Mohon tunggu...
Ivan Hartana
Ivan Hartana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Applied Mathematics Student at Parahyangan University

Hi, everyone! Glad you're here!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Antibodi Ibu Menyerang Si Buah Hati

25 November 2017   06:12 Diperbarui: 25 November 2017   08:50 2023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tes pendeteksi aliran darh arteri otak kanin akan dilakukan jika tingkat antibodi pada tubuh sang ibu mulai naik. Dalam tes tersebut menggunakan sinyal ultrasonik. Sinyal ultrasonik merupakan cara untuk mendiagnosa dengan menggunakan bunyi berfrekuensi tingkat tinggi dan menggunakan komputer untuk menggambarkan keadaan pembuluh darah, jaringan, dan organ tersebut. Aliran darah yang terhambat membuktikan bahwa terdeteksi terkena eritroblastosis fetalis. Selain itu, masih ada lagi tes amniocentesis, yaitu tes untuk mengukur tingkat bilirubin dalam cairan amnion (selaput membran pelindung janin). Tes tersebut dilaksanakan dengan menusukkan jarum ke dalam perut hingga dinding uterus kemudian menuju kantung amnion atau kantung ketuban, hal ini bertujuan untuk mengambil sampel cairan amnion. Tes ini dapat dilaksanakan waktu masih dalam kandungan.

Cara Penanganan

Setalah kita mengetahui cara mendeteksi ada tidaknya eritroblastosis fetalis, perlu diketahui pula cara penanganannya. Walaupun eritroblastosis fetalis dapat ditolong namun tingkat keberhasilannya rendah. Menyelamatkan janin dalam kandungan ibu lebih sulit dibandingkan dengan menyelamatkan anak yang sudah lahir, karena pada dasarnya dalam kandungan ibu terjadi pertemuan antara antibodi ibu dengan antigen-D anak yang terjadi di plasenta. Cara untuk menolong janin tersebut adalah dengan membatasi produksi antibodi ibu yang melawan antigen-D pada janin, hal ini tidak menghentikan namun hanya bertujuan untuk memperlambat isoimunisasi, karena memperlambat produksi antibodi tetap saja terjadi namun dalam skala yang kecil. Kemungkinan yang akan tejadi ialah terdapat kebocoran kecil darah dari janin yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu, yang secara otomatis ibu membentuk antibodi.

Transfusi Darah

Saat masih berada dalam kandungan, metode yang digunakan yaitu transfusi darah. Ketika eritrosit darah bayi mengalami pemecahan dan pengurangan dalam jumlah yang cukup banyak, maka transfusi darah wajib dilakukan. Transfusi darah ini sering disebut intrauterine transfusion. Transfusi tersebut dibedakan menjadi dua berdasarkan tempat arah ditransfusikannya, yaitu intraperitoneal transfusion (IPT) dan intravascular transfusion (IVT). Kedua tmestode transfusi tersebut sama-sama menggunakan jarum, yang membedakan antara IPT dan IVT yaitu jika IPT darah ditransfusikan melalui perut janin.

Sedangkan pada IVT darah ditransfusikan melalui pembuluh darah di tali pusar. IVT lebih sering digunakan dibandingkan dengan IPT karena pada IVT tingkat aborbsi lebih besar sehingga tingkat keselamatannya pun juga lebih tinggi. Prosedur pelaksanaanya antara lain; pertama, ibu diberikan obat bius dan gambar ultrasonik untuk menentukan posisi plasenta serta posisi janin. Langkah berikutnya, perut ibu dibersihkan dengan menggunakan cairan antiseptic, juga ibu harus diberi bius lokal untuk melumpuhkan perut dibagian yang disuntikkan jarum transfusi. Untuk menghentikan gerak janin juga diberikan obat-obatan. Selanjutnya, sinyal ultrasonik kembali digunakan untuk memandu jarum yang menembus perut ibu menuju ke perut janin atau tali pusar. Kemudian ibu diberi antibiotik supaya tidak terjadi infeksi. Intrauterine transfusion memungkinkan untuk di ulang beberapa kali hingga buah hati telah siap untuk dilahirkan.

Immunoglobulin (Ig)

Metode yang dapat digunakan selanjutnya untuk meminimalisir kelainan eritroblastosis fetalis yaitu dengan menggunakan immunoglobulin. Immunoglobulin merupakan senyawa protein dalam serum atau cairan tubuh hampir pada seluruh mamalia. Immunoglobulin berfungsi untuk melawan beberapa jenis penyakit.

Setiap immunoglobulin akan mengenali antigen atau kuman penyakit, dimana satu antigen dikenali oleh satu antibodi pula secara spesifik. Ig diproduksi oleh sel darah putih yang sering disebut sel plasma atau sel B. Penambahan Rh Ig memungkinkan terjadinya pengurangan reaksi ibu hamil terhadap sel darah ber-rhesus positif. Ig biasanya diberikan suntikan saat masa kehamilan mencapai usia 28 minggu. Penyuntikan Ig dilakukan lagi pada 72 jam setelah kelahiran bayi, apabila rhesus bayi positif. Hal tersebut mengakibatkan salah satu sel darah merah bayi telah berada dalam darah ibu untuk dihacurkan sebelum darah sang ibu membangun sistem kekebalan tubuh. Selain itu janin menjadi terlindungi dari penyakit Rh hemolitik jika terjadi ketidakcocokan kelompok ABO.

Antibodi ABO akan memberikan perlindungan, yang menghancurkan sel darah merah janin di sistem peredaran darah ibu sesaat sebelum ibu mengalami sensitivitas Rh. Penggunaan immunoglobulin diberikan pada bayi dengan darah ber-rhesus positive (+) karena ada faktor perbedaan golongan darah rhesus mengakibatkan munculnya sistem imun oleh rhesus negative (-). Rhesus negative tersebut membentuk pertahanan (antibodi) untuk melawan rhesus positive yang dianggap sebagai 'benda asing' berbahaya dan mengancam kesehatan tubuh kita. Namun pada rhesus positive tidak akan dapat membentuk antibodi untuk melawan rhesus negative sehingga harus diberi antibodi tambahan pada rhesus positive tersebut.

Amniosintesis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun