Mohon tunggu...
Ivan DP
Ivan DP Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

i like cat, cat is good. cat is lyfe.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gak Apa-apa Miskin, yang Penting Sombong

27 April 2017   03:08 Diperbarui: 28 April 2017   05:00 4273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahkan travelling yang dulunya berfungsi untuk menenangkan pikiran atau mencari inspirasi sekarang malah kehilangan esensi nya, mungkin karena efek media sosial dan banyaknya kaum miskin urban penyebabnya. Sekarang ini travelling sudah menjadi salah satu kegiatan mainstream yang dianggap paling keren dan paling “wah” , agar keliahatan kaya dan sering jalan jalan keluar kota/negeri padahal untuk pencitraan saja, salah satu teman saya ada yang bela belain sering travelling ke pantai dan gunung yang sedang ngehits hanya untuk postingan instagram nya atau check in path. Terkadang pergi ke pantai di balai kambang tapi bilangnya di kuta bali terlihat sekali bohongnya. Lumayan menggelitik apabila melihat orang orang macam ini. Atau bahkan memaksakan diri pergi ke luar negeri seperti singapura atau malaysia hanya demi foto di depan patung merlion atau berfoto di depan twin tower kuala lumpur dan membeli oleh oleh untuk dipamerkan di Indonesia. Namun untuk makan mereka untuk sebulan kedepan sangat kesulitan.

Menurut saya yang paling parah dari kaum miskin urban adalah social climber (panjat sosial) menurut wikipedia social climber memiliki arti dibawah ini:

Social Climber:/noun// Definition of social climber for English Language Learners: someone who tries to gain a higher social position or status (such as by becoming friendly with wealthy people)

Yang memiliki arti seseorang yang ingin menggapai status sosial yang lebih tinggi (seperti berteman dengan orang orang kaya),hal ini adalah suatu cara bagi mereka untuk menaikkan status sosial mereka entah dengan berkata bahwa mereka adalah kenalan artis atau malah bersaudara dengan artis. Bahkan semakin meyakinkan apabila mereka mengambil foto dengan artis-artis tersebut agar benar benar disangka teman dekat artis tersebut. 

Selain dengan artis mereka ini juga bergaul dengan orang orang kaya dan sering sering berfoto dengan mereka dan dipost di instagram supaya dikira dia juga orang kaya padahal aslinya Cuma numpang tenar. Tapi untuk berkumpul dengan orang orang kaya atau artis ini mereka harus sering sering nongkrong di tempat tempat yang mahal. Lagi lagi membutuhkan uang yang banyak demi mendapat pengakuan. Sebegitu pentingnya kah pengakuan dari orang lain ?

Biasanya setelah merasa dikenal dengan golongan orang orang kaya dan artist, kaum ini suka berlagak sombong dan merasa lebih hebat daripada orang lain. Padahal pencapaian mereka baru nol besar dan gaji mereka belum tentu bisa menutupi hutang hutang kredit mereka. Sungguh ironis sekali.

Setelah saya mencari cari dan browsing browsing di internet, salah satu penyebab adanya kaum kaum urban ini adalah memilih sosok sosok panutan yang keliru melihat kemewahan gaya hidup artis artis semacam keluarga raffi ahmad tapi masih mending kalau raffi ahmad karena masih ada usahanya tapi kalau yang dipakai panutan adalah kim kardashian ini sudah sangat salah, padahal kim kardashian terkenal karena sex tape (video sex) dengan ray j tersebar dan video tersebut dibeli oleh vivid entertainment yang merupakan salah satu perusahaan video porno terbesar di united state of america atau negeri paman sam. 

Kehidupan gemerlap the kardashians inilah yang ditirukan kaum kaum urban dengan uang pas pasan mereka memaksakan gaya mereka supaya terlihat seperti the kardashians. Membeli produk produk mahal yang digunakan oleh the kardashians, meniru gaya mereka bahkan rela melakukan sulam alis supaya memiliki alis yang sama seperti the kardashians. Sebetulnya tidak ada yang salah apabila ingin meniru niru gaya mereka tetapi tolong setidaknya disesuaikan dengan pendapatan dan pemasukan.

kenapa tidak memilih sosok panutan yang rendah hati seperti bill gates, mark zuckenberg, jack ma atau almarhum steve jobs. Mereka adalah manusia manusia berkualitas yang tidak mementingkan gaya mereka. The goal is to be rich not to look rich! Jadilah orang orang yang kaya ! jangan menjadi orang yang terlihat kaya, apabila kalian menggunakan kepura puraan dalam menjalani hidup maka sampai akhir kalian akan hidup dalam kepura puraan.

Apabila anda masih belum berpenghasilan atau masih meminta kepada orang tua tidak perlu bergaya mati matian demi mendapatkan pengakuan atau sekedar like di instagram. Pikirkanlah orang tua kalian saat bekerja keras untuk membayar biaya pendidikan kalian di universitas atau di sekolah. Sehingga kalian sadar bahwa mencari uang itu tidak mudah menghabiskan nya. Apalagi menghabiskannya untuk nongki nongki kongkow di mall dan café café mahal.

Tidak perlulah kalian mencari ridha manusia agar disanjung dan dipuji bahkan dicemburui orang lain padahal kalian men dzalimi diri kalian sendiri, atau dzalim terhadap keluarga kalian yang perlu kalian nafkahi. Benar benar tidak benar apabila dilihat dari sudut pandang manapun, dari sudut pandang agama salah , dari sudut pandang ekonomi pun salah, dari sudut pandang pembangunan juga salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun