Di Kecamatan Kajang, kita akan terkesima dengan tradisi pengambilan keputusan dalam konflik sosial di kawasan Adat Kajang serta saksi bisu jembatan gantung Raowe yang hingga kini belum direhabilitasi meski usianya sudah dua dekade. Selain pantai Lemo-Lemo yang berada di kecamatan Bontotiro, penulis juga menulis catatan kecil tentang mesjid tertua yang diinisiasi oleh Dato Tiro’ sejak abad 17 silam.
Eksotisme Bunga Santigi di Bira sengaja juga diangkat karena kekhasan bunga ini. Bunga Santigi harganya sangat mahal dan bernilai ekspor, sayangnya belum ada akses informasi secara luas tentang keberadaan bunga tersebut.
Masih terlampau banyak yang nampaknya memang sengaja belum ditulis di buku ini. Ada banyak cerita dan perihal di Bulukumba yang semestinya ‘mencubit-cubit’ perhatian. Puluhan objek-objek menarik di Bulukumba yang suatu saat harus terdokumentasi semuanya: tentang cerita di balik penamaan desa-desa, cerita di balik sungai-sungai bahkan cerita tentang sejumlah situs penting di Bulukumba antara lain; Makam Tonrang Gowa, Makam Matinroe Ri Puranga, Makam Maddikae Ri Barabba, Kompleks Makam Raja-Raja Gowa Ri Campagaya, Leang Passea, Leang Lajaya, Tempat Persemedian Puang Janggo, Kompleks Makam Sengngeng Lampe Uttu, Makam Lambere Dodoa, Situs Pra Sejarah Sapa Bessi, Makam Karaeng Sapohatu, Makam Massarussung Dg. Palinge, Kompleks Makam Boto Dg. Pabeta, Kompleks Makam Sugi Dg. Manontong, Kompleks Makam Possi Tana, dan banyak lagi situs penting lainnya. Inilah kekayaan lokal genius yang memukau dan tersembunyi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H