Mohon tunggu...
Ivan GhanySubekti
Ivan GhanySubekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Padjadjaran

saya ivan dan saya adalah seorang mahasiswa universitas padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sorotan pada Suporter Wanita : Dinamika Baru dalam Sepak Bola Indonesia

18 Juni 2024   19:35 Diperbarui: 21 Juni 2024   16:40 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT 

Di dunia sepak bola Indonesia, ada tren menarik yang kian mencuat, yaitu meningkatnya jumlah suporter wanita yang hadir mendukung Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Fenomena ini memberikan angin segar dalam lanskap persepakbolaan tanah air, yang selama ini didominasi oleh suporter pria. Kehadiran suporter wanita tidak hanya menambah semarak atmosfer di stadion, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam cara pandang terhadap lingkungan stadion yang selama ini dianggap kurang ramah bagi wanita dan anak-anak. Salah satu faktor yang mendorong peningkatan jumlah suporter wanita adalah kehadiran pemain-pemain diaspora dalam skuad Timnas Indonesia. Para pemain ini tidak hanya memiliki keterampilan bermain yang mumpuni, tetapi juga memiliki penampilan yang menarik perhatian. Sebut saja Nathan Tjoe-A-On dan Rafael Struick, dua pemain yang kerap menjadi sorotan suporter wanita. Setiap kali menguasai bola, mereka selalu mendapat sorakan dan dukungan yang meriah dari para fans wanita.

Atmosfer yang dihadirkan oleh suporter wanita memang berbeda. Mereka membawa nuansa yang lebih hangat dan ramah di stadion. Banyak dari mereka yang datang dengan membawa poster-poster dukungan yang kreatif dan penuh warna, menambah semarak suasana pertandingan. Selain itu, kehadiran mereka juga membuktikan bahwa sepak bola bisa dinikmati oleh semua kalangan, tidak terbatas pada gender tertentu. Namun, Hal ini juga menimbulkan pendapat yang berbeda di antara masyarakat. Beberapa pihak berpendapat bahwa dukungan dari suporter wanita ini didasari oleh ketertarikan fisik semata terhadap para pemain. Mereka menganggap bahwa para suporter wanita hanya mengikuti tren atau "fomo" (fear of missing out), tanpa benar-benar memahami atau mencintai olahraga sepak bola itu sendiri. Pandangan ini tentu saja menimbulkan perdebatan di media sosial dan kalangan pecinta sepak bola.

Di sisi lain, banyak juga yang melihat kehadiran suporter wanita sebagai hal positif. Mereka berpendapat bahwa stadion kini menjadi tempat yang lebih inklusif dan ramah bagi semua kalangan. Suasana yang lebih beragam ini diharapkan bisa menghapus stigma negatif tentang lingkungan stadion yang selama ini dianggap kurang aman bagi wanita dan anak-anak. Dengan demikian, semakin banyak keluarga yang merasa nyaman untuk datang dan mendukung Timnas secara langsung di stadion. Lebih dari itu, meningkatnya jumlah suporter wanita juga memberikan dampak positif terhadap pemasaran dan promosi pertandingan sepak bola. Para wanita ini seringkali aktif di media sosial, membagikan pengalaman mereka menonton pertandingan dan mendukung Timnas. Hal ini tentu saja membantu meningkatkan popularitas Timnas Indonesia dan menarik lebih banyak penonton untuk datang ke stadion atau menonton melalui siaran televisi dan streaming online.

Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT 
Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT 

Selain itu, keterlibatan suporter wanita juga bisa menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas layanan di stadion. Dengan lebih banyaknya wanita dan anak-anak yang datang, pihak penyelenggara tentu perlu memastikan bahwa fasilitas stadion memenuhi standar keamanan dan kenyamanan bagi semua penonton. Ini termasuk penyediaan toilet yang memadai, area duduk yang nyaman, serta pengaturan lalu lintas yang lebih baik di sekitar stadion. Namun, tantangan tetap ada. Perlu ada edukasi dan kampanye yang berkelanjutan untuk menghilangkan stigma negatif tentang lingkungan stadion. Suporter pria juga perlu diberikan pemahaman agar bisa lebih menghargai dan mendukung kehadiran suporter wanita di stadion. Dengan demikian, stadion bisa benar-benar menjadi tempat yang inklusif dan nyaman bagi semua kalangan tanpa terkecuali.

Perubahan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah penonton di stadion, tetapi juga meningkatkan nilai komersial dari pertandingan itu sendiri. Dengan lebih banyaknya penonton, sponsor dan pengiklan akan lebih tertarik untuk berinvestasi dalam acara-acara sepak bola, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan klub dan federasi sepak bola. Ini bisa digunakan untuk mengembangkan fasilitas, meningkatkan program pelatihan, dan mendukung inisiatif-inisiatif yang memperkuat ekosistem sepak bola di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa meningkatnya jumlah suporter wanita juga menginspirasi generasi muda, terutama anak-anak perempuan, untuk berpartisipasi dalam olahraga ini. Mereka melihat bahwa sepak bola bukanlah domain eksklusif pria dan bahwa mereka pun memiliki tempat di dalamnya. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan kesetaraan gender di bidang olahraga dan memberdayakan wanita muda untuk mengejar impian mereka dalam dunia sepak bola.

Pada akhirnya, meningkatnya jumlah suporter wanita yang mendukung Timnas Indonesia adalah perkembangan yang patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan bahwa sepak bola bukan lagi olahraga yang eksklusif bagi pria, tetapi juga bisa dinikmati oleh semua kalangan. Dengan terus menjaga dan meningkatkan inklusivitas di stadion, diharapkan sepak bola Indonesia bisa semakin maju dan dicintai oleh seluruh masyarakat. Fenomena ini adalah tanda bahwa sepak bola memiliki kekuatan untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat, menciptakan rasa kebersamaan, dan mempromosikan aspek-aspek positif yang bisa dimasukkan pada kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun