi? Setelah sekian lama vakum menulis, hari ini aku masih bisa menulis di tempat yang nyaman, masih bisa makan makanan yang enak, masih bisa berkeringat olahraga yang akhirnya aku ikutin setelah sekian lama maju-mundur mikir mau join atau engga. Maka dari itu, let's make a breakthrough.
"Those Christmas light, light up the street. Down where the sea and city meet. May all your troubles soon be gone. Oh, Christmas lights, keep shining on"
Ya, aku mau Natal tahun ini membawa pencerahan dan kebahagian ngga cuma buat aku dan keluargaku, tapi juga buat semuanya, for you who believers and also non-believers, the Joy of Christmas is for all of us. Gapapa, kalo kamu masih merasakan ada kenegatifan saat membaca artikel ini, let it be, acknowledge it kenapa kok sampe ada kenegatifan ini, be mindful with it dengan menyadari "Oh aku sedang merasakan ini, aku sedang mengalami ini" dan ketahuilah bahwa kenegatifan itu bukan sesuatu yang kekal yang bersifat selamanya, melainkan sesuatu yang bersifat fana dan akan berlalu.
"Those Christmas lights, light up the street. Maybe they'll bring her back to me. Then all my troubles will be gone. Oh, Christmas lights, keep shining on"
Yes, "maybe they'll bring her back to me" the lady called Happiness that's been accompanying me since I was a kid, and left me since I reach my juvenille age. "Then all my troubles will be gone" mungkin setelahnya aku tidak perlu merasakan semua ketakutan akan masa depan ini, rasa sedih dari masa lalu yang masih menghantui ini, dan segala kecemasan yang menemani hari demi hari.. Kiranya hari esok, lebih indah dari hari ini, dan kiranya bukti yang selama ini sudah Tuhan berikan dalam kehidupan ini, menjadi sesuatu yang bisa kita pegang bahwa He loves us all, every time, every where.
Credits
Band: Coldplay
Song Name: Christmas Light
Lyrics source: Youtube Music
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H