Akhir nya mereka datang dan basah kuyup dan pak Edward bajunya juga basah kuyup pula, cuman saya dan Deni yang lumayan kering bajunya akhirnya pak Edward & rombongan berteduh dulu di saung sampai hujannya redah. Setelah beberapa lama hujan pun berhenti dan saya, deni, pak Edward dan rombongan langsung turun untuk makan yang sudah disediakan oleh panitia berupa teh sama nasi dan lauk pauk. Selesai makan saya dan deni pun turun menuju parkiran bus dan langsung berangkat lagi ke hotel Citradream.
Setelah beberapa lama kami tiba di gereja belenduk dan kota tua Semarang tempatnya begitu bersejarah sekali dan juga pastinya banyak gedung-gedung tua peninggalan jaman Belanda yang masih bagus dan kokoh dan di kota tua Semarang ini ada icon gedung yang sangat unik yaitu gedung semut atau bukan berarti ini rumahnya superhero Ant-man tapi gedung semut ini memiliki sejarah yaitu sebagai gedung drama, pementasan seni, tari dan music, tempat ini pernah dipakai ini pernah menjadi tempat pertunjukan seorang spionase wanita cantik bernama Matahari.
Pada awal kemerdekaan setelah tidak dipakai lagi sebagai gedung pertunjukan, gedung ini ditempai oleh yayasan Empat Lima, yang anggotanya antara lain almarhum mantan presiden Suharto dan almarhum Supardjo Rustam. Yayasan ini kemudian berganti nama menjadi Yayasan Kodam. Itu sejarah singkat dari gedung semut tapi di daerah kota tua semarang ini ada seperti setu yang sangat besar dan setu ini digunakan warga sebagai tempat memancing ikan dan kegiatan lain nya pula.
Ada kabar buruk diterima untuk semua para mahasiswa dan mahasiswi semuanya bahwa tour ke pasar Johar tidak jadi karena pasar joharnya habis terkena kebakaran sekitar 5 bulan yang lalu dan akhirnya pasar Johar pun dicoret dari daftar perjalanan dan langsung skip menuju Sam poo kong.
Hampir di keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan China. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka. Seperti umumnya bangunan kelenteng, Kuil Sam Poo Kong yang terletak di Simongan, Semarang, ini juga didominasi warna merah. Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga pohon-pohon menuju pintu masuk.
Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja sehingga diputuskan membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh pada lahan di pinggir kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung selatan Bodjongweg Semarang. Direksi NOS menyerahkan perencanaan gedung ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J Ouendag, arsitek dari Amsterdam Belanda.