Mohon tunggu...
Ivan Hartana
Ivan Hartana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Applied Mathematics Student at Parahyangan University

Hi, everyone! Glad you're here!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sel Berjuta Manfaat

24 Oktober 2017   21:28 Diperbarui: 25 Oktober 2017   20:35 2566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merupakan sel mula-mula yang akan berkembang biak menjadi seluruh organ tubuh makhluk hidup. Sel punca ini akan terus menerus membelah diri hingga membentuk janin yang kemudian lahir sebagai bayi. Sel punca embrionik biasanya terdapat pada ari - ari atau plasenta bayi yang baru lahir. Banyak pasangan yang menyimpan plasenta bayi di Bank Placenta Jakarta, walaupun biayanya sangat mahal tetapi pemanfaatan fasilitas ini berguna untuk terapi penyembuhan ketika bayi sedang terkena penyakit mematikan.

Sel punca dewasa

Merupakan sel induk sudah dewasa, artinya telah memiliki fungsi spesifik sehingga hanya mampu membentuk beberapa jenis sel yang segolongan saja (multipoten), misalnya sel punca jantung hanya dapat membentuk sel otot polos, endotel, dan sel otot jantung itu sendiri. Terapi menggunakan sel punca dewasa telah lama diterapkan namun karena harganya terlalu mahal dan prosedur yang sangat rumit, tidak banyak pasien yang berkesempatan dalam menjalankan terapi ini.

Mekanisme Penggunaan Sel Punca

Sebagai sel yang diharapkan mampu melakukan perbaikan fungsi organ tubuh yang telah rusak, sel punca yang telah diisolasi dan mengalami perlakuan di laboratorium, akan ditransplantasikan dalam tubuh pasien. Hingga saat ini peneliti diberbagai riset sel punca berupaya menemukan metode yang paling optimal. Secara garis besar, terdapat dua metode transplantasi sel punca dalam tubuh, metode pertama yaitu secara langsung mengimplamantasikan sel punca tersebut ke dalam jaringan atau organ pasien yang rusak. Sedangkan metode kedua dengan mengimplantasikan sel punca melalui pembuluh darah pasien. Kemudahannya dalam penerapan transplantasi, maka metode inilah yang sering digunakan dan diuji efektifitasnya.

Homing
Homing merupakan aktifitas sel punca untuk kembali ke rumahnya, yaitu jaringan tubuh yang rusak dan akan diperbaiki. Istilah homing digunakan dalam mendeskripsikan proses transplantasi sel sumsum tulang. Sel punca hematopoietik yang disuntikan dalam pembuluh darah secara otomatis akan menuju bagian sumsum tulang yang rusak. Dalam uji laboratorium pada hewan, sel punca diberi penanda untuk melacak keberadaanya setelah masuk ke pembuluh darah. Melalui percobaan tersebut, sel punca terbukti menuju jaringan tubuh hewan yang rusak. Selanjutnya aktifitas sel punca seperti ini dipengaruhi oleh kandungan protein yang dilepaskan sel-sel tubuh yang rusak sebagai bentuk komunikasi selular.
Kemampuan sel punca dalam merespon sinyal selular sel-sel yang rusak dimanfaatkan dalam pengoptimalan aplikasi klinis terapi sel punca, telah terbukti pula bahwa efisensi homing pada transplantasinya dipengaruhi usia individu resipien. Semakin tua usia individu reipien, maka efiseinsinya relatif menurun.

Mekanisme Regenerasi Jaringan Oleh Sel Punca
Mekanisme perbaikan jaringan yang rusak dengan menggunakan sel punca terdiri dari dua jenis, yaitu diferensiasi sel punca dan produksi faktor pertumbuhan sel punca

Diferensiasi sel punca
Dengan kemampuan ini maka sel punca yang telah sampai pada lokasi kerusakan mampu berdiferensiasi menjadi bentuk sel somatik jaringan tubuh tersebut sehingga dapat menggantikan sel-sel yang rusak. Agar kinerja lebih efektif, jenis sel punca yang dipakai harus disesuaikan dengan jalur diferensiasi yang dikehendaki. Bukan hal yang tidak mungkin diferensiasi sel punca dewasa dipakai menjadi sel diluar jalur diferensiasinya. Hal ini disebut transdiferensiasi.


Sel punca embrionik berpotensi pula dalam berdiferensiasi. Dalam pengujian dalam cawan kultur maupun pada hewan percobaan, sel punca embrionik tak diragukan lagi kemampuannya dalam membentuk seluruh jenis sel dari ketiga lapisan enbrional manusia. Namun kelebihan potensi ini menimbulkan resiko teratoma apabila langsung diterapkan pada manusia yang membutuhkannya. Untuk meminimalisir resiko ini dengan melakukan induksi diferensiasi selpunca embrionik terlebih dahulu dalam laboratorium sebelum ditransplantasikan dalam tubuh manusia.

Produksi faktor pertumbuhan sel punca
Sel punca yang ditransplantasikan ke tubuh secara sistematik (melalui pembuluh darah) dapat menginduksi sel punca lain yang berada di berbagai organ tubuh pasien untuk berpoliferasi dan bergerak menuju jaringan yang mengalamai kerusakan. Dengan demikian sel punca yang berasal dari tubuh individu melakukan tugas regenerasi sel yang telah rusak.

Penggunaan Sel Punca Dalam Terapi Gen
Selain sel punca, rekayasa genetika merupakan bidang ilmu kedokteran lainnya yang juga banyak mengundang perhatian para peneliti akhir-akhir ini. Penyakit kongential yang berawal dari kelainan genetik dapat ditolong dengan merekayasa susunan genetik pasien. Dalam penerapannya, rekayasa genetika memiliki prinsip memperbaiki dan menutupi ekspresi susunan DNA yang rusak, atau menambahkan DNA yang membawa dampak positif bagi sel tersebut. Terapi gen dibagi menjadi dua jenis, yaitu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun