4. Konflik (Persekutuan dengan Tentara Mongol dan Pengkhianatan)
 "Raden Wijaya bersiap untuk merebut kembali kekuasaan dari Jayakatwang. Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan. Tentara Mongol tak tahu perubahan politik di tanah Jawa, dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Bersama Raden Wijaya, tentara Mongol di bawah pimpinan panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, menyerang dan membunuh Jayakatwang."
5. Klimaks (Pengusiran Pasukan Mongol)
"Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa."
 Klimaks terjadi saat Raden Wijaya menyerang tentara Mongol setelah tujuan utamanya tercapai, memaksa mereka untuk mundur dari tanah Jawa.
6. Resolusi (Penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Majapahit)
Kalimat "Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama, dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana."
7. Koda (Kedudukan Ibu Kota Kerajaan Majapahit)
"Kerajaan Majapahit tetap berpusat di Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur."
Analisis Unsur Kebahasaan
- Kata kerja tindakan : Runtuh, melarikan, membuka, menyerang, memaksa, mendirikan, dinobatkan.
- Kata kerja mental : Memikat hati, tertolong, menerima.
- Rujukan waktu : 1292, 10 November 1293.
- Rujukan tempat : Desa Kudadu, Sumenep, Trowulan, hutan tarik.
Untuk modifikasi bagian konflik, klimaks, dan koda menjadi teks cerita sejarah fiksi, berikut hasilnya:
Konflik dan Klimaks :
Raden Wijaya berdiri di puncak bukit, mengamati pergerakan pasukan Mongol yang membelah dataran. "Saatnya tiba," gumamnya. Bersama pasukan setianya, Sora, Nambi, dan Ranggalawe, ia bersiap menuntaskan dendam terhadap Jayakatwang. Dalam malam yang penuh ketegangan, tentara Mongol datang tanpa mengetahui rencana licik yang telah disusun Wijaya. Dengan pedang terhunus, Wijaya memberi tanda, dan pertempuran pun pecah di bawah langit malam yang membara. Satu demi satu prajurit Jayakatwang tumbang, hingga suara gemuruh kemenangan terdengar.
Namun Wijaya tidak berencana berdiam lama. Begitu fajar menyingsing, ia memerintahkan pasukannya menyerang balik tentara Mongol. Tertipu oleh rencana Wijaya, Mongol yang lengah tak mampu membalas dan terpaksa meninggalkan Jawa dengan tergesa-gesa.
Koda
Kini, setelah keberhasilan merebut kembali kekuasaannya, Raden Wijaya berdiri di atas tanah yang kelak akan menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Di Trowulan, dia memutuskan membangun kerajaan besar yang suatu hari akan menguasai Nusantara.