Fungsi utama dari jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Â Â Jantung yang berdetak secara konstan dalam memompa darah dapat mengalirkan lebih dari 14.000 liter per hari. Jantung terdiri dari empat ruang utama yang berfungsi sebagai pompa pada sistem sirkulasi darah, yaitu atrium yang terbagi menjadi atrium dexter dan atrium sinister, dan ventrikel yang terbagi menjadi ventrikel dexter dan sinister. Â Cara kerja jantung dalam memompa darah yaitu ketika berdenyut setiap ruang di jantung akan mengendur dan terisi darah (diastol). Â Kemudian jantung akan berkontraksi dan memompa darah keluar dari jantung (sistol).
Jantung manusia berdetak sekitar 100.000 kali / hari. Detakan jantung ini diatur oleh sistem listrik internal yang berada di jantung yang dinamakan pacemaker (pacu jantung). Selain untuk mengatur laju detakan pada jantung, pacemaker juga berguna untuk membuat otot pada jantung berkontraksi sehingga dapat memompa darah ke bagian-bagian tubuh.
Otot pada jantung memiliki sifat-sifat khusus sehingga dapat menghantarkan impuls (rangsangan listrik), Â yaitu otomatisasi, ritmisasi,konduktifitas,dan daya rangsang. Otomatisasi adalah kemampuan menghasilkan impuls secara spontan. Ritmisasi adalah pembangkitan impuls yang teratur. Konduktifitas adalah kemampuan untuk menyalurkan impuls. Daya rangsang adalah kemampuan untuk menanggapi stimulasi.
Terdapat 4 macam pacemaker pada jantung. Reaksi pertama dilakukan oleh nodus sinoatrial (nodus SA) terletak di antara atrium kanan dan vena cava superior.  Nodus SA membangkitkan  rangsangan listrik secara teratur dengan frekuensi normal  60-100 kali per menit. Setelah dari atrium kanan, impuls melewati jalur internodus menuju ke pacemaker kedua yaitu Atrio ventrikel (Nodus AV). Â
Nodus AV Â sebagai penerus antara atrium dan ventrikel. Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel sel pada Nodus AV menghasilkan impuls dengan frekuensi yang lebih rendah dari nodus SAyaitu sekitar 40-60 kali per menit. Frekuensi yang dihasilkan lebih rendah mempunyai tujuan agar impuls jantung dari atrium ke ventrikel tidak berjalan begitu cepat sehingga dapat mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel.Â
Nodus AV mempunyai sifat sebagai filter. Artinya, kalau terlalu banyak denyut jantung dari nodus SA tadi yang dialirkan ke nodus AV, maka denyut jantung tadi akan dikurangi sampai normal, misalnya, 600 kali ada denyutan di daerah serambi maka yang akan diterima oleh nodus AV untuk diteruskan ke bilik hanya 100 kali.
Dari nodus AV impuls menuju ke pacemaker ketiga yaitu  berkas  his pada septum interventrikular. Terdapat 2 cabang pada septum interventrikular yaitu cabang berkas kiri (Left Bundle Branch) dan cabang berkas kanan (Right Bundle Branch). Setelah 2 cabang ini terlewati, impuls akan berpindah lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu pacemaker keempat, serabut purkinje. Serabut purkinje merupakan bagian ujung dari right bundle branch.
Serabut purkinje mengeluarkan impuls dengan kecepatan 20-40 kali per menit. Serabut ini memiliki ukuran yang sangat besar, bahkan lebih besar dari serabut otot ventrikel lainnya.Â
Serabut purkinje dapat menghantarkan impuls dengan sangat cepat bahkan lebih cepat 6 kali dari otot jantung biasanya  sekitar 1,5-4 meter per detik. Melalui serabut purkinje, impuls  akan menyebar ke seluruh dinding ventrikel yang kemudian mengalami depolarisasi  dan timbul kontraksi di ventrikel.  Setelah itu, proses ini akan kembali lagi dari Nodus SA.
Dari awal impuls jantung pertama-tama memasuki berkas AV sampai ke ujung serabut purkinje, total waktu yang dibutuhkan hanya 0,03 detik. Hal ini menandakan bahwa saat impuls memasuki sistem purkinje, impuls akan menyebar dengan cepat ke seluruh permukaan endokardium otot ventrikel.
Nodus SA memiliki frekuensi impuls  yang paling besar daripada berkas AV dan serabut purkinje. Nodus SA juga sebagai pengatur kecepatan denyut seluruh jantung karena nodus SA mempunyai kemampuan eksitasi sendiri yang dapat menggerakkan jantung secara otomatis.
Lalu bagaimana  jika Nodus SA mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi  seperti sedia kala ? Pada kasus seperti ini sebenarnya apabila nodus Sino Atrial mengalami kerusakan yang mengakibatkan tidak dapat mengirim denyutan, dapat digantikan dengan nodus Atrio Ventrikular. Lalu jika Atrio Ventrikular  juga tidak dapat berfungsi, bisa digantikan dengan berkas his  dan berkas his juga dapat digantikan oleh berkas purkinje.             Â
Walau Nodus SA dapat digantikan oleh pacemaker lainnya, namun hal itu tetap dapat berpengaruh terhadap kinerja jantung itu sendiri yang menyebabkan denyutan yang dihasilkan  akan berkurang. Dengan berkurangnya denyut jantung ini, darah yang dialirkan ke seluruh tubuh pun juga berkurang dan semakin lambat. Hal ini juga membuat oksigen dan nutrisi yang terdapat di dalam darah tidak terpenuhi bagi tubuh.
Nodus SA tidak bekerja dengan baik karena adanya gangguan irama jantung yang abnormal. Hal ini sering disebut dengan Sindro Sinus Sakit (Sick Syndrom Sinus). Sindro Sinus Sakit sejenis dengan aritmia. Aritmia parah dapat merusak organ vital tubuh dan bahkan dapat menyebabkan kehilangan kesadaran atau kematian. Aritmia terdiri dari Bradikardia (denyut jantung abnormal lambat), Takikardia (denyut jantung abnormal cepat) dan keduanya bisa juga sama -- sama terjadi.
Bradikardia adalah kondisi saat denyutan yang ada pada jantung lebih lambat dari kondisi normal. Denyutannya sekitar dibawah 60. Hal ini disebabkan karena nodus SA tidak berfungsi semestinya yang dikenal dengan nama heart block.Â
Kondisi heart block terjadi saat adanya masalah dengan laju listrik antara atrium dan ventrikel sehningga  sinyal alami untuk memacu jantung yang dikeluarkan nodus SA pun menjadi tertunda. Bradikardia dapat  menjadi masalah yang serius jika tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Takikardia adalah kondisi saat denyutan yang ada pada jantung lebih cepat dari kondisi normal. Denyutannya adalah di atas 100. Detak jantung yang terlalu menyebabkan jantung tidak dapat memompa secara efektif dan membuat darah yang disuplai menjadi berkurang baik ke seluruh tubuh maupun ke jantung itu sendiri. Hal yang sama pun akan terjadi seperti bradikardia yaitu oksigen yang diberikan ke organ-organ tubuh tidak tercukupi.
Terdapat juga kondisi detak jantung yang tidak stabil yaitu fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium merupakan kondisi saat atrium jantung berdenyut tidak beraturan dan cepat. Hal ini dapat terjadi karena terlalu banyak sinyal yang melewati nodus AV yang mengakibatkan kerusakan struktur jantung seperti adanya gangguan sinyal yang diberikan sehingga atrium gagal mengalirkan darah ke ventrikel. Kondisi ini dapat menyebabkan penggumpalan darah, stroke, dan gagal jantung.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa bradikardia, takikardia, dan fibrilasi atrium dapat mengakibatkan kegagalan pada jantung akibat dari abnormalnya fungsi pacemaker.
Gagal jantung sendiri sebenarnya merupakan kondisi disaat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan lancar ke seluruh tubuh. Kondisi ini dikenal dengan istilah gagal jantung kongestif. Â
Ada empat jenis gagal jantung, yaitu gagal jantung sebelah kiri (ventrikel sinister tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen), gagal jantung sebelah kanan (ventrikel dexter tidak dapat mengambil oksigen di paru -- paru karena darah tidak mengalir dengan lancar), gagal jantung sistolik (terhambatnya penyaluran darah ke seluruh bagian tubuh karena otot jantung tidak berkontraksi dengan baik), dan gagal jantung diastolik (jantung sulit terisi darah akibat otot yang kaku).
Berdasarkan rentang waktu berkembangnya gejala penyakit, gagal jantung terbagi menjadi dua,yaitu gagal jantung kronis dan gagal jantung akut. Pada gagal jantung kronis,gejala berkembang secara bertahap dan lama. Sedangkan pada gagal jantung akut, gejala berkembang secara cepat. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Gejala gagal jantung yaitu  adanya sesak napas (saat beraktifitas maupun tidak), tubuh lelah sepanjang waktu, dan pembekakan kaki serta pada pergelangan kaki. Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya kondisi gagal jantung ini, yaitu ekokardiogram, elektrokardiogram, dan tes darah. Tes ini dilakukan guna mengetahui kondisi kinerja pada jantung dan jenis gagal jantung apa yang diderita.
Bukan berarti jika seseorang mengalami gagal jantung maka jantungnya sudah tidak berfungsi lagi, namun dikarenakan kinerja yang dihasilkan oleh jantung tidak seperti senormal yang dulu akibat dari terdapat pacemaker yang mengalami gangguan / kerusakan. Walaupun hanya satu pacemaker saja yang mengalami kerusakan, hal itu dapat dapat membuat sistem kinerja jantung menjadi berkurang sehingga berpeluang mengalami gagal jantung.
Untuk saat ini tidak ada obat yang tersedia dalam bentuk pil untuk dapat dikonsumsi secara teratur guna meningkatkan denyut jantung. Satu-satunya metode yang diyakini dapat meningkatkan denyut jantung adalah penggunaan pacemaker (buatan). Pacemaker buatan ini dapat mengirim sinyal-sinyal elektrik guna menghasilkan denyut-denyut jantung.
Pacemaker dapat bersifat sementara atau permanen. Pacemaker sementara digunakan untuk mengobati masalah detak jantung sementara, seperti detak jantung lambat yang disebabkan oleh serangan jantung, operasi jantung atau overdosis obat. Â Â Denyut jantung yang perlahan abnormal diidentifikasi adalah transient (berlangsung hanya beberapa hari saja) dan disebabkan oleh hal yang bisa diperbaiki. Pacemaker sementara dapat dengan mudah dilepaskan jika denyut jantung kembali normal.
Sedangkan pacemaker permanen digunakan jika denyut jantung perlahan menjadi kronik (berlangsung lama) dan diidentifikasi tidak dapat kembali seperti semula.
Namun, yang namanya buatan manusia pasti mempunyai kekurangan. Alat pacu jantung buatan ini dapat menyebabkan beberapa efek samping, antara lain seperti pembekakan pada bagian sayatan  bekas operasi penanaman alat pacu jantung, infeksi, keruakan pada saraf, dan mengempisnya paru-paru.
Kesimpulan yang didapat dari berbagai macam pernyataan diatas adalah bahwa gagal jantung tidaklah hanya disebabkan oleh nodus SA saja yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan denyut jantung.   Apabila ada satu pacemaker saja yang mengalami kerusakan, kondisi ini dapat berpeluang mengalami  gagal jantung. Orang yang mengalami gagal jantung, bukan berarti jantungnya sudah tidak berfungsi lagi, melainkan kemampuan jantung dalam memompa darah yang mengandung oksigen tidak berjalan maksimal sehingga oksigen yang diedarkan tidak tercukupi ke organ-organ tubuh.
Pada beberapa kasus yang sudah terjadi, gagal jantung tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Penanganan yang dapat diberikan berupa kombinasi obat-obatan, peralatan penopang jantung, dan operasi yang dirasa diperlukan bagi kondisi penderita.
Gagal jantung dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat seperti makan-makanan yang bergizi, membatasi asupan garam, lemak, gula, rutin berolahraga, tidak merokok,mengonsumsi madu yang dapat menguatkan otot jantung, menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah.
Sekian penjelasan dari penulis mengenai gagal jantung akibat tidak berfungsinya pacemaker. Mohon maaf apabila ada salah kata yang kurang berkenan di hati para pembaca dan semoga artikel ini dapat berguna bagi kita semua, sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H