Mohon tunggu...
Gouw Ivan Siswanto
Gouw Ivan Siswanto Mohon Tunggu... -

Gouw Ivan Siswanto, adalah seorang Pengusaha Retail dan Socialpreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup dan Pelayanan Pdt. Petrus Agung

20 Maret 2015   13:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:22 8588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang seminggu beliau datang ke semarang, saya berdoa di Taman Getsemani, saya masuk kegua, guanya belum seindah sekarang, sekarang mirip taman eden, dulu yang ada tangisan dan air mata, saya masuk disana, saya sendirian bersama Tuhan, saya berdoa “ Tuhan aku mau ke Australia, aku mau menyiapkan hidupku sekolah alkitab supaya kelak aku bisa jadi hambaMU melayani Engkau.”

Ketika saya berkata begitu, Tuhan Berbicara “ JANGAN TINGGALKAN KOTA INI ”, saya berkata “ Tuhan aku mau ke Australia “, Dia berkata “ JANGANKAN KE AUSTRALIA KALAU KAMU TAAT AKU AKAN BAWA KAMU KESELURUH DUNIA “, saya bersaksi kepada saudara itu betul, sudah puluhan Negara saya kunjungi karena Injil Tuhan Yesus, tahun ini akan cukup padat buat saya, saya harus berbicara dibeberapa Negara, saya baru kembali dari Singapore, saya juga harus mengajar di kuala lumpur Scholl of Act, bulan juni saya harus ke Amerika dan November kembali lagi, saya akan berkotbah di gereja Tommy Barnet, gereja terbesar ketiga di Amerika dan anda akan dilayani oleh beliau bulan agustus, ini orang besar yang sangat humble, hobienya makan karie India. Schedule saya padat sekali. Sampai hari ini Dia genapi apa yang Dia janjikan, 5 benua hampir semua sudah saya datangi.

Saya berkata “ Tuhan aku harus sekolah dimana? ”, Tuhan berkata “ KULIAH DISEMARANG, AMBIL JURUSAN YANG PALING KAMU SUKA “, anda tahu kegemaran saya dari kecil bukan matematika dan kimia tapi saya suka baca komik dan komik saya baca bukan sekedar dongeng tapi cerita yang ada sejarahnya, Dari dulu saya suka sejarah. Saya keluar dari gua dan memberitahukan hal itu kepada orang tua saya, mereka berkata “ kenapa?”, jujur saya KECEWA tapi karena ENGKAU YANG BERKATA-KATA, aku mau TAAT Tuhan.

Saya daftar di Universitas Diponegoro ambil jurusan SEJARAH, saya diterima, semua orang bingung, tapi sekian tahun kemudian saya baru menyadari DIA PUNYA RENCANA YANG LUAR BIASA BAGI HIDUP SAYA. Hari ini pun saya masih merasa seperti bermimpi, belakangan saya tahu SEJARAH/HISTORY adalah KISAH TENTANG DIA/TUHAN, he he…itu pendapat saya. Apa yang terjadi saya kuliah dan Tuhan mulai mengembangkan pelayanan saya, saya berkotbah, dikampung-kampung, dipersekutuan doa rumah tangga, 5-7 orang, teman-teman saya berkata memang ada yang DIFERENT dari cara kamu berbicara, ketika saya 2 tahun di UNDIP, setiap tahun saya rangking 1 bukan karena saya pintar tapi karena saya memang SUKA, sebagian besar teman saya masuk kejurusan ini karena terpaksa, banyak orang berpendapat “ mau jadi apa masuk sejarah?, jadi fosil, mau ngapain? cari duit apa?, kenapa belajar majapahit? Its over, tinggal reruntuhan,ngapain?, kalau orang belajar scyne mereka belajar masa depan, tapi kamu belajar masa lalu.

Tapi kalau anda nikah dengan orang jurusan sejarah makin anda tua makin anda dicintai karena sukanya sama tua-tua, ha ha…., jadi istri saya bahagia sekali karena aku semakin tua kamu semakin cinta kepadaku, amin. Suatu hari ada pemberitahuan dari pihak UNDIP dan berkata “ kami punya calon yaitu anda, untuk mengambil S2 di Belanda dan setelah lulus anda dapat mengajar disini.” Semua teman-teman saya membelalakan mata, mereka berkata bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk anda naik menjadi pegawai negeri. Tapi saya mengerti PANGGILAN saya dan saya menjawab dengan sopan kepada pihak UNDIP, “ saya berterima kasih atas apa yang ditawarkan tapi saya minta maaf, karena saya sudah berkomitment untuk melayani Tuhan, izinkan saya mengabdi kepada bangsa dan negara ini lewat jalur yang lain “, mereka bisa mengerti.

Kemudian saya lulus kuliah dengan angka yang terbaik dan orang tua saya bahagia, setelah wisuda saya selesai saya serahkan Ijazah sarjana saya kepada ayah saya. Ayah saya berkata “ tugasku sudah selesai, silahkan melayani Tuhan “, tetapi semua yang perkataan itu tidak sederhana seperti apa yang anda pikir, setelah lulus terus mau ngapain. Kurang satu bulan sebelum saya lulus, ketika itu saya lagi naik motor mau kuliah, dan saya berkata-kata kepada Tuhan “ Tuhan katanya Engkau mau pakai aku tapi nyatanya sampai hari ini tidak ada tanda-tanda Engkau akan pakai aku, tapi aku masih kotbah dipersekutuan doa dengan 5 -7 orang, seminggu sekalipun tidak hanya 1 bulan sekali , tidak ada signal apapun bahwa Engkau akan memakai aku, terlanjur aku tolak sekolah alkitab di Australia, aku tolak kuliah di Belanda untuk menjadi dosen, kapan Tuhan?, ini pertanyaan yang sering terjadi ketika Tuhan menjanjikan sesuatu dan kita menunggu penggenapannya.”

Tuhan menjawab pertanyaan saya “ SETELAH LULUS MENIKAH DULU, SETELAH MENIKAH AKU AKAN PAKAI ENGKAU “, “ Tuhan menikah bukankah perlu biaya, rumah tangga kan perlu income, kalau aku tidak bergerak dalam pekerjaanMU artinya aku tidak ada income buat hidupku bagaimana aku berani menikahi calon istriku?, aku beri makan dia apa?, tapi Tuhan tetap Tuhan, DIA diam saja dan berbicara cukup sekali, tapi saya dari dulu DIDIDIK OLEH TUHAN, saya akan coba apa yang terbaik yang saya bisa, saya berbicara kepada calon istri saya “ Tuhan bicara kita segera menikah”, ia menjawab “ amin”, “ kamu mau kawin dengan pengangguran?”, “ ya kalau Tuhan suruh tidak masalah”, memang istri saya pribadi yang sangat independent, tidak bergantung kepada orang tua, background dari keluarga yang mampu, dia belajar hidup bergantung dengan Tuhan, itu merupakan support besar dalam hidup saya.

Dan kemudian singkat cerita kami menikah, kami mulai dengan tidak punya apa-apa, tidak berani pesta, dan waktu itu belum berlaku ucapan dalam undangan “ tanpa mengurangi rasa hormat kiranya tanda kasih bapa & ibu tidak merupakan barang atau karangan bunga,” atau kesimpulannya “ duit dong ”, ha ha…, kami tidak pesta hanya menikah digereja, saya hubungi almarhum Bapak Damaris untuk memberkati pernikahan kami. “ Nikah kamu, umur berapa,25 om.”, kalau disemarang tradisinya menikah hari minggu karena orang daerah hari sabtu banyak yang masih bekerja dan kalau anda tidak pesta, nanti setelah selesai pemberkatan pernikahan, tamu-tamunya kalau pulang diberikan roti atau kue, sebagai tanda terima kasih, saya masih ingat kira- kira biayanya Rp 300 ribu, tahun 1987.

Kenapa saya cerita ini, nanti supaya anda mengerti,kalau anda mengikuti apa yang terjadi akarnya dari situ, kenapa orang ini jadi aneh karena dasarnya begitu. Dari sangat muda Tuhan didik saya sehingga itu mempengaruhi KARAKTER dan IMAN saya sampai dengan hari ini, pada saat itu saya tidak punya uang untuk membeli roti, butuh uang kira-kira Rp 300 ribu, teman saya pak Timotius, sekarang masih bersama-sama dengan kami, dulu ia punya percetakan kecil dan ia kenal dengan pemilik satu toko roti disemarang langganan percetakannya, ia berkata “ aku akan pesan roti untuk keperluanmu, terus bayarnya dengan giro mundur 2 hari “, saya berkata “ nanti bayarnya bagaimana? ”, “ dari uang sumbangan,” saya tak punya pilihan. Akhir pernikahan saya berlangsung dan berjalan dengan baik, karena keluarga istri saya pada waktu itu sebagian besar belum didalam Tuhan, mereka tidak pernah ke gereja, acara pernikahan dibuat sangat berbeda kami maju dialtar dan diberkati, HADIRAT TUHAN luar biasa, semua hadirin berkata ADA SESUATU YANG BERBEDA, saat ini saya mengerti itulah KEHADIRAN TUHAN sendiri.

Hari ini hampir semua keluarga istri saya mengenal Tuhan Yesus, dan setelah selesai pernikahan saya mendapat begitu banyak hadiah, setumpuk album, ratusan gelas, puluhan jam dinding, panci, termos, dan banyak yang lain, tapi ada juga orang yang berbelas kasihan dan menyumbang uang. Sehari kemudian saya kerumah pak Timotius untuk membayar hutang saya dan yang luar biasa, uang yang saya dapatkan jumlahnya persis Rp 300 ribu. Dan teman saya pak Timotius memberi saran hadiah yang saya dapatkan jangan dijual tapi disumbangkan kembali jika saya mendapat undangan, ha ha… akhirnya barang- barang itu habis juga.

Dua minggu setelah saya menikah, ajaib, Pak Timotius Arifin saat itu gembala GBI di Denpasar, mengundang saya berkotbah di Surabaya, waktu itu beliau yang memulai Surabaya Praise Center, dimulai tahun 80, dan saat itu juga sedang boming FGBMFI ( Full Gospel Bisnisman Fellowship international ) beliau adalah bagian dari kegerakan itu, dan pak Arifin yang mempromosikan pelayanan saya, ia yang menyarankan kepada para ketua chapter dan gereja – gereja untuk mengundang saya. SEJAK ITULAH SAYA MENJADI PENGINJIL, saya keliling kemana- mana. Saya nikmati anugerah Tuhan yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun