Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Journey to Central of Java & Atlas City

12 Juni 2016   01:35 Diperbarui: 13 Juni 2016   23:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir nya mereka datang dan basah kuyup dan pak Edward bajunya juga basah kuyup pula, cuman saya dan Deni yang lumayan kering bajunya akhirnya pak Edward & rombongan berteduh dulu di saung sampai hujannya redah. Setelah beberapa lama hujan pun berhenti dan saya, deni, pak Edward dan rombongan langsung turun untuk makan yang sudah disediakan oleh panitia berupa teh sama nasi dan lauk pauk. Selesai makan saya dan deni pun turun menuju parkiran bus dan langsung berangkat lagi ke hotel Citradream.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah semalam menginap di hotel paginya tepat nya pukul 5:30 sudah di bangungkan untuk pergi ke daerah kota tua Semarang dan gereja belenduk, sampai di bus ternyata cuman beberapa orang saja yang berada di bus dan pak Hermanto marah-marah di bus karena mahasiswanya yang ikut cuman dikit dan akhirnya yang terlambat ditinggal oleh pak Hermanto, alhamdulillahnya saya tidak terlambat naik ke bus. 

Setelah beberapa lama kami tiba di gereja belenduk dan kota tua Semarang tempatnya begitu bersejarah sekali dan juga pastinya banyak gedung-gedung tua peninggalan jaman Belanda yang masih bagus dan kokoh dan di kota tua Semarang ini ada icon gedung yang sangat unik yaitu gedung semut atau bukan berarti ini rumahnya superhero Ant-man tapi gedung semut ini memiliki sejarah yaitu sebagai gedung drama, pementasan seni, tari dan music, tempat ini pernah dipakai ini pernah menjadi tempat pertunjukan seorang spionase wanita cantik bernama Matahari. 

Pada awal kemerdekaan setelah tidak dipakai lagi sebagai gedung pertunjukan, gedung ini ditempai oleh yayasan Empat Lima, yang anggotanya antara lain almarhum mantan presiden Suharto dan almarhum Supardjo Rustam. Yayasan ini kemudian berganti nama menjadi Yayasan Kodam. Itu sejarah singkat dari gedung semut tapi di daerah kota tua semarang ini ada seperti setu yang sangat besar dan setu ini digunakan warga sebagai tempat memancing ikan dan kegiatan lain nya pula.

 Ada kabar buruk diterima untuk semua para mahasiswa dan mahasiswi semuanya  bahwa tour ke pasar Johar tidak jadi karena pasar joharnya habis terkena kebakaran sekitar 5 bulan yang lalu dan akhirnya pasar Johar pun dicoret dari daftar perjalanan dan langsung skip menuju Sam poo kong.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah check out dari hotel Citradream kami langsung menuju tempat selanjutnya yaitu Sam poo kong yaitu tempat seperti klenteng China yang sangat besar dan juga memiliki patung yang sangat besar pula dan masih berfungsi pula sebagai tempat ibadah. Sejarah Sam poo kong ini yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. 

Hampir di keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan China. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. 

Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka. Seperti umumnya bangunan kelenteng, Kuil Sam Poo Kong yang terletak di Simongan, Semarang, ini juga didominasi warna merah. Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga pohon-pohon menuju pintu masuk.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bangunan inti dari kelenteng adalah sebuah Goa Batu yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya. Didalam goa tersebut ada sebuah patung laksamana Cheng Ho yang dilapisi oleh emas tapi saya tidak boleh masuk kedalam nya karena itu adalah tempat yang suci dan juga dilarang untuk memotret foto didalam goanya, dan itu sejarah singkat dari kuil Sam poo kong. Sekarang sudah menjelang sore sekarang waktunya untuk ke Lawang sewu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Lawang sewu itu terdengar pasti mengenalnya dengan horrornya tapi ternyata tidak horror begitu lagi, tibanya romobongan bisa itu pukul 3 sore rombongan bus parkir tidak jauh dari lawang sewu karena lawang sewu tidak ada parkiran untuk bus jadi saya dan rombongan harus berjalan sedikit untuk ke Lawang sewu. Setelah tiba di Lawang sewu ternyata tidak seseram yang dulu ternyata tempatnya sudah bagus dan bersih tidak ada nuansa mistis atau horror lagi karena tempat ini sudah ramai dikunjungi oleh parawisatawan dan juga sebagai tempat hiburan juga bagi masyarakat semarang, sejarah Lawang sewu ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di indonesia karena dibangun sebagai Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu kantor pusat NIS, perusahaan kereta api swasta di masa pemerintahan Hindia belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia menghubungkan Semarang dengan “Vorstenlanden”(Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertamanya Jalur Semarang Temanggun 1867. 

Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja sehingga diputuskan membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh pada lahan di pinggir kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung selatan Bodjongweg Semarang. Direksi NOS menyerahkan perencanaan gedung ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J Ouendag, arsitek dari Amsterdam Belanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun