Mohon tunggu...
Ivan Dias
Ivan Dias Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Program Studi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stress & Kecanduan Rokok, Hanya Kurang Bahagia

17 Juni 2023   14:05 Diperbarui: 17 Juni 2023   14:08 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pada saat ini kegiatan merokok sudah menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan oleh remaja Indonesia khususnya remaja yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Jumlah pengguna rokok yang kian hari terus bertambah membuat kami peduli saat melihatnya. Saat ini merokok telah menjadi sarana untuk melampiaskan segala beban maupun mengalihkan pikiran yang dirasakan dan ditanggung. 

Berdasarkan hasil survei Sosial Ekonomi Nasional yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, jumlah remaja DIY berusia 15 tahun ke atas yang merokok pada 2022 sebesar 23,97 %. 

Setelah kami lakukan survey secara langsung kepada para 10 orang perokok, didapatkan data bahwa 7 diantaranya merokok dengan alasan karena ingin menghilangkan rasa kekecewaan, stres berlebih, serta depresi. Hal ini biasanya ditandai dengan yang  dengan adanya gangguan tidur, rasa cemas, merasa kurang motivasi dan pesimis. 

Selain itu, beberapa orang sisanya mencoba merokok dengan alasan karena ajakan teman. Melihat hal ini, membuat hati kami sedikit tertegun saat mengetahui bahwa mereka mengatakan jika mereka (yang mengkonsumsi rokok) sadar dengan betul akan akibat dari merokok yang berlebih. Bahkan diantara mereka juga merasa ingin segera keluar dari rasa kecanduan yang mereka rasakan. 

Kami kemudian mencoba menelisik lebih dalam mengenai kandungan pada rokok, apa yang sebenarnya membuat mereka begitu terikat. 

Berdasarkan sumber yang kami dapatkan ditemukan bahwa kandungan dalam rokok yang membuat para penggunanya menjadi candu ialah rasa nikmat dari kadar nikotin yang berada di dalamnya. Nikotin sendiri memiliki efek yang menyebabkan kecanduan karena berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotinik yang terdapat pada saraf di otak yang mengakibatkan pengeluaran dopamin. 

Akibat inilah yang membuat para perokok jadi merasa lebih bahagia dan merasa lebih tenang setelah menghisap rokok. Jika jumlah konsumsi terus bertambah tentu akan berdampak buruk juga bagi kesehatan mereka sendiri. Alasan lainnya para remaja merokok adalah karena kebahagiaan yang susah untuk mereka dapatkan disebabkan adanya tekanan akan situasi lingkungan maupun kepuasan diri yang tidak dapat dilampiaskan. 

Maka dari itu, kami kemudian mencoba mengulik kembali, bagaimana cara agar kebahagiaan mudah untuk didapatkan dan metode seperti apa yang tepat agar mereka dapat melampiaskan beban yang mereka rasakan itu hingga dapat tersampaikan dengan puas dan lega. 

Beberapa hari yang lalu kami pun mendiskusikan secara bertahap mengenai permasalahan yang kami temukan. Melalui metode yang kami terapkan dan coba berulang kali, didapatkan bahwa Support Sharing adalah salah satu media alternatif yang kami kembangkan untuk memecahkan persoalan ini.

Support Sharing merupakan sebuah metode  yang berpotensi untuk membantu para remaja atau mahasiswa untuk mengurangi rasa stress dan kecanduan merokok. Seperti namanya, layanan ini berbentuk komunitas yang disiapkan sebagai "wadah ataupun tempat" yang dirangkai sedemikian rupa agar dapat membantu para pengguna untuk berkeluh kesah, menceritakan apa yang mengganggu pikiran mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun