Mohon tunggu...
Ivan Diryana
Ivan Diryana Mohon Tunggu... Dosen, Wiraswasta -

Ayah, Suami, Dosen, Wiraswasta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jokowi, Indonesia, Terorisme dan Freeport

15 Januari 2016   06:33 Diperbarui: 15 Januari 2016   08:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perekonomian Indonesia tidak boleh maju, sebagai negara sekuler, ekonomi Indonesia tidak boleh menjadi baik. Harus semakin banyak yang miskin, harus semakin banyak yang kesulitan mencari makan, kalau tidak maka jualan ideologi lain selain Pancasila menjadi tidak laku lagi. Oleh sebab itu masyarakat harus terus dibuat merasa ketakutan, kesulitan dan merasa semua tidak menjadi lebih baik. 

Jokowi adalah anti tesis dari ide diatas, tidak perlu kecerdasaan yang tinggi untuk melihat apa yang dilakukan oleh Jokowi memang benar, infrastruktur dibangun untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, dan ini yang mereka tidak mau. Mengapa fitnah-fitnah keji terhadap pemerintah kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki hubungan dengan organisasi yang menolak Pancasila? Mengapa mereka selalu mengatakan Indonesia dalam keadaan gawat, genting, hampir hancur dan sebagainya padahal kenyataannya justru sebaliknya? Karena jualan mereka menjadi tidak laku jika Jokowi berhasil meningkatkan perekonomian Indonesia. Apa yang dilakukan Jokowi saat ini mirip dengan yang dilakukan pemerintahan Soeharto setelah era Soekarno berlalu, yaitu membangun berbagai infrastruktur didaerah-daerah, bedanya jaman Soeharto kebocoran dibiarkan, maka jaman Jokowi kebocoran itu berusaha ditutup, hasilnya tentu percepatan pembangunan yang luar biasa. 

Aksi terorisme yang dilakukan tepat pada saat akan banyak kejadian penting di Indonesia merupakan sinyal bahwa yang mereka inginkan adalah supaya rakyat merasa kondisi di Indonesia genting dan darurat agar mereka dapat melakukan aksi-aksinya lagi dengan tujuan menjatuhkan NKRI. Sebab selama 10 tahun yang lalu Indonesia stagnan, kebangkrutan didepan mata dan keberhasilan mereka pun sudah didepan mata namun program-program pemerintah saat ini justru menghapus impian mereka. Deal antara Indonesia dengan Freeport jelas merupakan sebuah ancaman bagi mereka. Saham Freeport yang cukup besar yaitu sebanyak 10% lebih akan diberikan kepada pemerintah Indonesia, tentunya ini merupakan lonjakan besar bagi perekonomian Indonesia. Dan mereka tidak ingin Indonesia memiliki perekonomian yang kuat. 

Lalu dibuatlah aksi terorisme yang bertepatan pada tanggal batas akhir divestasi Freeport untuk menggoncang perekonomian Indonesia. Hasilnya beberapa saat IHSG mengalami penurunan, Rupiah sempat tembus Rp. 14.000. Namun mereka salah perhitungan, Ini Indonesia bung!

Dalam waktu hanya 20-30 menit POLRI berhasil menghentikan aksi mereka, tanpa mengurangi rasa belasungkawa, korban akibat aksi ini lebih sedikit dari tewasnya para teroris. Sebuah kerja yang luar biasa dari bapak Polisi, mereka patut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi. Menurut orang-orang, BIN kecolongan, mungkin iya tapi tidak benar-benar kecolongan apalagi sampai harus ketuanya mundur. Sebelum aksi ini POLRI berhasil menangkap teroris yang rencananya akan menjalankan aksinya saat perayaan tahun baru. Dan hari ini jika dilihat dari reaksi Polisi dan kecepatan meringkus terorisme nampaknya kepolisian telah mengetahui puzzle-puzzle informasi mengenai aksi hari ini. Pasar pun mengapresiasi kerja Pak Polisi yang cepat dan tanggap, IHSG kembali naik dan Rupiah pun kembali menguat. 

Terorisme yang seharusnya membuat ketakutan mendalam, ternyata bagi orang Indonesia tidak ubahnya menonton film action. Panik memang diawal tapi setelah Pak Polisi datang masyarakat malah mengerumuni! Dan dimana ada kerumunan orang, disitu ada yang jualan. Jadi aksi teror itu dimaksudkan untuk mengguncang perekonomian malah justru memberikan penghasilan tambahan bagi pedagang asongan bahkan tukang sate malah menjadi terkenal karena dengan tenangnya masih membakar sate ditengah-tengah aksi pengepungan teroris. Jadi yang awalnya ingin menakut-nakuti masyarakat malah justru memberikan "hiburan".....Indonesia luar biasa. 

Polisi ganteng yang terfoto sedang berlari dengan gagahnya sambil membawa pistol justru kini menjadi idola para wanita. Banyak wanita yang tergila-gila dengan polisi ganteng ini. Berbagai komentar menggoda dan menggelitik bertebaran menanggapi aksi polisi ganteng ini. Alih-alih ketakutan justru para wanita di sosmed jadi bertanya-tanya, siapa gerangan polisi ganteng ini. Ok buat para wanita yang ingin tahu, menurut sebuah sumber namanya adalah Rino Soedarjo, silahkan di stalking hahaha.

Tak lama setelah aksi teror ini berlangsung, nampaknya sudah semacam SOP mereka, dunia medsos langsung di bom juga dengan berbagai HOAX. Namun netizen Indonesia melawan, saya melihat bagaimana para jagoan medsos mengingatkan followersnya yang berjumlah ribuan, bagaimana mereka saling menguatkan dan juga bagaimana mereka melawan dengan hashtag #kamitidaktakut. Dan banyak media luar justru menangkap perlawan dengan hashtag tersebut, selain itu berbagai karya kreatif dilakukan untuk melawan para teroris, ini salah satu contohnya. Foto-foto korban berhenti beredar, hoax yang dishare ditangkal dengan anti hoax yg di share lebih  banyak lagi....Indonesia luar biasa. 

Sadisnya lagi, aksi mereka malah menciptakan meme-meme lucu. Setelah aksi teroris diringkus tak lama kemudian orang Indonesia malah tertawa, sama sekali tidak ada bekas ketakutan dalam diri mereka. Meme-meme lucu bertebaran, di sharing oleh banyak orang. Bukan foto korban yang beredar malah kejadian-kejadian lucu yang lebih banyak di share, seperti foto si tukang sate, foto orang beli kacang rebus, dan masih banyak lagi. Indonesia memang luar biasa, selalu bisa tertawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun