Mohon tunggu...
Ivan Leonheart
Ivan Leonheart Mohon Tunggu... Guru - Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Gemini | INFJ-T | Tipikal orang yang akan anda katakan "Wah.. Kok gitu?" | Listener to stories | Twitter: @IvanLeonheart English Mentor yang memutuskan untuk putar haluan menjadi Kang Kopi, tapi akhirnya putar balik jadi English Teacher lagi di Cakap | Merantau dari Jawa ke kawasan dekat ibu kota. | A Philosopher at heart, but a realist in the playlist. | A man seeking Wisdom in Life through learning Bible, dan juga belajar Konseling di STTRI | Menulis ketika bosan, sedih, senang, dan kenyang. | Jangan ditunggu tulisan selanjutnya, pasti ngga terbit - terbit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Raksasa Pun Tumbang karena Tidak Berkembang

11 Maret 2018   07:00 Diperbarui: 11 Maret 2018   16:37 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang, adalah sebuah alat tukar yang digunakan oleh semua orang di dunia. Kadang ada yang memandang bahwa mereka yang memiliki uang lebih dari yang lain, hidupnya lebih bahagia daripada yang lain. Bahkan terkadang terjadi kecemburuan sosial dimana seorang anak tidak diperbolehkan bergaul dengan temannya yang berasal dari keluarga yang memiliki harta yang lebih daripada keluarganya, hanya karena mereka punya label bahwa "Orang yang kaya raya itu orang sombong. 

Mereka tidak akan nyambung dengan perasaan dan omongan kita, jadi ngga usah bergaul sama mereka" dan begitu juga berlaku sebaliknya. Stereotipe seperti inilah yang berbahaya bagi generasi penerus bangsa kita, dan mereka yang suka memberikan label negatif pada orang berdasarkan harta kekayaannya, mereka pasti tidak sadar bahwa faktanya, mereka sama - sama manusia.

Mengapa banyak sekali orang berfikir bahwa "Kebahagiaan selalu berada di tangan mereka yang kaya"? Padahal itu ngga benar lho, mereka yang mempunyai harta kekayaan yang luar biasa, itu pun punya kekhawatiran yang luar biasa juga. Apakah kalian kira mereka yang punya perusahaan terbesar di suatu negara, bahkan mungkin sampai manca negara, hidupnya penuh bahagia? Belum tentu kok! Mau tau kenapa? Karena mereka tau bahwa di dunia ini tidak ada yang kekal. Mereka mungkin sekarang berada di atas, namun apabila mereka terlalu menikmati posisi mereka, dan lupa untuk ber-inovasi, mengikuti zaman yang semakin berkembang, maka perusahaan kelas dunia pun bisa saja gulung tikar.

Tidak percayakah kalian bahwa apa yang besar bisa saja runtuh? Tidak perlu khawatir dan mencibir, Leonheart akan memberikan bukti yang konkret dengan memberikan beberapa fakta:

  • Matahari Mall, yang dari abad ke 19 menjadi sebuah tempat jual beli yang paling utama dan paling lengkap, kini menyatakan diri akan mundur dari pasaran daerah karena mereka kalah saing dengan pesaingnya yang lebih modern. Apakah itu? Mereka adalah Toko Online, yang bisa di akses oleh semua orang, dari seluruh pelosok negeri. Akhirnya Matahari Mall pun akan juga mengikuti jalan para pesaing, yaitu dengan berjualan secara online, tetapi sebagai gantinya, mereka akan menutup department store yang telah mereka bangun dengan segala usaha dan kerja keras mereka begitu saja. Dalam berita, sudah ada kabar bahwa beberapa Matahari Department Store sudah ditutup (out of business) di Jakarta. Raksasa pemasaran pun akhirnya dinyatakan Tumbang.
  • Adakah dari kalian yang mengenal Pos Indonesia? Saya yakin pasti adalah beberapa yang tahu apa itu Pos Indonesia. Yap, Pos Indonesia adalah jasa pengiriman yang dimiliki oleh negara tercinta kita, sebagai sarana untuk mengirimkan surat atau suatu benda, ke alamat yang dituju. Tahukah kalian? Pos Indonesia termasuk salah satu raksasa di negara ini yang sekarang hampir gulung tikar. Kenapa? Karena saingannya yang begitu kuat dan lebih flexible! Sekarang apabila mengirimkan barang, siapa yang tidak menggunakan JNE, Tiki, Wahana, dan masih banyak kurir lainnya.
  • Warung Telefon, atau lebih akrab kita sebut dengan Wartel, adalah salah satu bisnis yang paling laris di abad 17an hingga 19an. Sekarang, apakah kalian masih melihat ada wartel di daerah kalian? Mungkin masih ada ya bagi yang hidup di desa, namun bagi yang hidup di kota, keberadaan Wartel pun sudah sangatlah langka. Mengapa? Karena sekarang orang sudah memilikir apa yang dinamakan Telefon Genggam atau lebih gaulnya biasa disebut dengan Handphone di Indonesia (Karena di luar negeri, sebutannya adalah Cell Phone)

Ketiga raksasa diatas pernah menikmati masa jaya, masa dimana mereka dipuja dan dipakai oleh semua orang, bahkan oleh konglomerat. Kini, seiring bergantinya zaman, mereka pun terancam punah. Kenapa begitu? Karena mereka gagal dalam menemukan inovasi yang up-to-date. Inilah bukti bahwa sebagai manusia, kita tidak boleh lengah ketika kita sudah berada diatas, karena roda itu berputar, apabila kita tidak berlari mengikuti putaran roda, kita mungkin akan jatuh kebawah. Mirisnya adalah banyak sekali orang yang ketika sudah jatuh, mereka tidak berjuang untuk bangkit kembali, malahan mereka menikmati penderitaan mereka, dan malah menceritakannya dengan bangga pada orang lain.

Uang memang salah satu tanda kemakmuran pada orang. Namun tidak semua kemakmuran bisa dilihat dalam seberapa banyak uang yang dimiliki oleh orang itu, karena apa yang dimilikinya sekarang, mungkin tidak akan abadi. Kebahagiaan, adalah salah satu hal yang harus dimiliki oleh semua orang yang hidup. 

Sebuah senyuman yang manis di pagi hari, akan mengawali dan membuka rezeki untuk datang kepada mereka yang berusaha dan bekerja keras dengan giat. Kebahagiaan tidak selalu harus bersanding dengan uang, kebahagiaan bisa diraih dengan hidup yang baik, berfikir positif, dan mimpi yang besar. Raihlah kebahagiaanmu, dan jagalah kebahagiaanmu supaya tidak luntur. Semua orang berhak untuk bahagia, dan semua orang berhak untuk hidup dengan layak.

"Success is My Right!" - Andrie Wongso

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun