Mohon tunggu...
Ivan Leonheart
Ivan Leonheart Mohon Tunggu... Guru - Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Gemini | INFJ-T | Tipikal orang yang akan anda katakan "Wah.. Kok gitu?" | Listener to stories | Twitter: @IvanLeonheart English Mentor yang memutuskan untuk putar haluan menjadi Kang Kopi, tapi akhirnya putar balik jadi English Teacher lagi di Cakap | Merantau dari Jawa ke kawasan dekat ibu kota. | A Philosopher at heart, but a realist in the playlist. | A man seeking Wisdom in Life through learning Bible, dan juga belajar Konseling di STTRI | Menulis ketika bosan, sedih, senang, dan kenyang. | Jangan ditunggu tulisan selanjutnya, pasti ngga terbit - terbit.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Manners Maketh Man"

22 Desember 2017   07:28 Diperbarui: 22 Desember 2017   08:46 10745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu hal yang dimiliki setiap manusia dan sering kali banyak dikritik dan dibicarakan oleh orang lain adalah "Sikap". Bagaimana kita menyikapi suatu hal, bagaimana sikap kita kesehariannya, dan bagaimana sikap kita apabila mengalami hal yang tidak kita inginkan. Terkadang orang kesulitan membedakan Sikap dan Sifat, sehingga seringkali kebingungan dan berakhir mencampur - adukkan keduanya.

Memang benar bahwa Sikap ada hubungannya dengan Sifat, sebenarnya kita bisa kok membedakannya. Sederhananya. Sikap adalah apa yang kita lakukan dan Sifat adalah apa yang tampak dalam diri kita. Eits, artikel ini tidak akan membahas lebih dalam soal arti dan perbedaan dari Sikapdan Sifat, karena kalau dilanjutkan nanti malah jadi pada sekolah nih hehehe.

Pernah tidak sih kita dikritik orang lain tentang sikap kita? Biasanya kritikannya seperti "Bro, santai lah, kamu terlalu serius" atau mungkin "Ih, kamu kok ngga sopan sih?" Kritikan seperti itulah yang lama kelamaan akan membangun kita menjadi orang yang bersifat beda. Secara sadar maupun tak sadar, kita akan berfikir "Wah, dia ngga suka aku yang seperti ini, mungkin aku harus berubah supaya bisa lebih diterima" Lalu mulailah kita mencoba untuk merubah sikap kita ke orang lain untuk bisa lebih diterima. 

Fenomena seperti ini kerap kali terjadi ketika seseorang mulai masuk dalam lingkungan yang baru. Mungkin reaksi pertama berbeda -- beda. Terkadang pun ada juga yang tidak terganggu dengan komentar orang terhadap sikap mereka. Memang benar sih kita hidup tidak untuk menyenangkan semua orang, namun terkadang memang ironis sekali apabila kita harus memakai sebuah Topeng untuk menutupi (apa yang dipikirkan orang sebagai) kelemahan atau kekurangan kita.

Kalian percaya ngga sih, bahwa sikap dan sifat kita terbentuk secara otomatis dan tidak bisa diubah oleh apapun atau siapapun kecuali kita sendiri yang menginginkan? Hal ini terbukti ketika kita bertemu teman lama kita dan dia atau mereka tiba -- tiba mengatakan "Kamu emang ngga berubah ya dari dulu". Jangan khawatir, itu bukan sesuatu yang buruk kok, kenapa? Karena belum tentu mereka mengucapkannya dengan nada yang kasar dan sinis. Kan banyak tuh orang zaman now yang sering bilang "Kamu tuh nyebelin tapi kok ya ngangenin" Bukan berarti kita harus jadi orang yang menyebalkan supaya dikangenin orang lho ya, ini hanya ilustrasi saja kalau memang kita selalu meninggalkan sebuah momen dalam kehidupan seseorang.

Dalam dunia kerja, sikap kita sangatlah dilihat oleh mereka yang mempekerjakan kita. Mungkin memang tidak semuanya, namun pasti ada sebagian kecil yang akan menilai kita dari apa yang kita lakukan. Ada pepatah mengatakan "Manners maketh man" Pepatah ini diambil dari sebuah film berjudul Kingsman: The Secret Service. Film ini menceritakan tentang seorang pemuda yang kehidupannya berubah setelah bertemu dengan seseorang yang memberi kabar duka tentang ayahnya. 

Sang pemuda ini bisa dibilang sebagai seorang berandalan, ia suka mengacau dan berkelahi. Suatu hari pemuda ini bertemu dengan segerombolan preman yang dulu pernah bermasalah dengannya. Tentu kita tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, yap, preman -- preman ini mengajak pemuda ini berkelahi. Tentu saja pemuda ini tidak punya pilihan lain selain mengalah karena sudah dikeroyok oleh para preman yang bertubuh lebih besar darinya. 

Seperti yang kita ketahui, preman dan berandalan tentu tidak memiliki sikap yang baik dalam menghadapin masalah mereka, maka dari itu sang produser pun memasukkan sebuah tokoh untuk menunjukkan perbedaan sikap yang menjadikan film ini sangat menarik. Orang ini berpenampilan rapi, ujarannya sangat sopan sekali, dan semua yang ia lakukan terlihat sangat berwibawa. Secara otomatis preman dan pemuda tadi pun berfikir bahwa orang ini bukanlah orang yang bisa dianggap remeh.

Zaman ini banyak sekali kita temui pemuda -- pemuda yang mungkin kurang paham soal sopan -- santun dalam menyikapi suatu hal. Fenomena ini bisa dilihat dari Bahasa yang digunakan mereka setiap harinya. Di dalam tradisi Jawa, kita mempunyai 3 cara yang berbeda untuk menunjukkan status atau kedekatan kita kepada orang tersebut. Contohnya seperti ini, kita bisa melihat keakraban dua orang dari cara bicara mereka yang lebih bebas dan lebih santai. 

Topik yang dibawakan dalam pembicaraan pun lebih luas dan lebih beragam. Beda lagi apabila kita lihat ada seorang pemuda yang berbicara dengan ayahnya atau salah satu anggota yang lebih senior. Pemuda ini akan bersikap sangat sopan dan juga berbicara dalam nada yang lebih halus dan sedikit agak pelan. Nah perbedaan sikap inilah yang harus kita ketahui dan kita dalami sehingga banyak orang tidak salah paham. Kita mungkin akan bersikap biasa saja kepada semua orang yang baru kita temui, namun jangan lupa "First impression is everything" Kesan pertama adalah penentuan dari penilaian seseorang kepada kita. 

Uniknya, orang lain terkadang akan menjadi cermin terhadap apa yang kita lakukan. Walaupun tidak selalu terjadi, namun asik lho dicoba? Coba deh berbicara dengan kata -- kata yang sopan dan postur tubuh yang tegak. Perhatikan lawan bicara kalian, apakah mereka juga akan melakukan hal yang sama atau tidak? Saya yakin pasti kebanyakan orang akan melakukan hal yang sama ke anda. Kenapa bisa begitu? Karena mereka sadar bahwa yang mereka ajak bicara adalah seseorang dengan Sikap yang dewasa. 

Hanya dari kesopanan kita dalam berbicara, dan cara kita menyikapi masalah, orang akan bisa melihat siapa diri kita sejatinya. Maka dari itu, lihatlah ke cermin, perhatikanlah siapa sosok yang ada dihadapan kalian itu. Apabila kurang meyakinkan, maka ubahlah, apabila sudah cukup baik, maka perhatikanlah apa tanggapan orang kepadamu. Tanggapan tidak selalu dalam bentuk komentar, namun ketika sikapmu baik dan diterima seseorang, maka tentu orang itu akan bersikap baik juga padamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun