Mohon tunggu...
Alfian Nawawi
Alfian Nawawi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lelaki yang menyukai hujan. Terkadang lebih memilih sunyi di antara lalu lintas ide dan peristiwa. Petani, pekerja seni, penyiar radio, penulis buku dan blogger. Tapi sampai saat ini masih belum mahir juga menulis.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penjaga Bumi dari Bulukumba Bawa Ma'jaga Lino ke International Performing Art

13 April 2013   22:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:14 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimulai dari semesta kesadaran menjaga bumi, para penjaga bumi dari Bulukumba melakukan kontemplasi di tengah alam. Kelahiran, kematian, bencana, realitas zaman dan perjuangan manusia diurai menjadi sebuah karya monumental berjudl "Ma'jaga Lino". Inilah sebuah ritual ribuan tahun lalu di Bulukumba yang kemudian dipindahkan ke dalam rekonstruksi seni teater bernama Ritual Art Performance. Sanggar Seni Al Farabi Bulukumba akan mementaskan "Ma'jaga Lino" karya Ichdar Yeneng Al Farabi, teaterawan muda Bulukumba di International Performance Art "Taman Srawung Seni Segara Gunung" Musium Manusia Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah pada tanggal 18 dan 22 April 2013. Salah satu pementasan Al Farabi (Foto: Ichdar Yeneng Al Farabi) Dalam bahasa Bugis-Makassar, Ma’jaga Lino artinya 'menjaga bumi'.  Pementasan teater dengan genre Ritual Art Performance memang identik dengan Al Farabi, sanggar seni yang telah berdiri sejak enam tahun lalu di Bulukumba. Sebagai bagian dari  pra-kondisi termasuk meminta restu dari masyarakat dan pemerintah Bulukumba, Al Farabi lebih dulu menggelar karya mereka di Gedung PKK Kabupaten Bulukumba, Kamis malam (11/4/2013). Dengan dihadiri ratusan penonton, Bupati Bulukumba melepas secara resmi tim kesenian Bulukumba ini ke Jawa Tengah untuk pentas di sebuah ajang internasional. Berikut ini sejarah singkat Sanggar Seni Budaya (SSB) Al-Farabi Bulukumba, dikutip dari laman mercusuarnews.com. Al-Farabi lahir  sebagai sebuah wadah untuk mengasah, menampung, dan menyalurkan bakat generasi muda di bidang seni dan budaya baik itu seni tradisional maupun modern. SSB AL-Farabi berdiri pada tanggal 5 agustus 2007 oleh sekelompok pemuda yang di motori oleh Ichdar Yeneng alias Ichdar Al Farabi yang selanjutnya dipercayakan untuk menjadi ketua pada saat Musyawarah Besar kelompok tersebut. SSB Al-Farabi-Bulukumba terdiri dari empat divisi kekaryaan diantaranya divisi Teater, Tari, Penulisan, Kerajinan (Rupa). Seiring berjalannya waktu, SSB Al-Farabi telah mementaskan karyanya di berbagai even, baik yang dilaksanakan sendiri oleh organisasi maupun Pemerintah Kabupaten dan pihak-pihak lain diantaranya : 1. Festival Musik Pelajar yang diadakan tiap tahun sejak berdirinya SSB Al-Farabi 2. Pagelaran seni Kolaborasi seni modern dan tradisi, 10 september 2007 di Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba 3. Berpartisipasi pada hari jadi Bulukumba tahun 2008, mementaskan keseniaan tradisional Orkes Turiolo 4. Pementasan teater SANG PEWARIS sutradara Ichdar Yeneng pada bulan maret 2008 di lapangan pemuda Bulukumba, Pertunjukan Seni, Salam lebaran dan Halal Bi Halal 5. Pelaksana dan pengisi acara Indonesia Bangkit tahun 2008 6. Ketua umum SSB Al-Farabi ( Ihdar Yeneng ) terpilih mewakili Sul-Sel pada ajang temu Komposer Muda se Indonesia di Bandung tahun 2009 7. Pementasan Teater Sang PewARIS 2, tahun 2009 di lap. Pemuda Bulukumba 8. Pementasan Tari kreasi tradisi “ Papanambe “ dan “ Pajaga Bine “ koreografer Erna NIngsih SPd, agustus 2009 9. Pementasan seni Akhir tahun “ Setangkai Mawar Untuk Bulukumba “ 2009 10. Pengisi acara di ajang Pesta Rakyat Simpedes II dan III yang diadakan BRI unit Bulukumba 11. Pementasan seni pertunjukan “Ode Bulukumba-Ku” tesk dan sutradara Ihdar Yeneng dipentaskan pada puncak peringatan hari jadi Bulukumba, Februari 2010 12. Pementasan teater jalanan “ Kepada Sang Pembunuh Seni budaya “ april 2010, di bundaran Pinisi Bulukumba 13. Seni pertunjukan “ Bulukumba Damai “ Maret tahun 2010, Bundaran Phinisi Bulukumba 14. Pementasan seni pertunjukan “ Zhimphony Tanah Merdeka “ dipentaskan pada acara Resepsi Kenegaraan HUT RI ke 65, di halaman rujab Bupati Bulukumba 15. Pertunjukan seni ritual Appa Sulapa ri salo Bijawang ( mappano ri wae ) sejak tahun 2011. 16. Pertunjukan seni massal Spirit of Dato Tiro pada penutupan STQ tingkat Provinsi Sulsel 17. Emergenci Culture ( kepada sang pembunuh seni budaya ) I, II tahun 2011 2012 18. Kidung Senja Pantai Bira ( ritual art ) 2011 19. Pertunjukan Musik Harmoni Bulukumba pada puncak hari jadi Bulukumba 2012 20. Kolaborasi kerja Perkampungan Budaya Bersama Laskar Kelor dalam Festival Pinisi tahun 2011 dan 2012 21. Pementasan "Sejarah Pengislaman Masyarakat Bulukumba oleh Dato Ri Tiro" dalam Peringatan 605 tahun Dato Tiro, di Hila-Hila Bontotiro, 2013. Itulah sebahagian karya yang telah dihasilkan oleh Sanggar Seni Al-Farabi dalam menggeliatkan seni budaya dan memberi makna bagi lingkungannya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun