[caption id="attachment_76144" align="aligncenter" width="358" caption="Kebun Kelapa Sawit dan Tambang Emas Rakyat di Toili"][/caption] [caption id="attachment_76147" align="alignleft" width="251" caption="Mendulang Rejeki"]
Medio Oktober 2010 lalu, saya beserta tiga orang kawan berkesempatan mengunjungi sebuah desa pesisir di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.Perjalanan ke desa itu kami tempuh melalui jalur udara dari Makassar ke Kota Luwuk Banggai, kemudian melalui jalur darat selama empat jam perjalanan dengan berkendaraan mobil.Selama empat jam perjalanan dari kota Luwuk hingga ke perbatasan kabupaten Luwuk dan kabupaten Morowali, kami melalui garis pantai yang panjang, pemukiman yang jarang, sawah dan kebun masyarakat, serta jalan-jalan cukup baik.Di bukit-bukit sebelah kanan jalan yang kami lalui terhampar kebun-kebun kelapa sawit, bekas-bekas hutan yang gundul dan tumpukan-tumpukan hasil tebangan kayu serta buah kelapa sawit yang ditumpuk rapi di tepian jalan.Sesekali terlihat melintas truk-truk pengangkut kayu, kelapa sawit serta pasir dan batu-batu kerikil.Memang ada beberapa jembatan membelah sungai yang kami lewati terlihat adanya aktifitas penambangan pasir dan kerikil.
Dari informasi beberapa orang disana, hampir tak ada lagi lahan tanpa kebun kelapa sawit milik PT. Kurnia Luwuk Sejati (Haji Murad Husain) yang merupakan pemilik kebun sawit terluas di daerah tersebut.Sisanya adalah lahan pertanian dan perkebunan rakyat.
Memasuki daerah kecamatan Toili yang berbatasan dengan wilayah kabupaten Morowali, anda akan melihat bekas-bekas hutan yang baru di babat untuk ditanami benih kelapa sawit.Hamparan lahan-lahan gundul, perbukitan yang terjal dengan struktur tanah yang rapuh, terlihat rawan lonsor dan terkikis air.Beberapa desa di kecamatan pernah ditimpa longsor dan banjir akibat meluapnya sungai Tambolosong lantaran tak mampu menahan debit air hujan yang turun, (03/07/2010, Liputan6.com).Dengar-dengan alih fungsi lahan ke perkebunan Sawit tak menyebabkan peningkatan nyata dari kesejahteraan masyarakat di sana.http://www.satudunia.net/content/alih-fungsi-lahan-sebabkan-petani-toili-miskin dan http://beritasore.com/2008/06/07/ribuan-hektar-sawah-di-dataran-toili-terancam-rusak .
[caption id="attachment_76145" align="alignright" width="286" caption="Spot Areal Tambang Emas Rakyat, Parah !"]
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/10/brk,20100210-224999,id.html
Beberapa aktifitas perluasan areal tambang baru telah terlihat di sepanjang jalan di kawasan lembah dan perbukitan.Areal perkebunan rakyat ramai-ramai di sulap menjadi “ toko emas ” ! migrasi sementara dari daerah tetangga hingga kelompok-kelompok penambang dari luar kabupaten dan provinsi ramai berdatangan.
Bagaimana penaganan yang dilakukan oleh pemerintah setempat ? http://dhar321.blogspot.com/2010/07/tambang-emas-toili-perlu-adanya.html
http://www.satuportal.net/node/2274
Beberapa kali pemantauan dan kunjungan lapangan dari aparat dan anggota DPRD setempat belum memperlihatkan adanya pengaturan yang bararti.Dari pemantauan kamipun terlihat tidak adanya aparat kepolisian yang mengamankan areal tersebut, entahlah kalau mereka berpakaian preman, atau ikut juga menambang dan mendulang emas.
[caption id="attachment_76149" align="alignleft" width="251" caption="Harapan Masa Depan Toili"]
*Tulisan dan foto : Ivan Firdaus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H