Zaman sekarang komunikasi bukan sekadar alat untuk mentransfer pengetahuan, melainkan sebuah seni yang membentuk jiwa dan karakter manusia. Setiap kata yang diucapkan oleh siswa bukan hanya sekumpulan bunyi, tetapi cerminan dari pikiran, perasaan, dan moral yang melekat dalam diri mereka. Di sinilah pentingnya analisis wacana lisan, yang menjadikan cara komunikasi siswa sebagai objek vital untuk dipahami dan dihayati.Â
Analisis wacana lisan, yang mengkaji bagaimana bahasa digunakan dalam konteks percakapan sehari-hari, memberikan kita kenyataan untuk melihat lebih dalam ke dalam dunia komunikasi siswa. Setiap tuturan yang keluar dari mulut siswa kaya akan makna, yang dapat mengungkapkan berbagai aspek tentang diri mereka, mulai dari cara mereka berpikir, bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, hingga bagaimana mereka memposisikan diri di lingkungan sekitar.
Salah satu aspek penting dari analisis wacana lisan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola-pola komunikasi yang mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu, bagaimana siswa berpartisipasi dalam diskusi kelas dapat mengungkapkan bagaimana karakteristik siswa tersebut. Siswa yang lebih sering berbicara mungkin merasa lebih percaya diri atau memiliki posisi sosial yang lebih tinggi di antara teman-temannya, sementara mereka yang lebih pendiam mungkin merasa kurang nyaman atau tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk bersuara.
Dengan menganalisis pola-pola ini, pendidik dapat menciptakan strategi untuk membuat kelas lebih inklusif dan memberi ruang bagi semua siswa untuk didengar. Lebih dari itu, analisis wacana lisan juga melihat bagaimana siswa berbicara. Pilihan kata, intonasi, dan gaya bicara siswa memberikan petunjuk tentang sikap mereka. Siswa yang berbicara dengan nada penuh semangat mungkin menunjukkan minat dan antusiasme terhadap pelajaran, sementara nada yang datar atau enggan bisa menjadi tanda kebosanan atau ketidaknyamanan. Memahami nuansa ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan pendekatan bagi siswa, menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan memotivasi siswa.
Penulis
Ivana Magdalena & Muhammad Rohmadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H