Mohon tunggu...
Ivan Atmanagara
Ivan Atmanagara Mohon Tunggu... -

media culture & films buff

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Dewasa Bersama Sandler

4 September 2010   17:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adam Sandler sekali lagi dapat ide yang sebenarnya tidak baru dalam karir filmnya, yaitu memvisualisasikan fantasinya sendiri ke dalam layar lebar. Kali ini ia berperan sebagai Lenny Feder, agen artis hollywood kesohor yang memiliki istri perancang busana terkenal (diperankan oleh Salma Hayek). Reuni dengan teman-teman lama, menginap di tepi danau, berseluncur di waterboom, Sandler terlihat sangat menikmati perannya kali ini. Ia mengumpulkan teman-teman lamanya, orang-orang yang “lucu di masa lalu”, seperti Rob Schneider, Kevin James, Chris Rock and David Spade. Grown Ups (2010) sepintas menjanjikan sebuah drama yang kocak, hangat dan menyenangkan. Lalu dirancanglah sebuah cerita flashback, ketika Lenny dan kawan-kawan masih duduk di sekolah dasar. Saat itu mereka sedang menjalani pertandingan final bola basket antar sekolah, di mana tim Lenny secara dramatis keluar sebagai juara. Adegan kembali ke masa kini, yaitu 30 tahun kemudian, ketika lima sekawan sudah dewasa, grown ups, dan berkumpul kembali menghadiri upacara kematian mantan pelatih basket mereka. Masing-masing karakter tentu sudah jauh berubah. Lenny datang didampingi istrinya yang desainer kondang, bersama dua anak badung yang maniak gameGrand Theft-Auto dan seorang pembantu asal China yang lugu. Eric (James) datang dengan Caddie pinjaman bersama istrinya (Maria Bello) yang masih menyusui anaknya yang sudah berusia empat tahun! Kurt (Rock) bersama istrinya yang hamil tua dan setiap saat siap berperang mulut dengan mertuanya. Sedangkan Rob (Schneider) yang sejak SD sudah terkenaOedipus Complex didampingi oleh istri tuanya (Joyce Van Patten, 75 tahun). Rob juga telah memiliki tiga anak dari pernikahan terdahulu: dua gadis supermodel, satu cewek cupu. Formasi lima sekawan lengkap sudah ketika Marcus (Spade) yang masih bujangan hadir di tengah-tengah mereka. Jika dikumpulkan menjadi satu, orang-orang ini sebenarnya sudah bisa membuat grup sirkus. Dan, tebakan saya tepat: upacara pemakaman mereka buat menjadi pentas dagelan. Nah, landasan cerita sudah, perkenalan karakter sudah. Lalu sekarang saatnya dua adonan tersebut dicampur dengan bumbu-bumbu humor fisik, ejekan-ejekan sarkastis, dan (kadang-kadang) lelucon seksis. Grown Upsmencoba membuat penonton tertawa dengan air susu Maria Bello yang muncrat ke mana-mana, muka yang jatuh tepat di atas kotoran kuda, cowok-cowok yang melotot melihat bokong cewek seksi yang sedang memeriksa kap mobil, mengolok-olok keluarga Kardashians, atau memakai cult lelucon ulang tahun di mana kue tart dijedukin ke wajah. Sangat klise dan mudah diprediksi. Tim Robey, kolumnis The Telegraph, Inggris, bahkan menyebut kelima orang ini melakukan kejahatan terhadap komedi. Well, mungkin tidak seekstrem itu. Tetapi ketika Lenny menampar-nampar Rob dengan serpihan daging babi, saya mulai menyadari bahwa rasa humor Sandler memang sudah jauh melampaui batas manusia normal. Saya kurang tahu di mana ia mendapat lelucon tersebut. Mungkin dari planet Mars. Cerita yang menarik tentu diberi sedikit klimaks (saya menunggunya beratus-ratus tahun sebelum klimaks kecil akhirnya muncul). Ternyata mantan lawan-lawan basket Lenny dkk. dahulu juga berkemah di tempat yang sama. Pertandingan ulang tidak dapat dihindari. Kapten kesebelasan lawan terlanjur beranggapan bahwa Lenny berbuat curang dalam pertandingan yang sudah lewat tiga dekade itu. Oke, menegangkan sekali. Sementara itu para istri heboh menertawakan penjaga kolam renang berotot yang ternyata bencong, dan anak-anak serentak kencing di kolam renang. Lalu apa yang dilakukan sang nominator Oscar, Salma Hayek, di sini? Garing Salah satu tantangan terbesar komedi slapstick adalah upaya menyamakan persepsi aktor dan para penonton. Apakah hal-hal yang divisualisasikan di layar lebar juga lucu bagi kita yang membayar tiket? Hal yang sama juga merupakan risiko bagi para aktor komedi. Seringkali Sandler dkk. masih berusaha keras melucu padahal penonton sudah lama berhenti tertawa. Apakah dengan membuat “video liburan” ini, orang-orang tersebut mendapat kesenangan batin, saya kurang tahu. Mereka asyik sendiri. Saya sering menonton film yang “tidak peduli” dengan penonton. Ini salah satunya. Oke, memang ada adegan dan kalimat-kalimat bagus dalam Grown Ups. Misalnya ketika mereka berkumpul dan membuat pengakuan tentang kehidupan pribadi masing-masing. Rob dan istrinya terlihat sangat menyayangi satu sama lain. Manis dan menyentuh. Tapi adegan tersebut tidak mengalir secara alami dan tidak nyambung dengan film secara keseluruhan. Mereka diceritakan sudah lama tidak bertemu, tetapi setiap lelucon yang dilontarkan oleh salah satu karakter, langsung klop dan ditanggapi dengan cepat oleh karakter lainnya. Semua berlomba-lomba mengeluarkan lelucon terbaiknya. Kadang diulang-ulang sehingga melelahkan. Dengan semua uang yang dia miliki berkat Happy Madison Pictures, seharusnya sesekali Sandler membuat film-film besar. Kita rindu pada sosoknya ketika memerankan The Wedding Singer (1998) atau Punch-Drunk Love (2002); bermain dalam film “sungguhan” dan menunjukkan pada orang bahwa dia memang bisa berakting. Namun sejak saat itu, ia lebih sering keluar masuk nominasi Razzie Awards, penuh dengan film komedi garing. Grown Ups tidak terkecuali. Rotten Tomatoes hanya memberi rating 9%, yang artinya sangat busuk. Saya mungkin banyak tertawa selama menonton Grown Ups; menertawakan diri sendiri karena telah menonton dan sempat-sempatnya membuat ulasan film ini. Tetapi justru di situlah letak kelucuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun