Mohon tunggu...
Ivan Christopher
Ivan Christopher Mohon Tunggu... Polisi - Anak baik

Anak baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sekolah Rumah Kedua

5 Maret 2021   07:21 Diperbarui: 5 Maret 2021   07:24 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok. pribadi
dok. pribadi
Di kelas 6 wali kelas saya adalah Bu Dwi, jadwal guru PKN dan juga guru bahasa Indonesia dia adalah orang yang sangat lembut dan juga ramah. Dan di kelas 6 ini saya merasakan yang namanya cinta monyet, saya menyukai salah satu perempuan waktu itu. Di kelas 6 saya saya meraih rengking 8. Prestasi lainnya adalah saya menjadi tim utama futsal SD saya waktu itu walaupun gagal untuk meraih juara.

Kenangan yang tidak saya lupakan pada saat kelas 6 adalah waktu kami menginap di pratista,di situ karakter kami dibentuk menjadi seorang anak yang taat pada Tuhan dan juga taat kepada orang tua taat pada peraturan dan juga banyak hal lainnya.begitu pula pada saat perpisahan perpisahan yang paling mengesankan adalah saat dimana kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami lewat sebuah lagu.saya tidak menyangka bahwa perpisahan sekolah dasar begitu membekas di ingatan saya.

Di kelas 6 ini juga saya berpisah dengan sahabat saya,dia sekeluarga pindah ke Malang dia melanjutkan pendidikannya ke Malang sedangkan saya masih di sini melanjutkan pendidikan saya di sini.

Saya masuk ke SMP negeri 5 Cimahi karena waktu itu pertama kali diterapkan sistem zonasi dan letak rumah saya dan juga NEM saya membuat saya dapat masuk ke SMP negeri 5 Cimahi.saya adalah satu-satunya orang dari SD BPK Penabur yang pindah ke sekolah negeri, SMP negeri 5 Cimahi.

Tidak terlalu sulit bagi saya untuk berbaur dan menemukan banyak teman karena saya memiliki skill untuk berbicara dan berkenalan yang cukup.walaupun tidak semulus yang dibayangkan tapi saya berhasil mendapatkan teman-teman baru saya di SMP. Kesulitan saya waktu masuk SMP adalah di mana saat teman-teman saya melakukan hal hal rasis seperti, mengolok-olok suku dan agama saya.

Tapi untungnya saya terlahir sebagai manusia yang bermental baja, saya tidak terlalu terganggu dengan cemooh mereka, saya juga tidak memasukkannya ke dalam hati. Walaupun sebenarnya saya anak yang temperamen tapi saya tidak pernah membawa pusing akan hal itu.

Sempat saya mengadu kepada orang tua saya akan kelakuan teman-teman saya kepada saya di sekolah, tapi bapak saya berkata seperti ini " sekali diemin,dua kali diemin,tiga kali lawan",dan itu yang masih saya tanamkan sampai sekarang bahwa selama satu sampai dua kali saya tidak terganggu tidak masalah tapi apabila saya sudah merasa terganggu tidak ada salahnya untuk melawan.

Kelas 7 wali kelas saya bernama Bu Teti Haryati,dia tidak terlalu galak dan juga tidak terlalu pusing dengan kondisi kelas saya.Di kels 7 ini saya belajar banyak hal yang baru tentang luasnya dunia,mengolah sudut pandang dan juga pola pikir.kelas 7 saya mengikuti ekskul karate dan pada turnamen pertama kali saya saya berhasil meraih juara 2 se kota Cimahi kelas pemula -40kg.

Kelas 8 saya baru menemukan kembali apa yang dinamakan sahabat,Rizky,Deandra,Igo,Opang bisa dibilang kami ada sahabat, karena ke mana-mana setiap hari kami selalu berbarengan,dari mulai datang sekolah,kantin,pulang sekolah,kerja kelompok,kami seperti susah untuk dipisahkan. Rasanya hidup kembali ketika kalian menemukan orang atau teman yang memiliki satu humor yang sama atau beda part dibilang satu frekuensi.

Di kelas 9 kami terpisah Rizky ada di 9C, opang ada di kelas 9F,Deandra ada di 9I,Igo di 9G dan saya sendiri di 9D. Kami terpisah dan mulai terbiasa pergi masing-masing. Dika 9 saya malam ini lagi yang namanya rasisme,kelas 9 saya mengucilkan saya karena saya Kristen dan Batak tapi itu tidak mengganggu saya dalam belajar dan juga bergaul, justru dengan itu saya menjadi terkenal di sekolah karena saya bergaul hanya dengan orang Batak. Saya Jonathan dan juga Lamro, kami adalah "trio Batak" itulah julukan yang orang orang berikan ketika bertemu dengan kami.

Kamu bertiga menjadi sangat akrab ketika di sekolah kami ada kegiatan Pendalaman Alkitab,dari situ bermula kami menjadi layaknya sebuah saudara yang saling menguatkan satu sama lain.Perbedaan bukanlah suatu kelemahan atau suatu hal yang memalukan,justru perbedaan adalah suatu kekuatan dan suatu kebanggaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun