Mohon tunggu...
Ivan Er
Ivan Er Mohon Tunggu... -

when you reach the rich think, you will understand the beauty of life, so learn continuously to the wealth of thought, so that you do not easily give an opinion.'

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Refleksi Akhir Tahun : Perekonomian di Bawah Jokowi - JK Cukup Baik.

31 Desember 2015   13:45 Diperbarui: 31 Desember 2015   14:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal akhir mencapai angka 4,73 %, dalam arti peningkatan selalu terjadi pada setiap kuartal.

Pertama faktor Birokrasi dan system pendukung pemerintahan, sangat berperan dalam melajunya perekonomian Negara tersebut, dalam Hal ini pemerintahan sedang berupaya keras untuk menertibkan agar lebih baik.

Kedua faktor perekonomian Dunia . ( Negara - Negara maju ) Negara yang sudah tertata dan pengimpor Terbesar serta penyuplai hutang.
Melemahnya perekonomian Negara - Negara tersebut, ( tidak terjadi kenaikan yang baik. Contoh USA hanya meningkat 2 %, Toingkok pun tidak signifikan, hanya 6,9 % ) lalu singapura dan Negara lainya. Saya ingin mengatakan, tidaklah mungkin Kita ( Indonesia ) leading kenaikan perekonomian namun Negara - Negara tersebut tidak.

Ketiga tingkat suku Bunda Bank sentral Dunia.
Acuan international.

Dari Referensi Tiga faktor tersebut mana yang sangat berpengaruh, saya harus mengatakan semua faktor pelengkap pendukung perekonomian tersebut sama pentingnya. Jadi apabila hanya mengacu salah satu faktor jelas terasa akan sangat tidak fair, uraikanlah semua faktor tersebut. ( final opinion.)

BPS sendiri untuk memberikan pendapat melalu metode prosentase perekonomian kurang tepat. ( saya sebut menggunakan hanya 2,5 faktor pendukung, tidak lengkap 3, ) saya ingin mengatakan ' disertasi penelitian perekonomian terbaik Indonesia untuk tahun 2015 adalah 5,30 %. Apabila BPS mengatakan 4,73 % saya pribadi dan mahasiswa tetap di titik 5,30 % . ( pendapat opini menggunakan seluruh faktor pendukung.agar tidak terjadi ketimpangan.)

sangat pentingnya faktor keseluruhan di gunakan agar minimnya terjadi kekeliruan, ( meskipun semua faktor pendukung metode di pakai belum tentu tepat juga.) namun di sinilah Kita bisa mengambil spear 50-50 , angka. penelitian umum, penelitian keterpihakan, penelitian negatif, saya ingin mengatakan BPS bisa memberikan 5 % , namun di sini BPS mengambil titik aman dengan mengatakan pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal akhir 4,73 %.

Pemerintahan saat ini ( Jokowi - Jk ) adalah pemerintahan yang cukup baik dan tahan Banting,
Pertama Defisit Fiskal belum mencapai tingkat yang menakutkan. ( batas UU 3 % ) Kedua beban struktural pemerintahan saat ini cukup tinggi yang berupa system lama yang sekali lagi harus tercarut marut karena lemahnya Birokrasi ( Jokowi - Jk serta para kabinetnya bisa mengendalikan.) Ketiga tentu mengenai subsidi BBM, ( resiko yang tinggi namun tetap di jalankan, dan sangat berhasil.)

Optimisme 2016, apabila Faktor pertama, Birokrasi dan system sudah baik terjaga dan sudah di tertibkan, tentu faktor tersebut akan sangat membantu idikator perekonomian Indonesia
Jangan menggunakan parameter yang hanya Satu atau Dua faktor pendukung.' Gunakan lah semua dan Kita Akan optimis menyambut 2016, indikator inilah yang terlihat sangat melemahkan untuk Indonesia, ( ingat, budaya Kita yang senang mengubah system namun tidak menjaga perubahan tersebut. Jangan kesampingkan hal ini.) dan optimisme kita adalah, pemerintahan Jokowi menjaga Hal ini,)

Pemerhati dan pengamat Ekonomi pasti mengerti tiga indikator tersebut. dan juga perekonomian tidak akan pernah terlepas dari sosial politik.

 

Semoga goresan kecil dan sederhana ini bermanfaat,
Optimisme 2016 berawal dari diri kita masing masing.

Salam hangat.

 

Disclaimer,
Penulis non Partai,non politik dan tidak pernah bekerja pada pemerintahan,

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun