Mohon tunggu...
M Ivan Aulia Rokhman
M Ivan Aulia Rokhman Mohon Tunggu... -

Ivan Aulia, nama pena dari M Ivan Aulia Rokhman. bergiat di FLP Surabaya dan Remas Al-Akbar Surabaya. Kelahiran Jember, 21 April 1996. Ia suka menulis Puisi, Esai, dan Resensi. Menulis adalah sebuah keterampilan antara akal dengan tangan. Saat ini sedang belajar di SMAN 10 Surabaya. Saya seorang penulis ditengah berkebutuhan khusus (Disabilitas). Telepon/WA : 083830696435 Email : rokhmansyahdika@gmail.com Facebook : M Ivan Aulia Rokhman Twitter : @mivanaulia10 IG dan Line : mivanauliarokhman Blog : mivanauliarokhman.blogspot.co.id , catatanivanaulia.blogspot.co.id , catatanresensiivanaulia.blogspot.co.id Alamat Korespondensi : Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, 60117

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ada Apa dengan Ria

16 Maret 2017   11:27 Diperbarui: 16 Maret 2017   11:42 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Ada Apa Dengan Ria?

: Ria Filosophia Dika

(1)

Dia selalu tercurah dalam hidup

 Tidak menyangka persahabatan masih terikat

 Kemanakah engkau pergi?

 Hanya berjalan secara bersamaan bagaikan burung

 Seperti burung telah berterbangan kemanapun yang berada

Wajah seindah dengan cahaya yang bersinar

 Kadang hidup ini penuh kasih sayang serta pengorbanan terhadap waktu terus jalani

 Sekiranya setiap hari tak bisa ku temukan dalam sepucuk bunga yang aroma wangi menempel di dada

Sebaik-baik keteladanan pada kakak hingga merindukan seulus rambut yang lembut

 Pagi yang menemani suasana yang sejuk

 Jangankah engkau menghabiskan sisa abadi

 Melainkan nyawa tetap bertahan hingga wafat

 Hilangkan segala kelupaan yang alami

 Cahaya menerangkan hati yang suci

Surabaya, 10 Mei 2016

***

(2)

Hati yang begitu bersinar hingga lembut

 Sungai ini mengalir dimana-mana

 Perempuan jni menjalankan segala sesuatu

 Mungkin betapa manisnya persahabatan

 Permen akan menolong dalam sebuah cerita

 Seperti pula langit cerah membawa harapan

Tinggalkan ini tidak akan bertemu lagi selamanya

 Salah satu mengaku tiada sesuatu yang terjadi

pagi terasa dingin dan juga sulit kita rasakan

 Bagaikan pagi hari sepanjang air surga

 Anugrah dari tuhan akan selalu memberi di sisi-Mu

 Cerita ini tidak tahu sampai kapan telah berakhir?

Semestinya belum terduga mengapa ini terjadi

 Suatu saat tak bisa lepas dari segalanya

 Mungkin entah sampai mana telah rela

 Sesungguhnya perempuan ini menerjangkan langit dan Bumi

 Bintang akan selalu menjemput-Mu

Surabaya, 11 Mei 2016

***

(3)

Perempuan semanis senyuman dalam wajahmu

 Sungguh memesona melalui pesan indah dari Tuhan

 Ciptakan seni sangat menakjubkan pada setetes air mata tiada pernah berhenti jatuh

 Langkah kaki menjejaki tanah hingga menuliskan sebutan bagimu

Malam Mulia disertai dengan hiasan imannya beribadah

 Engkau telah menemani setiap saat dimana pun dan kapan pun

 Cerita iti seru tanpa merasakan sensitif melanda fikiranmu sampai tergelisah suatu harapan

 Lupa dan noda menggubuk hati yang resah

 Jangan lepas sebelum mengucapkan sesuatu pada-Mu

 Dirinya selalu ada dalam setiap sudut pandang

Kini hadapkan wajahmu dengan seukir coklat

 Bagaikan lapisan coklat membawa kebahagiaan

 Burung berterbangan bersama meraih langit

 Impian tentu bersama mengejar impian

 Canda tawa terus menghampiri hari itu

 Selamanya selalu terjaga disini

Surabaya, 21 Mei 2016

***

(4)

Pagi hari atas nama Ria dalam perjuangan seorang gadis

 Tidak bisa ku menganggu dari segala menyakiti hati

 Tidak bisa rasakan jika pertemuan hanya menatap wajahnya

 Belum apa-apa melihat sahabat lain bergaul tanpa habis

Dia sampai mana titik pengorbanan dalam melawab rasa ketegangan bagi mereka?

 Selain biasa terkagumi oleh suasana berbeda dengan peristiwa tidak tahu harus ku lakukan

 Mungkin mengaku tanpa meninggalkan orang tercinta

 Alangkah bingung mau pergi kemana setelah menghayati bunga mekar menyeluruh alam semesta

Setitik daun menyebar kewanitiaan berisi cahaya putih

 Percayakanlah kepada sang maha kuasa

 Kasur mengantarkan mimpi melihat bulan purnama

 Ibu mengatakan kau terlihat jelas di matamu

 Selaras malan penuh kelemahan hingga tiada data

 Serupa dengan lukisan tergambarkan terhadap hidupmu

 Keraguan membawa perasaan terlalu tersinggun

 Biarkan segala yang melewati masa itu

Surabaya, 31 Mei 2016

***

(5)

Wajah malu tertutup oleh pandangan yang nyata

 Tak menyangka Ria memang gadis pelupa dalam pepatah

 Memang perasaan masih terdiam dalam hati membekas

 Memberanikan walau serupa setiap orang pasti berbeda

 Tidak ada percaya bila suatu mana pun fikiran terus melayang

Keinginan banyak yang ku mengejar dari waktu ke waktu

 Ria apakah selama ini pertemuan hanya sekali saja sumur hidup

 Apakah selama ini persahabatan terpisah oleh tali temali dalam sehari?

 Malam purnama terdatangi oleh bulan yang begitu agung

 Setiap malam terangguk oleh tidurmu dengan penjamkan malam lalu terkeluar oleh mimpi

 Kertas tersimpan dalam ruangan masih ada dalam setetes air

Mata kemundian tertempel dalam tembok impian

 Manakalah berbeda dengan satu sama lain?

 Selama ini banyak terbuang oleh obrolan tidak penting

 Setiap saat pasti teringat dalam memori kita

 Selamanya tidak bisa hilang dan terputus perikatan

 Mungkin bila Ria tersipu malu melayang fikiran yang tak jenuh

 Bagaikan samudra setakjub takdirmu

Surabaya, 3 Juni 2016

(6)

Ria engkau menempuh kehidupan di luar negeri adalah jerman

 Artinya Ria punya keinginan walaupun bahasa tidak memadai

 Tidak lain pula Ria tidak bisa menguasai bahasa apapun

 Mungkin juga aneh semua ini tidak tahu asal darimana?

 Terlihat jelas Ibu masih menyayangi walaupun terus menerus

Setelah Ayahanda telah wafat setahun lalu mengundang tangisan air mata untuk Ria hanya mengembalikan hidup

 Apakah Ria lupa menjalankan segala perintah oleh orang tua

 Pelupa hanya membolak-balik pertanyaan dengan singkat dan ringkas memperoleh jawaban dari itu

 Jarang pun melihat perkenalan tidak sengaja menatap

 Mata lalu bertemu ditengah perhubungan jarak jauh

 Setelah beberapa ini karya masih melunak

Karena orang bilang "cerita ini hanya mengungkap isi hati kepada dia"

 Tiada keraguan manapun sama hal persis dengan peduli

 Pohon impian yang tumbuh Ria berisi kata filosofi yang ambil dalam bahasa filsafat ke batang penuh kertas

 20 tahun itu akan menumbuhkan pohon-pohon yang cemerlang lalu Ria menjalankan segala hal apapun

Surabaya, 7 Juni 2016

***

(7)

Ria memang sehari-hari menuangkan karya film yang dibuat

Artinya kebiasaanmu hanya menonton film setiap waktu kosong

Luangkan waktu yang bermanfaat untuk nusa dan bangsa

Tidak ada perbedaan antara canggih dengan tradisional

Maka banyak orang mengagumi teknologi canggih menghubungkan tulisan kepada orang lain tanpa kelilingi suatu tempat

Tidak tahu bagaimana keseharian Ria seperti melihat pertemanan serta membawa kehangatan panas terik matahari menghibur pagi yang begitu bersinar

Sebaiknya tidak cukup untuk menyelesaikan semua urusannya

Tidak berati pula jalan raya padat selalu menghambat waktu

Serupa emosi wajah menghatam orang yang kesusahan

Merekalah yang membuat keributan di tengah sore

Begitu matahari terbenam Ria pulang ke Rumah dengan sambut ceria atau jelang Malam ia rela mempercepatnya dengan sekali tulisan

Masih menyimpan dalam barang kesayangannya

Ria seorang penemu senyuman tanpa merendam emosi

Sabar penuh berate bagaikan bidadari syurga berterbangan

Hanya kamu yang bisa menghandalkan untukmu

Sutabaya, 7 Juni 2016

***

(8)

Perjanjian selalu melekat dalam hati yang jernih dan bersinar

Makna dari Filosophia membawa pengaruh oleh bangsa sastra

Beliau sengaja memberikan nama pena berasal dari kata filsafat di dalam kamus kata itu

Semua ini melingkup seluruh aspek kehidupan terhadap dia

Tidak mungkin Kak Ria tidak tahu arti dari sebuah kebahagiaan

Tidak terasa aneh bila mengatakan suatu improvisasi dalam ucapan

“Tidakkah ini persahabatan itu sepucuk bunga harum” katanya

“Aku bangga atas persahabatan terus membawa anugerah dari tuhan” jawabku sambil mengampiaskan senyuman manis

Jangan-jangan kasur itu membawa mimpi di alam lain

Sejujurnya tidak memberatkan bisingan dalam fikiran itu

Jadi seperti pula awan menyambung keceriaan dalam suasana

Anak pun menemui Ria dengan selalu senyuman anugerah sedekah

Kepedulian terus menyebar pahala kebaikan ini juga

Turut berbahagia atas melantunkan ayat suci al-Qur’an

Hiburlah dengan setulus-tulusnya

Mungkin seberapa mampu jiwa terus melayang ke Samudera

Siang hari melawan air melawan air keringat menetes wajahmu

Apapun gembira yang menyaksikan tidak berkonotasi buruk

Surabaya, 7 Juni 2016

***

(9)

Kepada : Ria Filosophia Dika

Masih terhubung dengan langkah kepada negara panzer

Entah bagaimana lagi Ratna tiada bisa mengajarimu selama ini

Karena kesibukan pada Ratna begitu padat tanpa membalas-Mu

Semua dialog ini hanya mengundang sia-sia saja

Gadis agak bingung apa sebenarnya ku perbuat selama ini

Tidak jauh dari masa bersama ditambah dengan canda tawa Ria

Ceria ini tidak cukup sampai disini saja

Mimpi dan harapan untukmu selalu ada walaupun ditenfah

Orang tua menalami penyakit yang di derita

Setiap hari Ibunda merawat di Rumah Sakit berkali-kali

Setelah Ayahanda wafat karena terkena sakit jantung

Ia hanya menunggu jawaban rahasia dari tuhan

Langit pun tertolong dengan menjalankan waktu

Seolah-olah kejadian ini berinisiatif pelupa karena masa lalu

Masa lalu Ria di bilang terlalu suram sekali

Waktu ini tidak mengolah hasil pencapaian

Pergi hingga pulang selalu mencari pertolongan bagi-Mu

Entah sampai kapan kehidupan ini penuh penderitaan tanpa sedikit pertolonganmu kepada anugerah Tuhan

Surabaya, 8 Juni 2016

***

(10)

Ketika engkau berada di luar negeri engkau tidak temui lagi dengan kalian lagi

Selama ini perjuangan selama 3 bulan penuh bermakna

Pertemuan itu telah mengundang hasil canda tawa dan cerita yang mengikat waktu ke waktu

Mungkin di Negara itu banyak hal yang perlu di gali

Begitu juga dengan deskripsi berbagai aspek kehidupan

Kreasi tentu akan mencoba demi mengenal Indonesia

Surabaya sebagai kota pahlawan yang telah menumpahkan darah Indonesia

Orang Sunda terkenal serta mengenang masa persahabatan

Muslim menjadi terhandal dalam terbaik untukmu

Setiap jalan terbaik akan melihat realita sangat nyata

Tidak terpengaruh oleh berbagai emosi dan fikiran

Cukup terekam oleh semua kenangan dalam kebersamaan pada Ria

Orang Tua tidak luput dari perjuangan yang mendukungmu

Hal ini membuat gadis perjuangan tetap mengabdi anugerah ridho kepada tuhan tempat memberi pertolongan

Sekaligus sebagai memohon ampunan dari segala kesalahan

Berilah kami jalan yang lurus untuk samudra Syurga

Jagalah baik-baik dan jangan lupa untuk kami selamanya

Surabaya, 9 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun