Mohon tunggu...
Ivan Diryana
Ivan Diryana Mohon Tunggu... Dosen, Wiraswasta -

Ayah, Suami, Dosen, Wiraswasta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berhenti Merokok Itu Mudah

9 Desember 2015   09:33 Diperbarui: 9 Desember 2015   10:06 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tahu kah anda bahwa sebuah survey yang dilakukan pada para perokok menunjukkan bahwa lebih dari 80% perokok sebenarnya ingin berhenti merokok namun hanya 5% dari perokok yang berhasil berhenti merokok selamanya. Saya dulu seorang perokok selama 10 tahun lebih saya merokok 2 bungkus rokok yang isinya 20 batang sebungkus, kalau lagi bergadang bisa nambah sebungkus lagi. Tapi sekarang saya berhasil berhenti merokok selama 5 tahun tanpa rokok sebatang pun. Bisa dikatakan dulu saya perokok berat.

Sebenarnya berhenti merokok itu tidak lah sulit asal kita dapat memahami apa sih rokok itu. Saya akan coba sharing bagaimana saya berhenti merokok dan saya lakukan itu tanpa menakut-nakuti para perokok dengan berbagai efek menakutkan akibat merokok, karena semua perokok umumnya sudah tahu akan efek negatif dari rokok namun mereka tidak perduli. 

Pertama yang perlu kita ketahui sebagai perokok yang ingin berhenti merokok adalah bahwa sekali kita merokok maka selamanya kita akan menjadi perokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok itu ibarat monster yang hidup dalam tubuh para perokok, dia tidak dapat mati tapi yang dapat kita lakukan adalah membuatnya menjadi kecil....kecil...dan tertidur selamanya. Satu batang rokok saja maka monster tersebut akan kembali bangun dan menjadi kuat kembali. Itulah sebabnya cara terbaik untuk berhenti merokok adalah langsung berhenti dan stop merokok sebatang pun. Banyak orang yang gagal berhenti merokok karena alasan-alasan sederhana misalnya ketika stress lalu dia berpikir bahwa satu batang tidak akan apa-apa, tapi sadarilah bahwa itu bukan sebatang rokok tapi satu rantai rokok yang akan menjadi dua batang, tiga batang dan kembali sebungkus rokok lagi. Oleh karena itu perlu kita sadari bahwa sekali merokok maka selamanya jadi perokok, sebatang saja maka tanpa kita sadari akan menjadi sebungkus lagi dalam waktu singkat. 

Sebenarnya nikotin itu bahan yang tidak dibutuhkan dalam tubuh, ia hanya memicu otak untuk mengeluarkan banyak dopamin sehingga kita merasa senang, nyaman, santai. Itu mengapa segala aktifitas yang diawali dengan rokok akan terasa menyenangkan bagi perokok, minum kopi, sehabis makan, kumpul-kumpul dan sebagainya, dan secara otomatis badan akan meminta untuk terus berada dalam kondisi tersebut. Namun nokitin itu cepat keluar dari tubuh sehingga kita membutuhkan lagi nikotin dalam darah, lalu perokok membakar lagi sebatang rokok. Dalam waktu lama maka perokok akan selalu butuh nikotin untuk dapat kembali kekondisi "senang" tersebut yang mana bagi seorang bukan perokok akan merasakan hal yang sama tanpa harus merokok. 

Perlu kita ketahui bahwa rokok itu candu, bukan perilaku buruk tetapi candu. Peringatan bahaya merokok ada dimana mana, bahkan dibungkus rokok pun ada, namun perokok memblokir semua itu dan tetap merokok, itulah tanda-tanda bahwa rokok sebenarnya candu. Sama seperti narkoba, jadi aktifitas merokok itu bisa di-ibaratkan seperti pecandu narkoba yang sedang menyuntikkan heroin kedalam tubuhnya. Sama seperti narkoba, badan kita sebenarnya tidak butuh nikotin oleh karena itu perlu kita sadari bahwa kita dapat bertahan tanpa merokok. Misalnya saat nonton di bioskop, perokok mampu bertahan tanpa rokok selama film berlangsung dan tanpa merasakan efek apapun, saat dipesawat berjam-jam tanpa rokok, bagi yang muslim tentu bisa tidak merokok saat puasa, dan perokok melakukan itu tanpa kesulitan apapun. Jadi sebenarnya berhenti merokok itu bukanlah hal yang sulit karena dikala perokok dihadapkan pada kondisi ia tidak ada pilihan lain selain tidak merokok, ia bisa melakukannya....lalu kenapa tidak selamanya saja berhenti merokok? Jadi apa sih yang membuat sulit berhenti merokok?

Awal saya mencoba berhenti merokok, berkali-kali gagal. Selalu berakhir dengan sebungkus rokok lagi didalam saku celana saya. Tapi ternyata yang membuat kita merasa sulit berhenti merokok itu adalah lingkungan kita. Setiap saya ingin berhenti merokok selalu saja ada orang yang memberi sugesti negatif, "berhenti merokok itu susah loh", "percuma, nanti juga ngerokok lagi" dan sebagainya. Akhirnya setelah saya menyadari bahwa saya bisa berhenti merokok saat bulan puasa tanpa merasa kesulitan, maka saya yakinkan diri saya bahwa berhenti merokok itu mudah. Setelah itu segalanya jadi lebih mudah untuk berhenti merokok selamanya. 

Perokok itu sebenarnya terlalu banyak alasan, saya sendiri pun dulu demikian. "Gak enak abis makan gak ngerokok, mulut jadi asam", tapi ternyata mulut asam itu bisa dihilangkan dengan menghisap udara melalui mulut atau minum air putih atau kumur-kumur dengan air putih atau makan permen mentol dan masih banyak cara lainnya tanpa harus dengan rokok. "Sulit konsentrasi kalau tidak merokok", dulu saya pun sering beralasan seperti ini tapi justru rokoklah penyebab konsentrasi kita menurun. Nikotin dalam tubuh perokok cepat hilang, seiring dengan hilangnya nikotin maka tubuh mulai menagih, itulah yg menyebabkan perokok sulit konsentrasi ibarat kita disuruh bekerja tapi perut lapar, sulit karena otak inginnya makan bukan kerja. "Gak enak ngumpul-ngumpul kalo gak ngerokok", percayalah yang bikin enak ngumpul itu adalah teman-teman yang kita ajak ngumpul bukan rokok, kalau temannya asik ya suasana kumpul-kumpul tetap asik meski tanpa rokok. "Mati itu Tuhan yang mengatur" betul, tapi apa mau sampai nanti mati jadi budak rokok? Memperkaya keluarga yang punya pabrik rokok? Dan masih banyak alasan-alasan lainnya. Intinya kita tidak butuh rokok, semuanya hanyalah alasan yang terlalu dibuat-buat dan perokok itu paling jago bikin alasan. 

Buat apa berhenti merokok? Banyak alasan untuk berhenti merokok tapi saya pribadi merasakan kualitas hidup menjadi lebih baik tanpa rokok. Perokok itu sekarang minoritas, dikucilkan, ditaruh dipojokkan atau dalam ruang merokok yang sumpek dan bau. Setelah saya berhenti merokok, banyak nilai positifnya. Soal kesehatan sudah jelas sekali pengaruhnya, badan terasa lebih fit jarang sakit sehingga kualitas hidup jadi lebih baik. Naik tangga 3 lantai tanpa harus tersengal-sengal. Olah raga jadi lebih dapat dinikmati karena saya tidak harus megap-megap mencari oksigen. TIba-tiba saya punya uang lebih setiap akhir bulan dan cukup untuk mengajak istri serta anak makan di restoran mahal minimal sebulan sekali. Tapi efek positif yang sangat saya rasakan adalah kebebasan, saya sekarang dapat memulai dan mengakhiri semua aktivitas tanpa harus dengan sebatang rokok dulu. Kerja menjadi lebih produktif karena tidak harus membuang 5 menit untuk merokok dulu. Memang hanya 5 menit, tapi coba kalikan dengan 20 batang sehari dan kalikan dengan 10 tahun, maka berapa waktu yang terbuang? Sangat banyak. 

Dan tanpa perlu berbagai penelitian ilmiah, kita semua tahu rokok itu berbahaya. Saya pernah berdebat dengan teman saya yang perokok saat saya katakan bahwa saya berhasil tidak merokok sebatang pun. Dia ngotot bahwa rokok itu tidak berbahaya, bahwa makanan itu jauh lebih berbahaya dan sebagainya. Namun ketika saya tanyakan apakah saya boleh mengajarkan dan memberikan rokok keanaknya sebatang saja?  teman saya langsung terdiam, saat itu anaknya masih berumur 5 tahun dan tentunya saya juga tidak bermaksud akan benar-benar melakukannya. 

Jadi tidak merokok sebatang pun selamanya bukanlah hal yang sangat sulit, bukan seperti pertaruhan hidup atau mati. Jika kita sadari mudahnya berhenti merokok maka berbagai gangguan yang datang akan mudah diantisipasi. Tentu akan muncul perasaan aneh saat kita mulai berhenti merokok, tapi itu bukan sesuatu yang berbahaya justru perasaan tersebut adalah tanda-tanda badan anda mulai membaik, tekanan darah menurun, aliran darah menjadi lebih baik, detak jantung kembali normal, tubuh kita sedang beregenerasi kearah yang lebih baik, lebih sehat. Pengalaman saya, cukup 2 minggu saja....lewat dari 2 minggu maka semuanya akan lebih mudah lagi. Disaat indera penciuman mulai normal dan anda dapat mencium kembali bau rokok lalu anda merasa jijik, muak, tidak enak, maka disitu anda mulai berhasil tidak merokok selamanya. Saat itu pula anda akan menyadari "Apa yang selama ini saya lakukan? Menghisap benda bau menjijikan seperti itu?".

Saran saya sebelum anda mulai berhenti merokok, tentukan lah tanggal yang tepat untuk memulainya dan merokoklah sepuasnya sebelum tanggal tersebut. Lalu setiap tahun pada tanggal tersebut rayakanlah, gunakan uang berlebih anda akibat dari budget uang rokok yang sudah tidak ada lagi. 

Semoga bermanfaat dan semoga berhasil. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun