Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Journey to Central of Java & Atlas City

12 Juni 2016   01:35 Diperbarui: 13 Juni 2016   23:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan karena awalnya Lawang sewu itu adalah stasiun kereta api makanya di depan gedung tersebut terdapat sebuah lokomotif tua yang dipajang, itu sejarah singkat dari Lawang sewu. Setelah saya menelusuri lorong dan ruangan ternyata ada ruangan-ruangan yang tidak boleh di masuki oleh para pengunjung dan juga saya, tempat ini pula pernah dipakai oleh acara dunia lain waktu itu tapi saya mencari ruangan yang dipakai syuting dunia lain, setelah bertanya kepada petugasnya ternyata ruangan tersebut sudah tidak boleh masuki lagi dan juga tangga menuju ke bawahnya sudah tidak ada pula dan ruangan bawah tanahnya sudah tergenang oleh air, tapi gak apalah yang penting sudah dikasih tahu letaknya. Hari sudah menjelang malam saat melanjutkan perjalan ke daerah Pekalongan untuk menginap di hotel Sendang sari.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pasar batik Pekalongan adalah tempat tujuan terakhir dari rundown dan di pasar batik Pekalongan adalah tempat mencari souvenir disana hampir semuanya lengkap mulai dari baju batik khas Pekalongan dan juga pernapernik seperti kalung, gelang dan gantungan kunci. 

Saya disini niatnya mau mencari souvenir tapi saya bingung di rumah sudah ada 5 baju batik dan disini saya niatnya mau mencari topi berdesain batik tapi sudah berkeliling tapi tidak ada, tapi saya malah ditawarin belangkon oleh para penjualnya tapi saya tidak mau. Harga souvenir disini lumayan murah-murah misalnya kaya baju batik itu harganya mulai dibandrol dari Rp. 50.000- Rp. 150.000 an dan juga harga belangkon Cuma Rp. 50.000 saja. Setelah beberapa lama akhirnya tiba waktunya naik ke bus dan siap berangkat ke Jakarta.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Itu lah akhir dari kisah perjalanan saya  dan rombongan hunting photograpy,  jadi banyak kenangan yang disimpan dalam memori di kota Atlas tersebut dan juga pengalaman baru yang didapat. Walaupun tidak ada souvenir yang bisa dibawa pulang tapi yang terpenting adalah memori yang kita buat di kota Atlas tersebut dan dikenang kembali oleh kita nanti, semoga keindahan di Semarang tersebut tidak memudar dan juga terjaga sampai ke depannya.                                                                                                   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun