Mohon tunggu...
Ivani Ayudya Putri Alif
Ivani Ayudya Putri Alif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Gel 1 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Saat ini saya sedang menjadi mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Gel 1 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berdiferensiasi Produk pada Teks Proposal Kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta

20 Februari 2023   11:00 Diperbarui: 20 Februari 2023   11:01 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap peserta didik merupakan individu yang memiliki karakteristik berbeda-beda dengan individu yang lainnya. Oleh karenanya, ketika peserta didik ditempatkan dalam kelas yang sama tidak bisa dipungkiri bahwa akan muncul karakteristik yang beragam seperti minat, gaya belajar serta kemampuan setiap peserta didik dalam menerima berbagai materi pembelajaran yang disampaikan. Menurut Hermawan, dkk (dalam Siburian, 2019) menyatakan bahwa peserta didik merupakan tokoh penting dalam dunia pendidikan yang harus didekati, didengar, dan diapresiasi secara komprehensif mengenai semua harapan dan aspirasinya. Setiap peserta didik memiliki potensi dan kemampuan. Oleh karena itu, sistem pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistem yang memungkinkan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kemampuan peserta didik secara menyeluruh.

Keragaman yang ada pada peserta didik membutuhan guru untuk dapat memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyaknya kebutuhan belajar peserta didik, guru harus menghadapi tantangan dalam menjalankan proses pembelajaran. Solusi yang tepat untuk guru yaitu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan satu cara untuk guru memenuhi kebutuhan setiap peserta didik karena pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasi gagal dalam pengalaman belajarnya (Breaux dan Magee, 2010; Fox & Hoddman, 2011; Tomlinson, 2017).

Dalam proses pembelajaran guru juga harus memperhatikan beberapa aspek yaitu aspek konten, aspek proses, aspek produk, dan lingkungan belajar. Aspek konten atau isi ini merupakan materi yang diajarkan kepada peserta didik dengan mempertimbangkan pemetaaan kebutuhan belajar peserta didik baik aspek kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Apek proses mengacu pada bagaimana peserta didik akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Guru harus mengetahui kesiapan belajar peserta didik secara individu maupun kelompok. Pada aspek produk guru perlu mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta didik sebelum memberikan penugasan. Aspek produk memberikan tantangan dan keragaman atau variasi serta memberikan pilihan kepada peserta didik untuk mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Lingkungan belajar adalah sesuatu yang ada di sekitar dan merupakan salah satu bagian yang berpengaruh terhadap individu yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar peserta didik. Maka dari itu, guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran.

Dalam pembelajaran berdiferenasasi di kelas, hal yang perlu dilakukan guru yaitu melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar peserta didik. Guru dapat merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan tersebut. Setelah itu, guru mengevaluasi dan merefleksikan pembelajaran yang sudah berlangsung. Pemetaan kebutuhan belajar peserta didik ini merupakan hal pokok dan wajib untuk menentukan langkah guru dalam proses pembelajaran. Pemetaan kebutuhan belajar peserta didik dapat dilakukan guru pada awal proses pembelajaran dengan melakukan tes diagnostik. Dari pembelajaran berdiferensiasi ini peserta didik akan merasa disambut dengan baik, peserta didik dengan berbagai keragaman karakteristik akan merasi dihargai, pembelajaran berkolaborasi antara guru dan peserta didik, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Seiring berkembangnya zaman, seorang guru sebagai fasilitator harus mampu untuk bertindak kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode pembelajaran kepada peserta didik. Tujuannya adalah untuk menciptakan pembelajaran secara efektif yang mana hal ini dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam hal ini memenuhi kebutuhan belajar serta dapat memaksimalkan kemampuan dan potensi dari masing-masing peserta didik. Guru harus bisa memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting.

Pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta belum menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam proses pembelajaran lebih menekankan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru tidak memperhatikan bagaimana minat belajar dan kebutuhan belajar peserta didik. Oleh karena itu, kebutuhan belajar peserta didik tidak sepenuhnya terpenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara menurut guru sudah baik, guru tidak akan melakukan variasi cara lain. Selain itu, peserta didik sudah terbiasa dengan kerja secara individu. Hal ini membuat peserta didik yang memiliki daya tangkap lebih akan dapat menangkap materi lebih cepat, dan peserta didik dengan daya tangkap rendah akan sulit untuk mengejar ketertinggalan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwartiningsih (2021) yang menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 

Maka dari itu, muncul gagasan untuk merancang modul ajar dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pada modul ajar ini, sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru harus menentukan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah itu, dilakukan pemetaan kesiapan belajar peserta didik yaitu kesiapan belajar. Guru melakukan tes diagnostik dengan menyiapkan lima soal mengenai pemahaman terhadap materi teks proposal. Strategi pembelajaran yang diterapkan yaitu menggunakan diferensiasi produk. Diferensiasi produk yaitu berupa tagihan yang diharapkan dari peserta didik dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi dan memilih produk apa yang diminatinya.

Dalam memenuhi kebutuhan peserta didik kedepannya, pemahaman mengenai teks proposal harus disampaikan oleh guru sebagai fasilitator kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan kemampuan untuk menulis teks proposal akan sering ditemui oleh peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan kerja. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu diterapkan pembelajaran berdiferensiasi pada aspek produk dalam teks proposal sebagai upaya untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik.

Dalam hasil penelitian yang dilakukan pada kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi produk menjadi sebuah rancangan yang dapat dilakukan guru untuk mengenali dan memahami tingkat kemampuan peserta didik. Dalam modul ajar yang dirancang, diferensiasi produk yang dilakukan yaitu pada presentasi hasil diskusi kelompok. Peserta didik secara berkelompok dapat memilih media dalam penyampaian presentasi hasil diskusi kelompok sesuai dengan minat dan kreativitas masing-masing. Pembelajaran berdiferensiasi produk dapat membantu peserta didik untuk menentukan kembali atau memperluas apa yang telah mereka pelajari selama proses pembelajaran. Dalam menyampaikan presentasi dengan diferensiasi produk ini peserta didik dapat bebas mengekspresikan pemahaman terhadap materi teks proposal, namun guru juga tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut.

 

  • DAFTAR PUSTAKA

Alhafiz, N. (2022). Analisis Profil Gaya Belajar Siswa untuk Pembelajaran Berdiferensiasi di SMP Negeri 23 Pekanbaru. J-Abdi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(8), 1913--1922.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun