Mohon tunggu...
Ivan Harly
Ivan Harly Mohon Tunggu... Siswa -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Bakteri Cukup Kuat dalam Melawan Kepunahannya?

24 Agustus 2018   20:10 Diperbarui: 24 Agustus 2018   22:30 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang pertama adalah Dinding Sel. Pada bakteri juga dapat kita temui dinding selnya. Dinding sel pada bakteri ini mengandung peptidoglikan. Peptidoglikan ini merupakan sebuah polimer yang terdiri dari polipeptida pendek. Peptidoglikan sendiri memiliki ketebalan yang bervariasi. Namun dinding sel pada eubacteria memiliki peptidoglikan sementara pada dinding sel archaebacteria tidak memiliki peptidoglikan. Fungsi dari dinding sel ini juga sangat banyak antara lain adalah sebagai perlindungan fisik sel, mempertahankan bentuk sel, untuk menjaga agar sel tidak pecah ketika sel tersebut berada pada tekanan osmotik yang lebih rendah, sel bakteri juga akan mengalami plasmosis apabila berada pada lingkungan yang memiliki tekanan osmotik yang tinggi. 

Yang kedua adalah Ribosom. Ribosom merupakan sekumpulan organel sel kecil yang tersebar dalam sitoplasma. Ribosom sendiri berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan RNA. Dalam suatu bakteri, jumlah ribosom dapat mencapai ribuan

Yang ketiga adalah Mesosom. Mesosom merupakan organel sel yang mempunyai tonjolan pada membran plasma kearah dalam sitoplasma. Mesosom ini memiliki fungsi antara lain menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat pembelahan sel, dan menerima DNA saat konjugasi. 

Yang keempat adalah Kapsul atau Lapisan Lendir. Setiap bakteri pasti memiliki kapsul, kapsul merupakan lapisan terluar yang menyelimuti bakteri. Ketebalan kapsul itu sendiri sangat bervariasi sesuai dengan bakteri tersebut. Lapisan yang tebal biasanya disebut kapsul dan lapisan yang tipis biasa disebut sebagai lapisan lendir. Biasanya, bakteri yang bersifat parasit dan patogen yang menyebabkan berbagai macam penyakit memiliki kapsul. Sedangkan bakteri yang bersifat saproba atau mendapat makanan dari sisa organisme biasanya memiliki lapisan lendir. Itulah mengapa makanan yang terkena bakteri akan menjadi berlendir. Kapsul tersusun atas glikogen dan protein atau glikoprotein dan lapisan lendir tersusun atas air dan polisakarida. Fungsi dari kapsul atau lapisan lendir ini tentunya adalah untuk perlindungan bakteri itu sendiri, untuk membantu bakteri melekat pada substrak lain, dan pada bakteri patogen, lapisan ini adalah lapisan yang berfungsi untuk melindungi bakteri dari sistem kekebalan tubuh

Yang kelima adalah Sitoplasma. Sitoplasma merupakan cairan koloid yang didalamnya mengandung molekul organik seperti lemak, protein, karbohidrat, garam mineral, enzim, DNA, klorosom (terdapat pada bakteri fotosintetik), dan ribosom. Sitoplasma sendiri berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi metabolisme sel. 

Yang keenam adalah Granula dan Vakuola Gas. Secara umum, bakteri memiliki granula yang secara umum berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkan. Sementara itu, vakuola gas hanya terdapat pada bakteri-bakteri fotosinetik yang hidup dengan menampung air. Vakuola gas ini membuat bakteri dapat mengapung di air sehingga mendapatkan sinar matahari untuk fotosintesis. 

Yang ketujuh adalah Klorosom. Klorosom merupakan suatu struktur  lipatan yang berada dibawah membran plasma yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungsi dari klorosom itu sendiri adalah untuk melakukan fotosintesis, yang hanya terdapat pada bakteri fotosintetik. 

Yang kedelapan adalah DNA. Bakteri memiliki dua macam DNA, yaitu DNA kromosom dan DNA nonkromosom atau plasmid. DNA kromosom metupakan materi genetik yang menentukan sebagian besar dari sifat metabolisme bakteri dan pada DNA nonkromosom hanya menentukan sifat tertentu seperti sifat patogen, kemampuan bakteri dalam bereproduksi secara seksual atau fertilitas, dan kekebalan terhadap antibiotik tertentu. Pada organisme eukariotik, DNA kromosom berbentuk rantai ganda linear dan pada bakteri prokariotik, DNA kromosom berbentuk rantai ganda melingkar yang terkumpul dalam suatu serat kusut yang disebut region nukleoid. Jumlah dari DNA bakteri jauh lebih sedikit dibanding DNA sel eukariotik yakni sekitar 1 : 1000. Pada bakteri, DNA kromosom mampu melakukan replikasi saat akan melakukan pembelahan sel. DNA nonkromosom memiliki bentuk melingkar dengan ukuran lebih kecil dibandingkan DNA kromosom. Pada umumnya bakteri akan dapat hidup walaupun plasmanya dikeluarkan dari sel. Karenanya hal ini dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetika. Plasmid digunakan sebagai pembawa atau vektor suatu gen tertentu yang ingin disisipkan. Plasmid mampu melakukan replikasi tanpa kontrol dari DNA kromosom dan memiliki kemudahan dalam transfer ke sel bakteri lain Saat terjadi konjugasi.

Yang kesembilan adalah Flagela. Bagi kita yang sudah menduduki bangku SMA, pasti kita sering mendengar kata "flagela". Kalau kita mendengar kata "flagela", pasti yang terlintas dalam benak kita adalah alat gerak. Dan memang benar, bahwa flagela merupakan bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang berada pada permukaan dinding sel dan berfungsi sebagai alat gerak pada sel bakteri tersebut. 

Dan yang terakhir adalah Pilus atau Fimbria. Pilus dalam bahasa latin dapat kita sebut dengan pill yang artinya rambut dan fimbria yang berarti daerah pinggir. Pilus atau fimbria ini merupakan struktur yang hampir mirip dengan flagel, tetapi strukturnya berupa rambut yang memiliki diameter lebih kecil, pendek, dan kaku daripada flagel. Fungsi dari struktur ini adalah untuk membantu bakteri menempel pada suatu medium tempat hidupnya dan berfungsi untuk menempelkan bakteri pada bakteri lainnya untuk terjadi transfer DNA pada proses konjugasi. Nah, pilus yang berfungsi dalam proses konjugasi disebut pilus sex.

Nah, setelah kita membahas dan memahami mengenai struktur pada suatu bakteri, maka sekarang kita akan membahas mengenai "Apakah Bakteri Dapat Mengalami Kepunahan?". Bakteri sendiri merupakan sel prokariotik yang artinya sel tersebut tidak memiliki sistem endomembran, sehingga menyebabkan sel prokariotik tersebut memiliki materi inti yang tersebar diseluruh sitoplasma sel. Sel prokariotik juga tidak memiliki organela yang dibatasi oleh sistem membran. Apabila kita bertanya apakah bakteri dapat punah atau tidak, maka saya dapat mengatakan bahwa amat sangat kecil sekali untuk membuat bakteri tersebut punah. Saya mengatakan demikian karena kita semua tahu bahwa bakteri ini dapat bertahan hidup di suhu yang sangat ekstrem. Apabila nutrisi yang disukai oleh bakteri habis, maka beberapa bakteri dapat menjadi motil untuk mencari nutrisi atau mereka dapat menghasilkan enzim untuk mengeksploitasi sumber daya alternatif. Salah satu contoh dari strategi kelangsungan hidup yang dilakukan oleh bakteri gram positif tertentu adalah dengan membentuk sistem endospora. Proses perkembangan yang kompleks ini dimulai sebagai tanggapan terhadap kekurangan gizi. Hal ini yang memungkinkan bakteri untuk menghasilkan sel aktif dan sangat tahan untuk melestarikan materi genetik sel saat berada pada lingkungan yang sangat ekstrem. Nah, jika kalian bertanya-tanya apa itu endospora, jadi endospora merupakan bentuk bakteri yang tidak aktif atau bisa kita katakan beristirahat. Bentuk dari endospora ini sangat bermacam-macam. Ada yang berbentuk bulat dan ada juga yang bentuknya bulat tapi panjang. Endospora ini memang bersifat sedikit impermeabel sehingga dapat tahan terhadap disinfektan, kekeringan, sinar, suhu panas, dan juga suhu dingin. Tetapi, apabila kondisi lingkungannya sudah cukup membaik, endospora ini akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Endospora juga dapat terbentuk apabila terjadi penumpukan zat-zat metabolisme hasil eksresi bakteri yang mengganggu disekitar sel. Nah, bagi kalian yang bertanya-tanya apa saja sih bakteri yang dapat membentuk endospora, maka saya akan menjawabnya. Bakteri yang membentuk endospora antara lain adalah Bacillusmycoides, Bacillusanthracis, Bacilluscereus, Clostridium botulinum, dan Clostridiumtetani. Kebanyakan dari bakteri yang dapat membentuk endospora adalah bakteri gram positif. Selain itu, perkembang biakkan bakteri juga sangat cepat sehingga membuat bakteri bisa berjumlah sangat banyak. Selain itu, jika kita melihat dari strukturnya, bakteri yang masuk ledakan eubacteria memiliki dinding sel yang memiliki peptidoglikan, yang fungsinya seperti yang sudah saya jelaskan diatasi, untuk melindungi sel ketika berada pada tekanan osmotik yang rendah dan juga melindungi sel dari tekanan osmotik yang tinggi. Kemudian, jika kita melihat kembali ke zaman dahulu kala, bakteri juga sudah hidup ketika megalodon, ikan hiu raksasa masih hidup. Bahkan sesudah Megalodon tersebut punah, Bakteri tersebut masih saja ada di bumi kita tercinta. Jadi dari sini kita dapat melihat, sebenarnya yang lebih kuat bertahan hidup itu apakah si bakteri atau si megalodon yang mengerikan ini. Bakteri ini mampu beradaptasi dari waktu ke waktu, dan juga bakteri itu memiliki sifat sebagai pengurai . Sehingga sulit sekali makhluk hidup untuk punah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun