Tembalang(10/02/2021) Sampai saat ini, sumber energi utama di Indonesia masih menggunakan energi fosil untuk menghasilkan batu bara. Padahal energi fosil adalah energi tidak terbarukan yang dapat habis dikemudian hari dan pembakarannya dapat merusak lingkungan. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat energi fosil masih menjadi penyumbang utama pembangkit listrik di Indonesia. Sumbangan energi fosil dari seluruh pembangkit listrik Indonesia mencapai 60.485 MW setara 85,31 persen dari total kapasitas terpasang nasional. Sedangkan Kelompok Energi Baru Terbarukan (EBT) baru mencapai 10.426 setara 14,71 persen dari total kapasitas terpasang. Pada dasarnya, EBT di Indonesia sangat berlimpah. Namun, target bauran energi 23% di tahun 2025 hanya bisa mampu mencapai 10%.
Salah satu mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP 2020/2021, Ivan Dwi Hascaryo Ardynugraha, dengan dibimbing oleh dosen pembimbing lapangan Bapak Ojo Kurdi S.T., M.T., Ph.D. mengadakan penyuluhan penggunaan solar panel rumahan untuk efisiensi energi listrik yang berlokasi di RT 7 RW 3 Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang. Target dari penyuluhan ini adalah rumah tangga dan pemilik rumah kos untuk dapat mengetahui manfaat dari solar panel untuk penghematan listrik. Data dari Institute for Essential Service Reform (IESR) menyebutkan bahwa potensi EBT surya mencapai 208 gigawatt (159 megawatt peak terealisasi). Dengan persebaran potensi EBT tersebut, seharusnya Indonesia mampu masuk dalam daftar 10 negara penghasil EBT terbesar dunia. Uniknya, 10 negara tersebut adalah negara-negara maju seperti Cina, Amerika Serikat, Brazil, Kanada, India, Jerman, Rusia, Jepang, Norwegia, dan Italia.
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini mampu menghemat listrik hinga 60% dari listrik komersil. Salah satu pengemban panel surya terbaik adalah dengan mengerjakan konsep perumahan mandiri. Konsepnya dengan memasang panel surya yang akan dipasang pada atap setiap rumah. Dengan menggunakan panel surya, rumah tersebut dapat menghemat listrik hingga 60%.
Prinsip kerjanya adalah, Photovoltaic Array adalah rangkaian dari beberapa Modul Surya, yang merupakan energi terbarukan (renewable energy) yang ramah lingkungan. PV Array ini pada siang hari akan menghasilkan energi listrik yang kemudian disimpan dalam baterai sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Kemudian Solar Charge controller merupakan peralatan yang berfungsi mengatur pengisian dari PV Array ke baterai agar tidak terjadi overcharge (pengisian berlebih) dan overdischarge (pembebanan berlebih).
Bidirectional Inverter merupakan peralatan yang berfungsi untuk merubah arus searah (DC) dari Modul Surya dan Baterai menjadi arus bolak-balik (AC) pada sisi beban. Disamping itu jika diperlukan, alat ini bisa dihubungkan dengan diesel generator untuk mensupport pengisian baterai dan mensuplai beban. Battery Bank merupakan peralatan penyimpan energi yang dihasilkan dari modul surya yang berfungsi sebagai cadangan energi.
Pada umumnya PLTS ada 3 jenis, yaitu on grid, off grid, dan on grid dengan baterai. On grid  berarti rumah terhubung dengan jaringan PLN sehingga tidak membutuhkan baterai, sedangkan off grid yaitu PLTS tidak terhubung dengan jaringan PLN sehingga sistem mebutuhkan baterai, yang terakhir adalah PLTS on grid dengan baterai yaitu PLTS yang rumahnya terhubung dengan pln sekaligus baterai.
Keuntungan dari PLTS sangat banyak sehingga sangat layak untuk di aplikasikan sebagai sumber energi listrik rumah, antara lain yang pertama adalah energi yang dihasilkan dari PLTS ini adalah energi bersih karena bersumber dari matahari, sehingga tidak menghasilkan polusi dan pencemaran udara, energi gratis dari matahari ini dapat dimanfaatkan kapan saja dan dimana saja selama matahari menyinari tempat tersebut. Kedua, pemasangan sistem PLTS sangat cepat dari pembangkit listrik yang lain, rata-rata 3 sampai 6 bulan penduduk sudah dapat menggunakan PLTS ini dan pengoperasiannya sangat mudah, tidak perlu keahlian khusus untuk dapat mengoperasikannya. Yang ketiga adalah sistem ini tidak membutuhkan biaya perawatan rutin, dan karena tidak menggunakan BBM baik bensin ataupun batu bara sehingga dapat menekan biaya operasional bulanan, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa PLTS dapat menghemat 60% tagihan listrik pada umumnya. Dan yang keempat adalah komponen PLTS memiliki umur teknis yang cukup memadai, sistem beroperasi dengan normal dan dirawat maka dapat bertahan hinggal 25 tahun lebih tanpa adanya perbaikan atau penggantian peralatan.
Dengan adanya penyuluhan ini, Bapak Rosyid Sulaiman merasa bahwa solar panel merupakan investasi yang bagus dimasa depan melihat dari manfaat yang diberikan oleh solar panel. Beliau berharap para pelaku rumah tangga dan pemilik kos dapat menambah pengetahuan tentang hematnya PLTS yang kemudian dapat ikut serta mengaplikasikan dirumah mereka agar menghemat sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.