Mohon tunggu...
Ivana Defrintya Karyadi
Ivana Defrintya Karyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berita-berita terkini

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Karyawan dalam Menerapkan Model Kerja Hybrid di Tengah Pandemi

21 Desember 2021   15:32 Diperbarui: 21 Desember 2021   15:37 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

             Melihat situasi masa kini, yang mana bermula dari tahun lalu yaitu situasi yang membawa perubahan yang sangat besar bagi kehidupan kita. Menjauhkan diri dari masyarakat menjadi solusi untuk menyelamatkan nyawa orang-orang, terutama di sekitar kita. Dengan adanya hal ini, akhirnya menimbulkan sebuah kesenjangan di antara masyarakat, yang mana juga mempengaruhi cara mereka dalam berkomunikasi, terlebih pada saat di tempat kerja. Dengan adanya situasi ini akhirnya memunculkan sebuah model yang mana memberikan kemudahan bagi orang-orang yang bekerja dalam suatu perusahaan ataupun yang masih bergerak di dalam organisasi, model kerja ini dinamakan dengan hybrid. Model kerja hybrid saat ini tengah marak-maraknya, yang mana banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan, organisasi, maupun dalam hal pendidikan.

            Komunikasi hybrid juga menjadi salah satu hal yang marak dilakukan saat ini, banyak orang yang juga melakukan komunikasi hybrid demi menjaga silaturahmi, ataupun untuk tetap melaksanakan pekerjaannya. Dengan adanya komunikasi hybrid kita mendapat keuntungan, yaitu kita dapat lebih fleksibel dalam memilih lingkungan kerja sesuai apa yang diinginkan, kemudian kita juga tetap bisa menjaga hubungan dengan orang lain tanpa harus bertemu, tetap memiliki kehidupan yang baik serta sehat. Selain itu komunikasi hybrid juga bisa memastikan informasi-informasi dapat tersampaikan dengan baik, melalui komunikasi hybrid ini para pekerja juga memungkinkan untuk melakukan pertemuan bisnis di selang waktu kegiatan sehari-hari, yang mana juga dapat meningkatkan produktivitas serta mengurangi tingkat stress pada diri kita, dengan adanya hal ini akhirnya tercipta kesinambungan dalam aliran kerja. Adanya model kerja hybrid ini juga menjadi tantangan bagi karyawan-karyawan perusahaan, meliputi:

Ketidaksejajaran antar karyawan

            Dalam masa hybrid, banyak perusahaan yang juga mengakui manfaat dari adanya hybrid working, dan juga dilihat dari komunikasinya. Dapat dilihat bahwa cara kerja melalui model hybrid ini juga dapat mendatangkan tantangan bagi sebagian besar perusahaan, untuk memastikan bahwa dengan menerapkan model kerja hybrid ini berhasil diimplementasikan, perusahaan harus bisa membuktikannya dengan mengatasi isu-isu dan membuktikan implementasi komunikasi hybrid ini dapat sukses. Dengan menggunakan model kerja hybrid ini, akan terdapat hal-hal ketidaksejajaran antara karyawan yang berada di kantor dan karyawan jarak jauh. Jika diimplementasikan, model kerja hybrid ini dapat mengarah ke ketidaksejajaran antara karyawan di kantor dan di rumah. Padahal salah satu permintaan utama dalam model kerja hybrid ini adalah terdapatnya keseimbangan antara otonomi dan kolaborasi, yang mana kita harus bisa memastikan dan mengatur model kerja hybrid ini. Langkah yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi hal ini, bisa tetapkan hari-hari tertentu untuk pekerjaan di kantor dan membuat jadwal kerja yang difokuskan pada kolaborasi, serta tetapkan hari-hari di mana semua karyawan bekerja dari rumah dan kegiatan dikhususkan pekerjaan yang lebih otonom sehingga tidak memerlukan interkasi pribadi.

Ketidakseimbangan Pertemuan 

           Mengikuti model kerja hybrid, perusahaan harus bisa membuat pertemuan yang luar biasa bagi setiap karyawan, yang mana sebenarnya karyawan bebas untuk memilih dalam hal menyeimbangkan bekerja di kantor dan bekerja dari rumah. Keseimbangan dalam hal ini yaitu pertemuan antara karyawan di kantor dan karyawan jarak jauh menjadi hal yang sangat dipertimbangkan. Dalam hal ini, dalam mengatasinya dalam setiap pertemuan kita dapat membuat video standar yang di mana karyawan yang berada dalam keadaan jarak jauh bisa tetap mengikuti pertemuan dan tidak merasa ditinggalkan.

Timbulnya Prasangka 

             Selain permasalahan mengenai keseimbangan dalam karyawan yang bekerja di kantor dan yang bekerja dari rumah, terdapat juga hambatan utama yang mana mempengaruhi komunikasi efektif dalam pengaturan model kerja hybrid, yaitu prasangka yang dapat timbul antara karyawan di kantor dan karyawan jarak jauh. Hal ini sering kali terjadi di antara karyawan di kantor dan karyawan jarak jauh, di mana mereka yang bekerja dari jauh seolah-olah tidak mendapatkan apapun yang biasa terjadi di kantor, baik itu dalam hal tingkat professional ataupun sosial. Dengan timbulnya prasangka ini akhirnya dapat menimbulkan dampak yang dapat merusak diri karyawan, yang akhirnya mengakibatkan kurangnya kinerja karyawan dan terlalu berfokus hanya pada pekerjaan.

Memudarnya Budaya Perusahaan

            Setiap perusahaan pasti memiliki budaya yang sudah merekat semenjak perusahaan tersebut terbentuk, mengenal model kerja hybrid bisa menjadi hal yang dapat menipiskan ataupun memudarkan budaya yang ada pada suatu perusahaan. Masalah ini akan sangat dirasakan bagi karyawan jarak jauh, yang mana para karyawan tidak merasa terhubung dengan misi dari perusaahan tempat mereka bekerja. Keadaan ini akhirnya memunculkan rasa kekecewaan para karyawan jarak jauh terhadap perusahaan dan akhirnya menjadikan kehidupan kantor atau orang-orang yang berada di kantor yang bisa terfokus dengan kebudayaan perusahaan.

Kerjasama antar Tim

            Sebagaimana kita ketahui, dikarenakan lingkungan kerja konvensional saat ini bergerak ke struktur yang lebih hybrid maka terjadi lingkungan kerja yang lebih tertutup. Organisasi bisnis harus bisa lebih bekerja keras untuk mengatasi masalah yang ada pada tim-tim kerja, yaitu keheningan dalam tim, komunikasi yang kurang efektif, serta kurangnya saling infotmatif antar rekan tim. Dengan beralih ke model kerja hybrid ini, para karyawan jarak jauh akan lebih sulit dalam membangun interaksi dengan timnya ataupun tim lainnya.

Kesejahteraan Karyawan

            Setelah melihat permasalahan yang muncul dalam internal perusahaan sebelumnya, adapun satu hal yang paling penting, yaitu kesejahteraan karyawan yang mana dilihat dari kesehatan fisik dan mental dari para karyawan. Permasalahan ini dapat menjadi hal yang besar karna dapat menghambat komunikasi model kerja hybrid yang efektif, terlebih kita tidak mengetahui bagaimana latar belakang para karyawan yang bekerja jarak jauh ini, maka sebenarnya dapat dikatakan wajar saja jika terdapat beberapa karyawan jarak jauh yang merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan model kerja hybrid ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun