kolaborasi antara tiga generasi yang berbeda. Generasi X yang sudah memiliki banyak pengalaman di dunia kerja harus beradaptasi dengan generasi Y yang dinamis karena tumbuh di era digital namun masih tetap menghargai tradisi, dan generasi Z yang baru saja memasuki dunia pekerjaan dengan keterampilan yang mumpuni dalam memanfaatkan perkembangan teknologi. Kondisi tersebut merupakan suatu tantangan yang dialami oleh sebagian besar karyawan dalam perusahaan karena adanya perbedaan sikap, prinsip, dan nilai yang dianut oleh masing-masing generasi.
Perkembangan dunia kerja di masa sekarang ini mendorong terciptanyaGenerasi X, Y, dan Z
   Generasi X merupakan generasi yang lahir pada tahun 1965 - 1980 atau di era awal munculnya teknologi. Sehingga dalam kehidupan sehari-harinya, mereka masih menggunakan metode maupun peralatan konvensional, namun tetap memiliki keinginan yang tinggi untuk mempelajari berbagai macam teknologi yang berkembang di masa sekarang ini. Karakteristik generasi X yaitu cenderung mandiri, bersikap terbuka terhadap inovasi dan ide-ide kreatif, menjunjung tinggi nilai dan norma dari kebudayaan yang dianut, namun kurang memiliki semangat berwirausaha jika dibandingkan dengan generasi - generasi setelahnya.
   Generasi Y atau lebih dikenal dengan generasi milenial lahir pada tahun 1981 - 1996 di era perkembangan teknologi dan kemunculan internet serta media sosial. Kondisi itu menyebabkan mereka lebih memilih untuk berkomunikasi secara online dibandingkan dengan bertemu secara tatap muka. Karakteristik generasi Y ialah memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, adaptif terhadap perubahan, menyukai dunia pekerjaan yang bersifat fleksibel mulai dari jam kerja hingga aturan berpakaian, namun rentan terhadap stress.
   Generasi Z lahir pada tahun 1997 - 2012 dan dikenal sebagai generasi yang sangat melekat dengan perkembangan teknologi di masa kini. Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh para ahli, rata - rata gen Z sudah memiliki ponsel sejak mereka berusia 12 tahun. Sehingga, tidak mengherankan jika mereka menghabiskan waktu kurang lebih selama 4 jam setiap harinya. Karakteristik dari generasi ini adalah bersikap kreatif, lebih sadar terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan, namun lebih memilih segala sesuatu yang bersifat instan atau tidak memerlukan proses yang panjang.
   Perbedaan ketiga generasi tersebut menjadi dinamika baru dalam dunia pekerjaan. Jika dikelola dengan baik, hal itu dapat menjadikan perusahaan lebih inklusif dan berkembang pesat. Namun sebaliknya, jika terdapat kesalahan dalam pengelolaannya, kondisi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan antar karyawan dalam skala yang cukup besar dan serius. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengelola setiap karyawannya yang berasal dari berbagai macam generasi secara efektif dan efisien.
Kolaborasi Lintas Generasi
   Kesadaran dari setiap karyawan karena adanya perbedaan generasi merupakan suatu hal yang penting dan diperlukan di masa kini. Karena, dengan adanya kesadaran tersebut mendorong mereka untuk saling menerima satu dengan yang lainnya dan pada akhirnya dapat menciptakan kolaborasi serta sinergi lintas generasi. Kolaborasi berasal dari bahasa Latin yaitu "cum" yang berarti "bersama" atau "dengan", serta "labore" yang berarti "bekerja keras". Oleh sebab itu, sebagian besar masyarakat mengartikan bahwa kolaborasi merupakan proses untuk bekerja sama antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Dalam kolaborasi ini diperlukan adanya proses untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki antara satu orang dengan orang yang lainnya dan mengesampingkan kepentingan pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga, kolaborasi harus didukung dengan adanya sikap empati yaitu adanya penyatuan perasaan yang menyebabkan seseorang dapat merasakan apa yang sedang dialami oleh orang lain di sekitarnya serta adanya kesungguhan hati untuk berkorban dan saling menopang sebagai satu kesatuan di dalam organisasi atau perusahaan. Pada akhirnya, kolaborasi melibatkan adanya tanggung jawab, kesadaran bersama, kesetaraan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, serta kebersamaan antara satu pihak dengan pihak yang lain.
   Jenis-jenis kolaborasi di tempat kerja yang melibatkan perbedaan generasi, meliputi: Pertama, kolaborasi tim. Kolaborasi ini seringkali terjadi dalam divisi atau departemen yang sama di dalam suatu perusahaan. Kolaborasi tim mendorong setiap anggota yang berasal dari berbagai macam generasi untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain dalam rangka mencapai target bersama.Â
Di dalam kolaborasi ini, seringkali terdapat team leader yang bertanggung jawab untuk memimpin koordinasi dan implementasi pekerjaan dari para anggota di bawahnya. Pemilihan team leader ini tidak selalu didasarkan pada karyawan yang berasal dari generasi tertua, namun juga didasarkan pada pertimbangan mengenai pengalaman, kompetensi, dan kemampuannya untuk bekerja sama serta mengelola suatu tim tertentu.Â
Kedua, kolaborasi lintas divisi atau departemen. Kolaborasi ini melibatkan beberapa orang yang berasal dari divisi atau departemen yang beranekaragam dan seringkali dibentuk dengan tujuan untuk mendorong terciptanya ide kreatif dari berbagai macam perspektif atau latar belakang pandangan yang berbeda berdasarkan divisi atau departemennya masing-masing. Sehingga, dalam menyelesaikan proyek atau permasalahan yang ada, perusahaan dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan efisien.Â
Dalam kolaborasi ini, karyawan yang berada di dalamnya cenderung berasal dari generasi yang berbeda. Hal tersebut merupakan suatu tantangan baru dari mereka, karena tidak hanya bekerja dengan karyawan yang berasal dari generasi yang berbeda, namun mereka juga harus mampu untuk beradaptasi dan bersinergi dengan karyawan yang berasal dari divisi atau departemen yang berbeda juga. Pada akhirnya, hal itu mendorong adanya pengembangan dari sikap adaptif dan responsif terhadap perubahan dan perbedaan diantara mereka.
   Tujuan kolaborasi lintas generasi adalah meningkatkan produktivitas dalam aktivitas bisnis perusahaan. Dengan adanya kolaborasi tersebut, dapat meningkatkan kemampuan karyawan untuk bekerja secara efisien dengan cara menggabungkan keahlian serta pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Tujuannya adalah mendorong terciptanya berbagai macam ide yang kreatif, inovatif, serta menarik dari adanya kolaborasi tersebut.Â
Kemudian, tujuan lainnya ialah menciptakan hubungan komunikasi yang lebih baik dan mendorong semakin meningkatnya kepercayaan antar karyawan di dalam perusahaan. Dengan adanya kolaborasi, setiap karyawan harus mampu untuk beradaptasi dan menyelesaikan proyek / permasalahan / tantangan bersama. Sehingga, hal itu tentu saja dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi baik dengan generasi yang berbeda di dalam satu divisi ataupun dengan divisi yang lainnya.Â
Selanjutnya, tujuan dari adanya kolaborasi lintas generasi ialah meningkatkan pembelajaran dan pengembangan. Perbedaan generasi di dalam suatu perusahaan mendorong terjadinya proses pembelajaran dan mentoring dari karyawan yang memiliki kemampuan lebih terhadap karyawan lainnya. Proses pembelajaran tersebut tentu saja harus didukung dengan adanya kemauan setiap individu untuk berubah dan meningkatkan potensi yang ada di dalam dirinya serta adanya kesadaran dari karyawan lain untuk berbagi pengetahuan dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada akhirnya, dengan adanya kolaborasi tersebut dapat meningkatkan kepuasan kerja dari setiap karyawan terhadap aktivitas bisnis di dalam perusahaan.
   Kompetensi merupakan kemampuan baik berupa pengetahuan maupun keterampilan yang memungkinkan seseorang mengerjakan tugas dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Atau dengan kata lain, kompetensi merupakan kualifikasi mereka untuk memiliki kinerja sesuai dengan yang diharapkan dalam aktivitas bisnis sehari-hari. Kompetensi ini dapat berupa kompetensi teknis yang berkaitan dengan kemampuan seseorang, kompetensi kepemimpinan yang mencakup kemampuan untuk mengelola suatu tim dengan tetap memperhatikan nilai-nilai keadilan dan integritas, serta kompetensi interpersonal yaitu kemampuan untuk berempati maupun berbicara dengan baik dan benar dalam lingkup yang kecil ataupun dalam forum besar.Â
Kompetensi ini dapat ditingkatkan melalui pelatihan, kolaborasi dan kerja sama dengan rekan tim, serta melakukan praktik-praktik yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi. Hal tersebut harus didasari dengan adanya sikap terbuka terhadap perubahan dan kemauan untuk beradaptasi dengan hal-hal baru yang ada di sekitarnya.
   Transformasi kompetensi merupakan suatu kesadaran yang dimiliki oleh setiap orang untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, baik berupa mempelajari pengetahuan serta keterampilan baru dalam rangka menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan perubahan tren di lingkungan masyarakat sehari-hari. Proses tersebut terjadi secara berkelanjutan hingga masa yang akan datang. Tindakan itu harus diawali dengan adanya identifikasi berkaitan dengan kebutuhan kompetensi di masa kini, dilanjutkan dengan mengikuti pelatihan atau pendidikan yang relevan ataupun mengikuti pengerjaan proyek lintas divisi / departemen, dan didukung dengan adanya tindakan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi di masa kini. Pada akhirnya, perlu dilakukan tindakan evaluasi dan peningkatan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
   Penerapan transformasi kompetensi di dalam perusahaan juga perlu didukung dengan adanya budaya dan iklim organisasi yang adaptif serta mendukung perkembangan individu. Sebab, budaya tersebut menjadi pedoman setiap karyawan dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan ataupun target perusahaan hingga masa yang akan datang. Sehingga, setiap karyawan memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk mewujudkan transformasi kompetensi di dalam kehidupan sehari-hari.
   Beberapa keuntungan dari adanya transformasi kompetensi ini, yaitu: Pertama, mengatasi kesenjangan generasi. Dengan adanya kemampuan dari generasi X untuk menyesuaikan diri dengan generasi-generasi setelahnya, hal itu dapat menciptakan proses bisnis yang efektif dan efisien. Demikian juga generasi Z yang berupaya untuk memahami serta meningkatkan kemampuan dari generasi sebelumnya yang pada akhirnya dapat mendorong terciptanya sinergi dan kolaborasi lintas generasi dalam aktivitas bisnis perusahaan. Kedua, meningkatkan daya saing. Karyawan merupakan aset yang berharga di dalam perusahaan. Sehingga, kualitas SDM menjadi faktor penting yang mempengaruhi perkembangan suatu bisnis. Ketika bisnis tersebut memiliki karyawan yang berkompeten sesuai dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, hal itu dapat meningkatkan daya saing perusahaan atau bisnis dalam skala global. Pada akhirnya, bisnis tersebut lebih mudah dalam melakukan ekspansi pasar di negara lain.
   Kolaborasi lintas generasi menjadi hal yang penting di masa kini, terutama dalam perusahaan yang memiliki karyawan dengan berbagai macam generasi yang berbeda-beda. Karena, dengan terwujudnya kolaborasi melalui penciptaan sinergi hal itu dapat mendukung perusahaan untuk memiliki kualitas SDM yang semakin baik dan berkompeten sesuai dengan kebutuhan di masa sekarang ini.
Ivane Tri Juliani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H