Menjadi harapan dalam keluarga bukanlah hal yang mudah, kita selalu dituntut untuk menjadi tonggak akhir didalamnya. Sebagai pemahaman, tidak ada seseorang yang menginginkan sebuah kegagalan dimasa depan, semua orang pasti memiliki keinginan untuk berhasil dengan sesuatu yang telah mereka rancang sesuai karakteristik yang dimilikinya.Â
Tolak ukur seseorang bukan dilihat pada bagaimana mengaplikasikan harapan orang lain untuk dirinya. Namun, tentang bagaimana menyesuaikan harapan orang lain dengan harapan dirinya sendiri, apakah kita mampu untuk merealisasi hal tersebut atau kita sendiri yang harus mengubah sebuah harapan tersebut kepada harapan yang kita inginkan.
Pertemanan, seiring bertambahnya usia kita cenderung lebih memprioritaskan kualitas pertemanan diandingkan kuantitas. Interaksi dengan deman sebaya membantu kita dalam membentuk citra diri melalui interaksi dalam kelompok sosial. Pertemanan pada segmen ini sangat berpengaruh positif terhadap kepuasan hidup seseorang yang dapat meningkatkan rasa solidaritas antar pertemanan.Â
Dibalik hal tersebut tentu ada beberapa tantangan dalam huungan pertemanan sehingga menjadikannya renggang tanpa adanya konflik yang pasti. Konflik tersebut terkadang muncul tanpa kita sadari, kita hanya mendapat segumpal cerita dari kelompok tertentu yang menjadikan konflik tersebut tak terbendung sehingga kita tidak dapat berpikir bagaimana penyelesaian konflik tersebut.Â
Kebanyakan, konflik serupa muncul atas dasar kesalahpahaman yang tidak kunjung dikupas tuntas hingga akar konflik tersebut.
 Tantangan tidak hanya muncul dalam bentuk konflik tetapi juga dalam bentuk pergeseran prioritas seiring dengan perubahan hidup dari pekerjaan atau tanggung jawab yang sedang dijalani.
Percintaan, menjalin hubungan romantis menjadi salah satu perkembangan utama pada fase ini. Dimana seseorang mulai mengeksplorasi keintiman dan membangun hubungan yang stabil dengan pasangan. Hubungan romantis dianggap sebagai salah satu sumber kebahagiaan setiap orang.Â
Namun, sumber kebahagiaan tersebut tidak menutup kemungkinan akan menjadi sumber kesedihan atau hal yang menyakitkan. Hubungan menjadi semakin rumit manakala didalam hubungan tersebut tidak berjalan dengan semestinya. Semua akan terasa hampa jika tidak ada cinta didalamnya.Â
Berbagai cara terus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi agar mampu mempertahankan hubungannya dengan baik, terkadang dibalik itu muncul permasalahan yang memperkeruh keadaan menggunakan perpisahan sebagai jalan keluarnya. Adanya perasaan egois menjadikan sebuah hubungan lebih rumit, namun pada hakikatnya kemunculan sifat egois ialah ketika kita tidak bisa memanipulasikan sesuatu yang orang lain inginkan.Â
Terjalinnya hubungan yang romantis pada seseorang membutuhkan pemahaman diri, kemampuan berkomitmen dan pengambilan keputusan. Hubungan yang terjalin dapat muncul dalam berbagai macam, dapat terjadi karena dua individu saling tertarik satu sama lain, dapat juga terjalin hubungan yang bermula dari pertemanan.Â
Munculnya perasaan dapat dirasakan oleh pasangan dalam bentuk keintiman yang terjalin diantara dua orang tersebut. Didalam keintiman yang terbentuk telah terbangun rasa kepercayaan, saling mengerti, saling menghargai, dan saling menerima satu sama lain.Â