Penyataan Donald Trump yang menginginkan penolakan masuk ke Amerika bagi penganut Islam telah memicu berbagai reaksi termasuk di Amerika sendiri. Ia dianggap sebagai orang yang Islamophobia dan seluruh muslim termasuk di Indonesia tidak menyukai orang-orang yang Islamophobia. Sebagian besar umat Islam di dunia dan di Indonesia menolak digeneralisir sebagai teroris, orang yang Islamophobia pastinya akan menilai semua muslim itu teroris. Tentunya kita sebagai umat Islam tidak suka disamakan dengan ISIS, Al-Qaeda dan teroris-teroris lainnya. Karena kita semua tahu bahwa membunuh orang tidak bersalah itu dilarang, terlebih membunuh orang tidak bersalah atas nama agama.Â
Akan tetapi belakangan ini umat Islam di Indonesia sebagian diantaranya menjadi Syiahphobia. Berbagai komunitas anti Syiah bermunculan, jargon Syiah bukan Islam  begitu keras didengungkan diberbagai media. Ya, sebagian umat ada yang memasukkan Syiah ke kolompok sesat, ada yang bilang harus diwaspadai, ada yang bilang tidak sesat. Terlepas dari sesat atau tidaknya Syiah, cukup mengherankan bagi saya bahwa begitu besarnya perhatian umat Islam di Indonesia terhadap Syiah, seolah-olah Syiah ini ancaman yang menakutkan.Â
Di dunia 90% penduduk muslim adalah Sunni, Syiah hanya 10% saja. Di Indonesia menurut sebuah sumber, pengikut Syiah berjumlah 5.000.000 dan cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar seperi Jakarta serta Bandung. Penduduk muslim tahun 2010 sebanyak 87% artinya dari 250.000.000 jiwa, 217.500.000 penduduknya adalah muslim, artinya penganut Syiah ini hanya 2% saja dan kita sebagai umat muslim sangat fokus sekali untuk mengurusi 2% tersebut. Ada hal-hal yang seharusnya lebih banyak mendapat perhatian oleh umat muslim di Indonesia.
Salah satunya adalah, data penduduk muslim sebanyak 87% tersebut adalah data tahun 2010. Tahun-tahun sebelumnya jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 95%, artinya dari prosentasi umat muslim di Indonesia telah berkurang 8%! Dan kebencian telah menutup mata kita dari kenyataan ini lalu lebih fokus ke yang 2%. Selain itu coba kita perhatikan, ada berapa penganut Syiah yang menduduki posisi penting di pemerintahan? Presiden, Jendral dan menteri-menteri semuanya insya Allah dari Sunni. Jadi kenapa kita yang Sunni yang ketakutan, justru mereka yang seharusnya ketakutan.
Ketakutan berlebih pada suatu hal disebut phobia. Kita tidak suka pada orang yang Islamphobia seperti DT tadi karena kita merasa orang seperti itu menyamaratakan kita dengan teroris yang membunuh orang-orang tidak bersalah, membunuh ayah seseorang atau anak seseorang. Akan tetapi kenapa kita menyamaratakan Syiah dan menjadi Syiahphobia? Syiah juga memiliki aliran ekstrim layaknya Wahabi di kelompok Sunni dan secara jumlah tentunya lebih sedikit lagi dari 2% tadi. Berikut ini adalah kutipan dari sebuah artikel pada web FPI  yang diposting oleh Habib Rizieq (walaupun saya bukan simpatisan FPI).Â
"Syiah Roofidhoh" adalah firqoh yang sesat menyesatkan. Apalagi "Syiah Ghulat" yang menabikan atau menuhankan Sayyiduna Ali RA, dan menganggap para Imam mereka sebagai Utusan atau Titisan Tuhan, serta memvonis Al-Qur'an kurang dan tidak asli lagi, maka Aswaja sepakat bahwa Syiah Ghulat adalah Kafir dan Murtad, bukan lagi termasuk Islam.Ada pun "Syiah Moderat" yang berjiwa Reformis, mereka bukan Ghulat dan bukan Roofidhoh. Mereka adalah saudara muslim yang harus dihormati bukan dicaci, dirangkul bukan dipukul, diajak dialog bukan ditonjok, dilawan dengan dalil bukan dengan bedil." (Sumber).
Terkadang saya kagum akan kemampuan mencari informasi dan menganalisis dari orang-orang penebar kebencian ini, jika saja upaya mereka itu tercurah pada hal yang lebih positif, saya yakin Islam menjadi agama yang benar-benar rahmatan lil alamin. Kenapa kita tidak mencari tahu penyebab menurunnya prosentase umat muslim di Indonesia? Faktor ekonomi kah? Cara dakwah kah? atau apa? Lalu kita bisa cari solusi yang damai. Atau mencari solusi atas permasalahan yang lebih besar lagi seperti Global Warming, bukan kah kita sebagai umat Islam diberi tanggung jawab untuk mengurus bumi? Sebagai Khalifah? Dan masih banyak hal penting lainnya yang lebih perlu mendapatkan perhatian.Â
"Tapi perkembangan Syiah sangat pesat!"
Biasanya itu yang saya dengar, akan tetapi pesat pun seberapa pesat? Tidak ada penelitiannya karena kita sibuk mencari kesesatan mereka dan mencari cara supaya kita benci mereka. Kalau memang pesat, apa yang mereka lakukan hingga bisa seperti itu? Memerangi Sunni? Memaksa Sunni pindah dengan kekerasan? Tidak. Mungkin dengan dakwah, maka kita lawan dengan dakwah juga dan dakwah yang paling ampuh adalah dengan memberikan teladan yang baik. Akan tetapi nampaknya sebaran ajaran Syiah tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kelahiran daripada konversi.Â
Mengapa kita dicekoki untuk membenci Syiah? Melihat fenomena yang terjadi nampaknya ada upaya untuk memecah belah persatuan bangsa melalui hasutan. Nampaknya ada kelompok-kelompok tertentu yang saat ini sedang menyiram bensin....untuk suatu hari nanti dibakar dan Indonesia menjadi seperti Suriah. Terlebih kita semua tahu orang Indonesia itu mudah dihasut, lihat saja pilpres 2014 kemarin.Â
Jadi marilah kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini, demi anak-anak kita....Orang tua mana yang ingin anaknya berakhir mengenaskan terdampar disisi pantai? Lebih baik kita curahkan perhatian kita untuk berkarya demi bangsa supaya anak-anak muslim dan yang lainnya memiliki rumah indah untuk belajar, bermain, tertawa riang bersama ayah, ibunya dan saudara-saudaranya.